Baksos Kesehatan di Pulo Panjang

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

Sebanyak 17 relawan Tzu Chi, 18 Tim Medis Tzu Chi, dan satuan tugas TNI menggunakan sekoci untuk mencapai dermaga Pulo Panjang, Jumat (22/9/17) pagi. Sebelumnya, rombongan tim medis bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (21/9/17). Mereka menggunakan KRI dr. Soeharso.

Tim medis Tzu Chi dan satuan tugas TNI memulai rangkaian baksos dalam rangka HUT TNI ke-72 di Pulo Panjang, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (22/9/17) pagi. Baksos yang dimulai sekitar pukul 8 pagi tersebut melayani 328 pasien umum, 43 pasien gigi, dan 65 khitan (sunat).

Sebelumnya, rombongan tim medis bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (21/9/17). Mereka menggunakan KRI dr. Soeharso dan menghabiskan sekitar 7 jam perjalanan laut sebelum sampai di tujuan pertama baksos, perairan Pulo Panjang. Di sana tim medis kemudian berganti moda transportasi dengan menggunakan sekoci untuk mencapai dermaga Pulo Panjang.

Warga Pulo Panjang mengaku senang dan menantikan pelayanan kesehatan yang serupa. Mereka memang merasa terkendala dalam memperoleh akses kesehatan. Tidak adanya tim medis yang menetap di pulau ini membuat warga tak jarang harus pergi ke luar pulau untuk memperoleh pengobatan. “Kami biasa pergi ke Karangantu untuk berobat,” kata warga setempat.

Warga Pulo Panjang mengaku senang dan menantikan pelayanan kesehatan yang serupa. Mereka memang merasa terkendala dalam memperoleh akses kesehatan.

Seperti salah satunya Rama. Wanita berusia 57 tahun yang datang ke baksos dengan keluhan sakit pada kedua kakinya. Nenek dua cucu ini biasanya jarang sekali memeriksakan kesehatannya. “Paling kalau sakit beli obat aja di warung. Sakitnya juga dikira-kira sendiri,” ucapnya tersipu.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Tayat. “Di sini kalau berobat jauh karena harus naik kapal 2 jam, jadi jarang periksa,” kata nenek tiga cucu ini. Di usia yang tidak lagi muda, 50 tahun, Tayat merasa kondisinya semakin menurun, namun ia merasa bersyukur karena masih bisa merasakan layanan kesehatan melalui baksos kesehatan ini. “Jarang sekali ada kegiatan seperti ini, jadi saya berterima kasih sekali,” imbuhnya.

Tim medis Tzu Chi melayani 328 pasien umum, 43 pasien gigi, dan 65 khitan. Tidak adanya tim medis yang menetap di pulau ini membuat warga tak jarang harus pergi ke luar pulau untuk memperoleh pengobatan.

Bakos ini tidak hanya dimanfaatkan oleh mereka yang merasakan penyakit-penyakit yang kerap datang seperti sakit kepala dan flu. Ada pula yang datang dengan keluhan lumpuh pada kedua kakinya. “Kaki saya yang bagian atasnya ini kebas, Dok,” keluh Romaini kepada dokter. Mereka kemudian saling melakukan tanya jawab dan dokter melakukan diagnosa sambil menuliskan resep obat yang bisa meringankan rasa tidak nyaman yang diderita ayah dua anak tersebut.

Romaini bercerita bahwa dulunya ia adalah seorang nelayan. Pergi melaut sejak malam dan pagi baru kembali. Kalau sedang musim tangkap ikan, penghasilannya lumayan untuk menghidupi keluarga. Ia juga bisa menabung untuk kebutuhan tak terduga. Sayangnya tiga tahunan lalu ia terpeleset di dermaga usai melaut. Ia pun tak menyangka akan lumpuh usai kejadian tersebut.

Relawan Tzu Chi membantu Romaini memeriksakan diri. Romaini menderita lumpuh pada alas kakinya setelah terpeleset usai pulang melaut.

“Sudah tiga tahun saya pasrah. Sekarang cuma bisa sewain kapal untuk nelayan lain,”  ujarnya. Istrinya bahkan sempat menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab, mencari biaya berobat untuk Romaini. “Sekarang sih senang ikut-ikut baksos seperti ini, dan hari ini juga dikasih kursi roda. Jadi bisa ke luar rumah lebih nyaman,” imbuhnya.

Laksamana Pertama drg. Nora Lelyana, Kadiskes TNI Angkatan Laut (AL), mengaku senang melihat antusias warga yang sejak pagi sudah menanti baksos. “Inilah wujud keseriusan kami untuk melayani masyarakat,” ujarnya. Ia juga menjelaskan bahwa Rumah Sakit (Rumkit) dr. Soeharso tidak pernah berhenti menjangkau daerah-daerah yang sulit di pelosok negeri, mengingat Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia. Ucapan terima kasih juga ia berikan kepada seluruh pihak yang membantu terlaksananya bakti sosial, termasuk kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Laksamana Pertama drg. Nora Lelyana (kanan), Kadiskes AL, mengaku senang melihat antusias warga yang sejak pagi sudah menanti baksos kesehatan ini.
Dokter Nora menuturkan dalam kegiatan ini semua instansi berusaha terus konsen untuk memberikan pelayanan kepada berbagai elemen masyarakat. “Kami hadir di sini untuk mewujudkan impian bersama karena (kami bekerja) tidak hanya satu instansi tapi semua ikut andil. Kami menyadari bahwa kami adalah bagian dari rakyat, bersama-sama dengan rakyat, membantu rakyat dan selalu berusaha menjangkau mereka dengan sarana yang kami punya,” ucap dokter Nora.

Tim medis kembali ke KRI dr. Soeharso usai menyelesaikan baksos di Pulo Panjang.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Baksos Kesehatan di Ujung Kulon

Baksos Kesehatan di Ujung Kulon

26 September 2017
Disambut dengan lebatnya hujan di Ujung Kulon, relawan dan Tim Medis Tzu Chi tetap bergerak dengan semangat di hari ketiga (24/9/17) pelaksanaan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-120 bekerja sama dengan TNI.
Sinergi Tzu Chi dan TNI dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat

Sinergi Tzu Chi dan TNI dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat

29 September 2017

Puncak acara Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-120 di Cilegon yang bekerja sama dengan TNI dalam rangka HUT TNI ke-72 berlangsung pada Kamis, 28 September 2017. Dalam kesempatan ini, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma secara simbolis menerima piagam penghargaan dari Panglima TNI Jederal Gatot Nurmantyo sebagai mitra TNI dalam kegiatan bakti sosial untuk masyarakat.

Baksos Tzu Chi ke-120: Merajut Hari-hari Ceria Amanah

Baksos Tzu Chi ke-120: Merajut Hari-hari Ceria Amanah

27 September 2017
Amanah (8), siswi kelas 2 SD Kadubera II Pandeglang terlihat begitu tegar saat akan diambil darahnya oleh tim medis baksos Tzu Chi ke-120 untuk keperluan operasi bibir sumbing. Dalam dekapan sang ayah, tubuh kurusnya menahan jarum suntik yang menusuk di lengan kirinya.
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -