"Tzu Ching, Jia You"

Jurnalis : Henry Jusrin dan Helen (Tzu Ching), Fotografer : Yanuar Budiman dan Helen (Tzu Ching)

fotoUsai acara para peserta Gathering Tzu Ching ini menerima suvenir dan cindera mata.

“Taburkan benih kebajikan di lahan batin. Dengan bertambahnya satu benih kebajikan akan mengurangi peluang tumbuhnya sebatang rumput liar.” (Kata Perenungan Master Cheng Yen)

 

 

Xin Nian Kuai Le! Gong Xi Fa Cai! Tahun Baru Masehi 2012 dan Tahun Baru Imlek 2563 baru saja selesai dirayakan oleh etnis Tionghoa di Indonesia dan di seluruh dunia. Tak terkecuali Tzu Ching (Muda Mudi Tzu Chi), yang turut merayakan momen pergantian tahun ini. Pukul 9 pagi, 29 Januari 2012, bertempat di Aula Lantai 2 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat, mereka berkumpul kembali dalam acara Gathering Tzu Ching 2012 guna membangun kembali semangat Tzu Chi di awal tahun Masehi dan tahun baru Imlek.

Tzu Ching yang berlatar belakang mahasiswa/i dari berbagai universitas ini datang ke gathering kali ini. Di antaranya, terdapat mahasiswa/i yang ingin mengenal Tzu Chi dan Tzu Ching lebih jauh lagi. Sebanyak 82 mahasiswa/i dan beberapa anggota Tzu Shao hadir pada acara ini. Acara diawali dengan melantunkan Mars Tzu Ching yang diiringi dengan shou yu, dan membacakan 10 Sila Tzu Chi. Setelah itu, para peserta dibimbing oleh Chandra Xue Zhang untuk melaksanakan Rao Fo Rao Fa (pradaksina) untuk menenangkan hati dan pikiran setiap peserta agar fokus selama acara itu berlangsung.

Suasana semakin seru ketika MC mengajak peserta bermain games. Dengan kaki yang terikat satu sama lain, 1 tim yang terdiri dari 10 orang harus bergandengan tangan bersama-sama untuk mencari kertas yang bertuliskan nama mereka sendiri serta nama teman tim mereka. Games yang membangkitkan semangat serta kekompakan ini, selain bertujuan menjalin pertemanan antara teman-teman Tzu Ching juga bermakna bahwa untuk mencapai suatu tujuan maka setiap orang dalam kelompok harus saling berusaha bersama dan tidak boleh berpikir hanya untuk kepentingannya sendiri. Selagi kita masih muda dan masih dapat melakukan banyak hal maka kita harus lakukan, karena Tzu Ching merupakan generasi masa mendatang  Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Gathering ini diikuti oleh sebanyak 82 anggota Tzu Ching dan beberapa anggota Tzu Shao (Kelas Budi Pekerti Tzu Chi) (kiri).
  • Beragam permainan dilakukan untuk memeriahkan suasana dan menambah keakraban di antara sesama anggota Tzu Ching (kanan).

Bagian acara yang tidak kalah menarik adalah tukar kado. Setiap orang yang hadir membawa kado yang nantinya akan ditukar dengan teman yang lainnya dengan cara diacak. Beragam hadiah dibalik bungkus kado yang dibawa oleh teman-teman Tzu Ching, mulai dari gelas minum, buku, hingga bakul nasi.

Penerusan Jalan Tzu Ching
Kilas balik Tzu Ching mengingatkan kembali kepada kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan Tzu Ching Indonesia selama kurun 2 tahun lalu. Dan menyambut tahun yang baru, dilaksanakan serah terima jabatan kepada pengurus baru yang ditandai dengan penyerahan tanggung jawab dari Indra Wijaya Xue Zhang kepada Hasan Basri. Sebuah momen dimana langkah Master Cheng Yen diteruskan kepada generasi penerus Tzu Ching Indonesia. Langkah yang tidak boleh terhenti begitu saja, namun harus diteruskan ke depannya.

Elvy Kurniawan Xue Jie memberi pesan setelah penyerahan tanggung jawab itu kepada seluruh Tzu Ching yang hadir. “Jagalah diri baik-baik, sebarkan cinta kasih kepada sesama, dan anggaplah kesulitan itu sebagai pelajaran bagi kalian. Karena kesulitan bukan hanya ditemukan di Tzu Chi, tapi di semua aspek kehidupan. Tapi, tergantung bagaimana kita menghadapi dan menyelesaikannya.”

foto  foto

Keterangan :

  • Sharing-sharing dari para anggota Tzu Ching yang sudah mengikuti Tzu Ching Camp Internasional dan Tzu Ching Camp VI di Jakarta juga dapat menginspirasi anggota lainnya (kiri).
  • Tzu Ching adalah harapan Tzu Chi di masa depan. Keutuhan dan kekompakan Tzu Ching sangat dibutuhkan untuk meneruskan visi misi Master Cheng Yen di jalan kemanusiaan (kanan).

Sharing yang membimbing
Sharing para Tzu Ching yang pulang ke kampung halaman batin dan Tzu Ching yang menjadi peserta di Tzu Ching Camp VI November lalu, menjadi satu sesi yang penting. Para Tzu Ching yang pulang dan hadir pada acara gathering, diantaranya Chandra Wijaya, Juliana Santy, Chandra Ferdian, dan Diana memberikan suatu gambaran indah mengenai kampung halaman batin. Kejadian-kejadian menarik, kenangan-kenangan mereka, memberikan suatu inspirasi dan tekad bagi para Tzu Ching untuk pulang ke Hualien, tempat dimana Tzu Chi bermula dan berkembang hingga sekarang. Dipandu oleh Andy Wang Xue Zhang, para Tzu Ching berbagi kesan-kesan yang menginsipirasi mereka, dan tekad mereka ketika di sana. Salah satu tekad yang dibuat oleh Chandra dan Juliana yaitu mereka berharap suatu saat dapat kembali lagi ke sana untuk berkata, “Shigong Shangren Nin De Haize Hui Lai Le.” (Master, anakmu telah kembali), kalimat yang hanya diucapkan oleh alumni Tzu Ching pada saat mereka akan dilantik menjadi komite.

Sharing pengalaman dan perasaan juga disampaikan oleh beberapa Tzu Ching yang ikut serta di Tzu Ching Camp VI. “Baru pertama kali saya menangis ketika melihat dan merenungi tentang orang tua saya,” kata Vistha. Hal ini juga dirasakan sendiri oleh Henry Jusrin. Walaupun tidak ikut sebagai Tzu Ching Camp VI, namun ia merasakan sesuatu yang berbeda di Tzu Ching Camp VI. “Sebuah kegiatan keagamaan berbeda yang saya ikuti. Tidak hanya mengajarkan teori, tetapi langsung mengajarkan tentang praktik.”

Kesan yang menyenangkan
Gathering Tzu Ching kali ini, membawa inspirasi tersendiri bagi Willip dan Yesica Mulyiany. Dua mahasiswa/i dari Binus University ini mengaku mendapatkan sesuatu yang baru. “Awal-awalnya sering lihat drama DAAI TV, lalu mau kenal Tzu Chi lebih lanjut. Ini menambah pengetahuan tersendiri bagi saya,” kata Willip. Sedangkan bagi Yesica Mulyiany atau yang lebih akrab dipanggil Chika, hatinya tergerak oleh ceramah Master Cheng Yen dan semangat Tzu Chi. “Tergerak hatiku untuk menyelamatkan bumi sebelum terlambat. Sesuai kata-kata Master, lai bu ji,” ujarnya.

Tahun baru telah dimulai. Lembaran baru telah dibuka, semangat dan misi Tzu Chi yang diemban oleh para insan Tzu Ching ini harus terus menyala. Semoga kita dapat menjadi lilin kecil yang terus bertambah banyak, sehingga suatu saat akan menerangi dan menyinari seluruh tempat di dunia. Tzu Ching, Jia You!

  
 

Artikel Terkait

Mewariskan Budaya Bervegetarian

Mewariskan Budaya Bervegetarian

10 Oktober 2011 Menu makan siang hari ini pun siap dan kami segera membawanya ke ruang penyajian untuk disiapkan bagi 10 kelas murid-murid primary. Setelah persiapan pembagian selesai mulailah kami bawa ke lantai 1 dimana kelas anak-anak berada.
Melawan Rasa Malu dengan Semangat

Melawan Rasa Malu dengan Semangat

15 Juni 2023
Bukan hal yang mudah bagi Dessy Chandra untuk hidup bersama penyakit langka Pemfigus Vulgaris. Namun dibalik kondisinya tersebut, ia pun bersemangat untuk sembuh dan melawan rasa malu karena kondisi kulitnya yang berbeda.
Kunjungan yang Bermakna untuk Oma dan Opa

Kunjungan yang Bermakna untuk Oma dan Opa

22 Juni 2016
Relawan Tzu Chi Komunitas Kebon Jeruk 1 dan Kebon Jeruk 3 mengunjungi Panti Werdha Sahabat Baru, Minggu 19 Juni 2016. Selain memberikan penghiburan, relawan juga mengajak oma dan opa merangkai gelang.
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -