Baksos Kesehatan Mata untuk Masyarakat Singkawang

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah

Setelah buka perban mata, para relawan mengingatkan pasien untuk mematuhi anjuran dokter. Selain membawa pulang obat dan perban, pasien juga diberikan kertas yang berisi aturan serta anjuran pasca operasi.

Wajah-wajah penuh syukur memenuhi Kantor Pemerintah Kota Singkawang pagi itu, 6 dan 7 Agustus 2016. Wajah itu milik warga Kota Singkawang dan sekitarnya usai menjalani pembukaan perban pasca operasi katarak dan pterygium.

“Setelah buka perban, sudah nampak. Biasanya terlihat kabur, tak bisa nampak, nah sekarang sudah baik. Jadi saya berterima kasih atas bantuan semua orang yang sangat baik di sini,” ungkap Yuliana sambil tertawa. Warga Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak ini menambahkan, dirinya akan mematuhi semua saran dokter agar hasilnya makin baik. Misalnya menjaga mata dari air, istirahat yang cukup, dan rutin mengganti perban sekali setiap hari. Yuliana mengaku sudah tak sabar untuk bisa bekerja kembali dengan penglihatan yang jelas.

Begitu juga dengan Hilaria Ilek (60 tahun) yang merasa bahagia setelah mendengarkan penjelasan dokter bahwa hasil operasinya bagus. Salah seorang warga desa binaan Tzu Chi Singkawang ini siap mematuhi anjuran dokter untuk hasil yang maksimal. Termasuk untuk tidak masak selama sebulan untuk menghindari asap. “Masih ada bayangan sedikit-sedikit, tapi tidak seperti yang dululah. Dulu hampir tak kelihatan sama sekali yang sebelah kiri. Terima kasih kepada yang menolong saya,” ujarnya.

Yuliana dan Hilaria adalah salah satu dari  200 orang lainnya yang merasa bersyukur mendapatkan kesempatan mengikuti operasi katarak dan pterygium dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi di Singkawang.


Warga yang mendapatkan kesempatan untuk operasi katarak dan pterygium hadir dalam pembukaan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-113 (Operasi Karatak dan Pterygium) pada 6 Agustus 2016 yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Singkawang.

Ketua Tzu Chi Singkawang, Tetiono berharap baksos kesehatan ini memberikan keberkahan bagi semua pihak yang turut berpartisipasi.

Pemerintah Kota Singkawang sendiri memahami bahwa kesehatan merupakan faktor paling penting dalam hidup. Arman Suyono, staf ahli Walikota Singkawang mengatakan meski merupakan faktor penting, faktanya akses kesehatan saat ini belum merata. Karena itu pihaknya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih pada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang sangat peduli kepada warganya.  “Biaya kesehatan di Indonesia ini relatif sangat mahal. Dan saya yakin masih banyak masyarakat kita yang belum dapat menjangkau. Karena itu apresiasi kami terhadap Yayasan Tzu Chi dan para donatur yang begitu besar memberikan perhatian kepada masyarakat Kota Singkawang,” kata Arman Siyono.  

Kegiatan yang digelar Yayasan Buddha Tzu Chi Singkawang ini bekerja sama dengan pemerintah Kota Singkawang yang menyediakan lokasi bakti sosial. Adapun bakti sosial kali ini merupakan yang empat kalinya digelar di Singkawang. Sebelumnya digelar pada tahun 2007, Agustus 2008, dan Oktober 2010.  

Selain untuk menjalankan misi kesehatan Tzu Chi, bakti sosial ini juga digelar dalam rangka perayaan HUT RI yang ke-71. Semangat merayakan kemerdekaan RI yang ke-71 menjadi tema kegiatan sosial ini. Senada dengan staf ahli walikota Singkawang, Ketua panitia penyelenggara kegiatan, Tjang Tjun Djung mengatakan bakti sosial ini memang bertujuan membantu masyarakat yang tak mampu mendapatkan akses kesehatan. “Secara ekonomi, masyarakat Kota Singkawang khususnya untuk kebutuhan sehari-hari, meskipun tidak cukup atau kurang, ya dicukup-cukupin lah. Tapi sisa uang untuk operasi, memang sulit bagi mereka menyisihkan untuk biaya operasi. Sehingga dengan adanya baksos ini tentunya mereka merasa sangat terbantu,“ kata Tjang Tjun Djung.

Para pasien memegang map berisi data kesehatan pribadi. Mereka menunggu giliran untuk naik ke meja operasi.

Baksos yang digelar di Balairung Pemerintahan Kota Singkawang ini sebelumnya diawali dengan screening atau pemeriksaan awal pada 16 Juli 2016 lalu. Screening ini diikuti oleh 583 orang yang berasal dari Singkawang, Bengkayang, Sambas, Landak, Mempawa, bahkan ada yang dari Pontianak dan Kubu Raya. Dari 583 orang tersebut, yang dinyatakan bisa mengikuti operasi sebanyak 227 pasien.

Wajah penuh syukur juga milik para dokter yang terlibat dalam kegiatan ini. Salah satunya dr. Ilham Zein dari RSUD Kabupaten Bekasi. Ia menilai kegiatan ini sangat bagus mengingat penderita katarak di Indonesia cukup tinggi. Di mana setiap tahunnya dari seribu orang, ada delapan yang terkena katarak. “Sehingga saat ini ada 250 ribu orang yang terkena katarak. Sementara yang mampu dioperasi oleh dokter mata hanya sekira 50 ribu orang. Jadi dengan adanya baksos seperti ini jumlah orang yang tak bisa menjangkau pengobatan misalnya karena tak mampu membayar bisa mendapatkan, “ jelasnya. 

Seorang perawat mengantarkan seorang pasien keluar dari ruang operasi.

Agus Johan, relawan Tzu Chi Jakarta mengatakan bakti sosial ini memang menjawab kebutuhan masyarakat Singkawang dan sekitarnya akan dokter spesialis mata. “Kita lihat di sini dokter matanya mungkin cuma satu atau dua untuk menangani sekian penduduk dan besar areanya, maka satu dokter tak akan mampu menangani. Pengobatan katarak itu istilahnya satu kebutuhan, sampai di usia tertentu dia sudah pasti katarak,” ujar Agus Johan.Dalam bakti sosial ini terdapat ada delapan orang dokter spesialis mata. Sementara jumlah total medis dan paramedis berjumlah 31 orang.

Kelancaran kegiatan ini memang tak bisa lepas dari peran besar para relawan. Karena itu Ketua Tzu Chi Singkawang, Tetiono mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada relawan, medis dan paramedis baik dari Singkawang maupun dari Jakarta. Di mana kegiatan berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan. “Harapan kami bakti sosial ini tidak hanya mendatangkan manfaat dan kebahagiaan pada pasien penerima bantuan, namun juga mendatangkan kebahagiaan dan keberkahan bagi kita semua,” ujar Tetiono.


Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Mata untuk Masyarakat Singkawang

Baksos Kesehatan Mata untuk Masyarakat Singkawang

09 Agustus 2016

Wajah-wajah penuh syukur memenuhi Kantor Pemerintah Kota Singkawang pagi itu, 6 dan 7 Agustus 2016. Wajah itu milik warga Kota Singkawang dan sekitarnya usai menjalani pembukaan perban pasca operasi katarak dan pterygium.

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -