Baksos Ke-90:Melakukan dengan Sukarela, Menerima dengan Sukacita

Jurnalis : Ciu Yen (He Qi Pusat), Fotografer : Ciu Yen (He Qi Pusat)
 
 

foto
Relawan Tzu Chi dengan penuh kasih dan perhatian menuntuk pasien usia lanjut yang mengikuti kegiatan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-90 di Serang, Banten.

"Apakah hal yang paling bernilai dalam kehidupan? Cinta kasih. Mereka yang senang berkorban dan dapat memberikan cinta kasih akan selalu berbahagia. Hidup mereka akan penuh arti."
(Sanubari Teduh, Jilid Satu)

 

Pukul 04.30 WIB, pagi itu suara alarm membangunkan saya dari tidur yang lelap. Segera saya pun bangkit dari tidur meskipun harus sedikit memaksakan diri karena masih diselimuti oleh rasa kantuk. Bergegas saya pun mempersiapkan diri. Langit kala itu masih gelap dan udara pagi pun terasa sangat segar. Jalanan yang masih sepi oleh hiruk pikuk kendaraan membuat suasana pagi itu terasa sunyi. Hari ini saya beserta beberapa relawan lainnya akan melakukan sebuah perjalanan menuju ke Serang, Banten. Ya, hari ini adalah hari yang mungkin telah dinanti-nantikan oleh para pasien penerima bantuan Tzu Chi, sama halnya seperti saya yang menantikan hari ini untuk mencatat dan mendokumentasikan sejarah insan Tzu Chi di Indonesia.
 
Cuaca mendung mengiringi perjalanan kami di pagi hari Sabtu, 13 April 2013, seolah-olah mentari yang hangat itu malu untuk menunjukkan dirinya. Saat ini jam menunjukkan pukul 07.20 WIB pagi. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu setengah jam akhirnya kami tiba di lokasi kegiatan. Di area yang sangat luas itu kami disuguhi oleh pemandangan rerumputan hijau dan pepohonan yang tinggi di sepanjang jalan membuat tempat itu yang lebih mirip sebuah taman terlihat sangat asri dan nyaman. Kebersihan tempat ini juga terjaga dengan baik. Saat tiba dilokasi terlihat sekelompok relawan konsumsi sedang sibuk memasak mempersiapkan sarapan pagi bagi relawan. Sambil menunggu dimulainya acara saya menyempatkan diri untuk berjalan-jalan sembari melihat kondisi di sekeliling, terlihat juga beberapa pasien dan keluarganya mulai berdatangan satu demi satu memenuhi deretan kursi yang memang telah disediakan. Sebelum memulai kegiatan kami mendengarkan breefing singkat dan pembagian tugas yang disampaikan oleh Lu Lien Chu Shijie, Ketua Tzu Chi Tangerang dan juga koordinator kegiatan ini.     

foto  foto

Keterangan :

  • Baksos hanya perantara untuk bertemu (relawan dan pasien), tetapi cinta kasihlah yang membuat keduanya terus terjalin dan terjaga dengan baik (kiri).
  • Baksos ini merupakan kerjasama antara Tzu Cgu dan pihak kepolisiam (kanan) .

Dalam rangka HUT ke-61 Korps Baret Merah, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerjasama dengan Group I Kopassus menyelenggarakan operasi katarak dan pengobatan gigi gratis. Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-90 kali ini berlokasi di Mako Group I Kopassus, Jl.Raya Cilegon, Serang. Acara dimulai dengan sambutan yang disampaikan oleh Komandan Group I kopassus M. Saleh Mustofah, dilanjutkan dengan perkenalan singkat tentang Yayasan Buddha Tzu Chi yang disampaikan oleh salah satu dokter TIMA Tzu Chi. Tak lupa pula untuk menghibur pasien yang sedang menunggu, anak-anak dari Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tangerang juga menampilkan beberapa lagu bahasa isyarat tangan (shou yu). Satu per satu pasien mulai melakukan pendaftaran ulang, kemudian setiap pasien diukur tekanan darahnya dan dilanjutkan dengan gunting bulu mata. Setiap pasien juga diharuskan cuci kaki untuk memastikan pasien cukup steril sebelum memasuki ruang operasi. Saya merasa tersentuh melihat kesungguhan para relawan yang bersedia mencuci kaki para pasien meskipun tidak saling mengenal dan juga tanpa hubungan darah, tak terkecuali adalah Dr. Hengky Ardono. Ia tak segan-segan mencuci kaki para pasien sambil sesekali bertanya kepada para pendamping pasien. “Kamu siapanya Ibu?Apakah mau mencuci kaki Ibunya?” tanyanya. Hal ini semata-mata dilakukannya untuk memberi kesempatan kepada seorang anak untuk berbakti kepada orang tuanya. Inilah wujud nyata dari semangat Tzu Chi yang berlandaskan cinta kasih universal.

foto  foto

Keterangan :

  • Para guru Sekolah Tzu Chi Indonesia di PIK, Jakarta Utara juga turut beroartisipasi dalam kegiatan baksos kesehatan dengan cara mengguntingi bulu mata pasien yang akan dioperasi (kiri) .
  • Murid-murid Kelas Budi Pekerti memeragaksn isyarat tangan (shou yu) "Satu Keluarga" sebagai penggambaran interaksi relawan dan paisin yang terjamin (kanan) .

Hari semakin siang. Cuaca yang tadinya mendung berubah menjadi panas, akhirnya sang mentari pun menunjukkan dirinya. Pepatah mengatakan: “harta yang paling berharga adalah kesehatan”. Melihat para pasien saya pun menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan. Sebanyak 83 pasien katarak, 25 pasien pterygium dan 178 pasien gigi mendapatkan pengobatan pada bakti sosial kesehatan hari itu.

Sebanyak 150 relawan yang terdiri dari relawan Tzu Chi Tangerang, He Qi Pusat, He Qi Selatan, guru Sekolah Tzu Chi Indonesia, Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi),  Tim dokter TIMA dan anggota Kopassus turut serta mensukseskan kegiatan hari ini. Dengan adanya kerjasama yang harmonis dari banyak pihak maka kegiatan ini pun berjalan dengan baik dan lancar inilah semangat dari bekerja dengan sukacita terima dengan sukarela. Dalam kehidupan selalu saja kita dapat melihat penderitaan, seperti penderitaan akibat dari sakit. Saat kita masih diberkahi dengan kesehatan yang baik hendaknya kita dapat menggenggam berkah dan dan menciptakan kembali berkah dengan bersumbangsih untuk sesama, karena kehidupan yang paling berbahagia adalah pada saat kita dapat “bersumbangsih” sehingga kehidupan menjadi lebih bermakna.   

 

 
 

Artikel Terkait

Maukah Menjaga Bumi Tercinta?

Maukah Menjaga Bumi Tercinta?

06 Agustus 2018 Anak- anak Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Qing Zhi Ban dan Tzu Shao Ban akan bersama-sama belajar mempraktikkan cara memilah sampah.
Peduli Merapi : Sumbangsih Banyak Pihak

Peduli Merapi : Sumbangsih Banyak Pihak

06 November 2010
Hari Jumat dinihari, 5 November 2010, Gunung Merapi kembali meletus, mengeluarkan awan panas setinggi hampir 3,5 kilometer. Akibat letusan dahsyat itu tercatat 55 orang meninggal. Daerah rawan pun diperluas dari semula 15 kilometer kini meningkat menjadi 20 kilometer.
Muda-Mudi yang Penuh Cinta Kasih

Muda-Mudi yang Penuh Cinta Kasih

18 November 2009
Dengan hati-hati, Linda, anggota Tzu Ching Bandung, memapah seorang lansia yang hendak berobat. Sambil memapah, beberapa kali ia berujar pada pasien yang didampinginya, “Hati-hati, jalannya pelan-pelan saja. Pegang tangan saya ya, biar nggak jatuh.”
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -