Ajang pembinaan diri bagi Tzu Ching

Jurnalis : Nirwan ’Acin’ Kawasaki (Tzu Chi Singkawang), Fotografer : Bambang Mulyantono
 

fotoDi kelas budi pekerti diajarkan untuk membuat kerajinan tangan bersama para peserta.

Dalam setiap kegiatan Tzu Chi, para relawan selalu menerapkan budaya humanis dalam berinteraksi dengan sesama. Sangatlah baik bila budaya humanis Tzu Chi tersebut bisa dibawa pulang ke rumah masing-masing. Oleh karena itu di Kantor Penghubung Tzu Chi Singkawang dibentuk kelas budi pekerti untuk anak-anak yang mengikuti kegiatan orang tuanya (Shigu-Shibo).

Minggu 24 Maret 2013, merupakan pertama kali diadakan kelas budi pekerti dengan tema yang diusung "bersyukur", dan Tzu Ching yang bertanggung jawab untuk kelas ini. Rencana awal hanya anak-anak yang biasa mengikuti kegiatan Shigu-Shibo saja yang direkrut. Namun karena dibantu promosi Shigu-Shibo serta keikutsertaan anak-anak dari Gan En Hu maka jumlah pesertanya terus bertambah dari target awal yang hanya 30 anak.

Untuk menangani kegiatan ini, Tzu Ching dibagi manjadi beberapa tim. Ada tim konsumsi, kerajinan tangan, dan persiapan materi. Semua berperan dengan sangat baik dalam tugas masing-masing dan usaha teman-teman dalam mendukung kelancaran acara ini. Sungguh sangat mengharukan. Kelas berlangsung dari pukul 10.00 sampai pukul 12.00, jadi kelas di akhiri dengan makan siang sebelum anak-anak pulang.

Tim konsumsi bangun pagi-pagi untuk menyiapkan makanan. Tim kerajinan tangan menyiapkan bahan-bahan souvenir gantungan lucu-lucu, yang dikerjakan bersama-sama di kelas dan baru rampung setelah pertemuan yang keempat. Setelah jadi, souvenir tersebut dibawa pulang oleh adik-adik yang mengikuti kelas.

foto   foto

Keterangan :

  • Sebanyak 30 anak mengikuti kelas budi pekerti pada hari Minggu, 24 Maret 2013(kiri).
  • Salah satu Tzu Ching membagikan makanan kepasa para peserta kelas budi pekerti (kanan).

Banyak yang kita ingatkan kepada adik-adik. Seperti bagaimana berbicara, bersikap, berperilaku yang baik. Bersyukur atas apa yang telah dimiliki. Selama kegiatan adik-adik peserta dibagi dalam kelompok. Masing-masing kelompok dimentori oleh satu Tzu Ching. Tugas Tzu Ching ini adalah menjaga dan membantu adik-adik menyerap materi yang disampaikan.

Kelas yang sederhana, tetapi proses yang luar biasa. Sampai artikel ini ditulis setelah empat kali pertemuan kelas budi pekerti. Pertemuan bulan Juni yang lalu, Tzu Ching mengajari adik-adik membuat souvenir berupa gelang dari tali. Semua menyukainya, termasuk teman-teman Tzu Ching sendiri.

Manfaat kelas budi pekerti ini tidak hanya dirasakan oleh adik-adik kelas saja, tetapi teman-teman Tzu Ching juga merasakannya. Adik-adik menjadikan kita sebagai contoh belajar sehingga kita berusaha belajar menjadi lebih baik lagi. Karena selama kita mau belajar, maka setiap orang bisa menjadi inspirasi kita. Selamat belajar.

 

  
 

Artikel Terkait

Waisak 2019: Sederhana Namun Penuh Makna

Waisak 2019: Sederhana Namun Penuh Makna

14 Mei 2019

Ada yang berbeda pada perayaan Tiga Hari Besar Tzu Chi yang diselenggarakan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada Minggu, 12 Mei 2019. Altar Buddha yang biasanya dihias dengan menggunakan bermacam variasi bunga hidup dan berwarna, kali ini hanya dihiasi dengan satu jenis bunga dalam pot yang dibalut dengan karung goni.

Tujuh Tahun Konsisten Membangun Tekad Pelestarian Lingkungan

Tujuh Tahun Konsisten Membangun Tekad Pelestarian Lingkungan

10 Agustus 2018
Perlahan namun pasti kegiatan pelestarian lingkungan itu mulai diminati warga. Banyak yang bersumbangsih dan terinspirasi menggalang hati warga untuk turut melakukan prinsip 5R (rethink, reduce, repair, reuse, recycle) dalam mengelola barang-barang.
Berkumpul Keluarga Semarga di Tzu Chi

Berkumpul Keluarga Semarga di Tzu Chi

08 Agustus 2018
Jalinan jodoh baik terus digalang oleh relawan Tzu Chi di manapun berada. Di Jakarta, relawan Tzu Chi baru saja menjalin jodoh dengan 850 orang bermarga Chai yang tergabung dalam Perkumpulan Marga Chai Se-Asean dan Sedunia.
Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -