Banyak Jalan untuk Berbuat Kebajikan

Jurnalis : Yasmein (He Qi Selatan), Fotografer : Nasandi (He Qi Selatan)

Pembagian bantuan kepada peserta Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) diberikan pada acara gathering pada minggu pertama setiap bulannya, kali ini diadakan pada tanggal 6 September 2015.

Pada  hari Minggu, 6 September 2015, kesibukan telah terlihat di Jing Si Books and Cafe Blok M Plaza, Jakarta Selatan sejak pukul 9 pagi. Hari itu para relawan He Qi Selatan menyiapkan semua kebutuhan dalam kegiatan Gathering Gan En Hu (Penerima Bantuan Tzu Chi), yang sudah menjadi kegiatan rutin bulanan yang diadakan setiap minggu pertama.

Feby Shijie, pemandu acara mengajak para gan en hu untuk bersama-sama memberi hormat kepada Master Cheng Yen dan membacakan 10 Sila Tzu Chi. Acara pun dilanjutkan dengan menonton ceramah Master Cheng Yen. Dalam ceramahnya, Master mengingatkan bahwa kesempatan untuk berbuat kebajikan tidak akan ada habisnya selama masih banyak bencana dan belum tercapainya perdamaian dunia. Bukanlah penderitaan yang Master Cheng Yen khawatirkan, tetapi dunia yang kekurangan cinta kasih. Karena segala sesuatu di dunia ini selalu ada timbal baliknya, interaksi penuh cinta kasih sangat diperlukan untuk merawat bumi supaya bisa selaras. Sehingga dapat memulihkan kehidupan manusia.

Acara diawali dengan pembacaan 10 sila Tzu Chi yang dilakukan secara bersama-sama dengan penuh antusias.


Kenthut menuangkan hasil celengannya. Ia pun mengisahkan bahwa uang di celengannya hasil dari penjualan barang daur ulang.

Juga ada penuangan celengan bambu dengan iringan lagu Celengan Bambu. Eva Wiyogo terus mengingatkan kepada peserta yang hadir akan makna dari kata perenungan Master Cheng Yen yang tertera dalam celengan, “Dana Kecil Amal Besar”.  Jika di Negara-negara maju, ada warga yang mampu menyumbangkan 90% hartanya untuk amal, tetapi berbeda dengan Indonesia. Ada  petani yang walaupun penghasilannya sedikit dan hidupnya pas-pasan, ia bisa menyisihkan 100 rupiah sehari untuk kegiatan kemanusiaan. Berkah yang diperoleh mereka pun sama, sama-sama berbuat kebajikan bagi sesama. "Ini berarti, tangan kita tidak selalu menghadap ke atas, tetapi sudah bisa menghadap ke bawah," tutur Eva Wiyogo.

Salah satu Gan En Hu, Kenthut menuangkan celengannya dari penjualan barang daur ulang. "Dari barang bekas seperti kardus, botol dan gelas aqua yang saya kumpulkan, dan jual ke pengumpul dan uangnya saya masukkan ke celengan bambu," kisah Kenthut. Sungguh suatu teladan yang wajib ditiru di mana beliau telah mempraktikkan salah satu misi Tzu Chi yaitu Misi Pelestarian  Lingkungan dan niat baiknya dalam membantu orang lain melalui celengan bambu.

Melihat kisah Kenthut, Christin mengaku terkesan. Menurut relawan Tzu Chi ini apa yang dilakukan Kenthut telah menyentuh hatinya. "Mereka yang semula kondisi kesehatan dan ekonominya sempat kurang beruntung pun, sekarang dapat menemukan jalan untuk berbuat kebajikan bagi sesama dan bagi bumi," ungkapnya dengan haru. Hal ini pun menggugah hatinya untuk semakin giat bersumbangsih bagi sesama.


Supratman menceritakan kisah hidupnya dari saat menderita gagal ginjal hingga jalinan jodohnya dengan Tzu Chi. wa uang di celengannya hasil dari penjualan barang daur ulang.

Asa yang Tak Padam

Adalah bapak Supratman, salah seorang penerima bantuan yang menderita Gagal Ginjal yang kali ini bersedia memberikan sharing tentang kehidupannya dalam kegiatan ini. Sejak dokter memvonisnya mengalami gagal ginjal. Kecemasan dan keputusasaan menguasai hidup Supratman karena ketidakpahamannya mengenai penyakit gagal ginjal dan juga keadaan  yang mengharuskannya menjalani cuci darah.

Pada awal ketika baru mengetahui kondisinya,  ia menjadi seseorang yang tertutup dan tenggelam dalam kesibukan pekerjaannya. Hingga suatu hari, seorang sahabat mengingatkannya bahwa hanya Tuhan yang tahu panjangnya umur manusia. "Jika sisa waktu hidup hanya tinggal tiga bulan, dan dihabiskan dengan bersusah hati, maka 3 bulan inilah batas waktunya. Namun apabila ternyata diberi umur panjang hingga 10 tahun apakah mau terus bersusah hati karena kondisi ini? "ungkap Supratman dalam sharingnya.

Dari nasihat sahabatnya ini, akhirnya ia mulai menata kembali hidup bersama keluarganya. Ternyata, setelah ia berhasil mengatasi rasa cemasnya terhadap penyakitnya,  hidupnya pun berangsur-angsur membaik. Ia pun  rutin menjalani cuci darah 2 kali seminggu dan tetap bekerja seperti biasanya demi mencari nafkah bagi keluarga. Ia mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan dari Tzu Chi dan pendampingan para relawan sehingga hingga kini ia masih bisa beraktifitas sepertia biasa. 


Artikel Terkait

Banyak Jalan untuk Berbuat Kebajikan

Banyak Jalan untuk Berbuat Kebajikan

21 September 2015

Gathering Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) diadakan pada minggu pertama setiap bulannya untuk menjalin kebersamaan dan kekeluargaan bersama Tzu Chi. Kali ini diadakan pada tanggal 6 September 2015 di Jing Si Books and Café Blok M Plaza, Jakarta Selatan. Selain pembagian bantuan juga ada sharing dari para Gan En Hu.

Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -