Belajar dan Bermain di Bantar Gebang

Jurnalis : Arimami Suryo A, Fotografer : Arimami Suryo A

doc tzu chi

Michele Malvina, PIC kegiatan kunjungan Tzu Ching ke SD Dinamika Bantar Gebang membantu anak-anak SD Dinamika melipat kertas saat kegiatan kerajinan tangan.

“Pada dasarnya sifat anak-anak tidak jauh berbeda, mereka ceria dan selalu ingin bermain. Memberikan perhatian kepada mereka itu merupakan suatu kebahagiaan buat saya sendiri. Karena semangat mereka sangat luar biasa,” ungkap Stella (22), mahasiswi Binus, Jurusan Perhotelan saat mengikuti kunjungan Tzu Ching (muda mudi Tzu Chi) ke SD Dinamika di sekitaran Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi.

Kunjungan yang dilaksanakan pada hari Minggu, 15 Oktober 2017 ini merupakan pengalaman pertama bagi Stella mengunjungi Bantar Gebang. Sebelumnya ia tertarik dengan informasi di media sosial tentang kunjungan yang akan dilakukan Tzu Ching. “Memang sebelumnya ada koneksi dengan teman-teman Tzu Ching di Binus. Ketika ada sosialisasi mau ada kunjungan ke Bantar Gebang, kemudian saya daftar karena waktu dan tanggalnya cocok,” ungkapnya.

Setibanya di lokasi SD Dinamika Bantar Gebang, Stella bersama rombongan Tzu Ching dan relawan Tzu Chi disambut hangat oleh ratusan siswa yang begitu bersemangat. Berbagai alat serta barang-barang untuk keperluan kegiatan pun dipindahkan secara estafet dari bis menuju lokasi. Kegiatan yang akan dilakukan bersama siswa-siswa SD Dinamika Bantar Gebang cukup bervariasi, seperti craft (kerajinan tangan), bazar, permainan, dan story telling.


Keseruan anak-anak SD Dinamika mengikuti kegiatan bersama Tzu Ching.


Berbagai games juga menjadi daya tarik serta menghangatkan suasana kegiatan kunjungan Tzu Ching ke SD Dinamika Bantar Gebang.

“Awal mula dari kegiatan berbagi kasih ini yaitu meneruskan kegiatan-kegiatan Tzu Chi sebelumnya di SD Dinamika. Mengedukasi mereka untuk berbagi berkah serta berbagi ilmu dan pengetahuan,” kata Michele Malvina, sebagai PIC kegiatan kunjungan Tzu Ching ke SD Dinamika Bantar Gebang. “Antusias anak-anak pun besar dan bersemangat, mereka senang sekali,” tambahnya.

Michele Malvina atau yang akrab disapa Mima oleh rekan-rekan sesama Tzu Ching ini juga menjelaskan kondisi anak-anak di SD Dinamika Bantar Gebang. “Rata-rata dari mereka (siswa SD Dinamika) balik lagi kesini untuk membantu orang tua memulung bukan lanjut ke SMP,” ungkapnya. Dengan adanya beberapa muda-mudi mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Tzu Ching kali ini, Mima pun berharap bisa terus menyemangati para siswa SD Dinamika untuk terus bersekolah ke depannya. “Untuk para muda-mudi yang pertama kali ikut, saya berharap mereka lebih sering ikut kegiatan ini supaya bisa membantu menyemangati anak-anak itu untuk terus bersekolah,” kata Mima.

Kegiatan pun semakin semarak dengan adanya bazar untuk para siswa. Bazar ini menyediakan para siswa SD Dinamika Bantar Gebang pakaian layak pakai untuk dibawa pulang secara gratis dengan syarat dan ketentuannya dari Tzu Ching. Rupanya, kegiatan craft (kerajinan tangan) dan bazar yang ada dalam kegiatan ini saling melengkapi. Para siswa yang berada di kelas, diminta untuk melipat kertas menjadi sesuatu bentuk kemudian dituliskan tentang anggota keluarga mereka. Anggota keluarga inilah yang menjadi syarat mereka untuk menerima pakaian yang telah dipilih dan dipisahkan berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin.

Stella (22), mahasiswi Binus, Jurusan Perhotelan sedang membagikan susu kepada anak-anak SD Dinamika Bantar Gebang.

Kemeriahan bazar bagi anak-anak SD Dinamika Bantar Gebang.

Selain itu, para siswa juga diberikan buku tulis, alat tulis, dan susu untuk menambah semangat mereka dalam belajar. Tuti Haryanti, perwakilan dari SD Dinamika Bantar Gebang juga mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Tzu Ching di sekolahnya. “Ini kegiatan yang positif dan bagus, membantu anak-anak disini supaya lebih semangat,” ungkap guru kelas 1 SD Dinamika tersebut.  

Bersyukur dan Berterima kasih

Kegiatan yang dilakukan Tzu Ching di SD Dinamika Batar Gebang ini juga memberikan kesan tersendiri bagi para orang tua yang ikut mengantar anak-anak mereka berkegiatan, salah satunya adalah Ninih (31). Wanita yang sehari-harinya berprofesi sebagai pemulung di TPST Bantar Gebang ini menunggu anaknya Wulansari menyelesaikan rangkaian kegiatan bersama Tzu Ching.

“Nanti jam satu siang dan sehabis sholat baru berangkat (memulung), nungguin anak dulu sekarang,” kata Ninih. Bersama dengan puluhan orang tua siswa SD Dinamika Bantar Gebang, Ninih pun duduk dengan setia di teras sekolah menunggu putrinya. “Kalau mulung sama suami ya setelah anak pulang sekolah. Satu bulan hasilnya enggak tentu, asal cukup buat makan sama nabung dikit-dikit,” ungkap wanita asli Indramayu tersebut.

Ninih beserta keluarganya mengontrak sebidang tanah di Kelurahan Sumur Batu, Bantar Gebang, Bekasi. Bangunan rumahnya pun dari papan-papan yang sudutnya diikat pada tiang-tiang bambu. Ia pun harus membayar sewa tanah tersebut per tahun kepada pemiliknya. “Yah dengan adanya kegiatan ini, saya berterima kasih dan bersyukur. Insya allah, berkah buat anak saya,” ungkap wanita yang sudah 20 tahun memulung ini.

Ninih (kanan) dan putrinya Wulansari (kiri) saat bazar dalam rangkaian acara kunjungan Tzu Ching ke SD Dinamika Bantar Gebang.

Rombongan Tzu Ching mengelilingi dan melihat langsung lokasi pembuangan yang membentuk gunung-gunung sampah.

Dahulu, Ninih juga bersekolah di SD Dinamika tetapi tidak selesai karena harus membantu ekonomi keluarga. “Awalnya saya juga sekolah disini, tapi belum sebagus sekarang. Dulu cuma sampe kelas 2 SD,” ungkapnya. Ia pun berharap anaknya bisa terus bersekolah dan bekerja layak nantinya. “Pengennya anak saya sekolah terus, kalau nanti udah gak mulung ya bisa jadi tukang cuci biar anak bisa tetep sekolah,” kata Ninih. “Sedih sih, namanya jadi pemulung. Tapi ini hal terbaik yang bisa saya dan suami lakukan. Harapannya anak saya jangan seperti saya aja,” tambahnya.

Keharuan Ninih saat bercerita pun menjadi ceria saat putrinya Wulansari (11) menghampirinya sambil membawa buku dan alat tulis dari Tzu Ching. “Wulan senang dikasih buku. Nanti bukunya buat belajar,” kata siswi kelas 5 SD Dinamika Bantar Gebang. Kegiatan Tzu Ching pun berakhir di sekolah ini pada pukul 13.00 WIB. Setelah berkemas dan berpamitan, rombongan Tzu Ching pun melanjutkan kegiatan dengan melihat lebih dekat lokasi pembuangan yang membentuk gunung-gunung sampah.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -