Belajar Merawat Bumi Sejak Dini

Jurnalis : Sunaryo (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Yogie Prasetyo, Beverly (Tzu Chi Tj. Balai Karimun)

Xiao Tai Yang belajar memperagakan isyarat tangan dengan didampingi Lissa mama pada Minggu 15 Maret 2015.

Bumi merupakan planet yang menjadi tempat tinggal semua makluk. Oleh karena itu, kita wajib menjaga dan merawatnya. Banyak bencana terjadi dimana-mana. Selain bencana yang disebabkan oleh ketidakselarasan empat unsur alam juga bisa disebabkan oleh ulah manusia karena keegoisan dan ketamakan yang hanya memikirkan kesenangan semata. Padahal, agar bumi tetap lestari tentu sebagai makluk yang tinggal harus memikirkan bagaimana cara merawat dan menjaga bumi, agar tetap terjaga dan jangan sampai memberikan efek buruk bagi kehidupan manusia.

Apa yang harus kita lakukan? membuka hati dan pikiran untuk belajar peduli terhadap kelestarian lingkungan merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan. Untuk menanamkan sikap peduli pada lingkungan, maka harus kita mulai sejak dini. Dari sinilah kita dapat belajar bagaimana cara merawat, menjaganya agar bumi dapat memberikan pengaruh yang baik bagi kehidupan manusia. Untuk menanmkan sikap peduli terhadap lingkungan, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengajak orang untuk menjaga bumi kepada anak-anak Kelas Budi Pekerti yang dilaksankan pada hari Minggu, 15 Maret 2015. Pagi itu, sebanyak 26 relawan hadir dalam kegiatan ini diantaranya: relawan komite 3 orang, relawan biru putih 6 orang, relawan abu 9 orang, tzu shao 7 orang dan relawan baru 1 orang. Senyum ceria terlihat di wajah anak-anak yang polos saat berbaris rapi di sebuah ruangan.

Xiao Tai Yang menerima lembaran kata perenungan Master Cheng Yen untuk ditempelkan di buku kegiatan masing-masing.


Rini mama memberikan materi tantang “Mencintai lLngkungan dan Bumi” kepada Xiao Tai Yang dalam kelas budi pekerti.

Lissa mama mengajak para Xiao Tai Yang (anak kelas budi pekerti) untuk mengumpulkan buku kegiatan selama satu bulan. Kemudian dilanjutkan penempelan kata perenungan dalam buku kegiatan xiao tai yang. Setelah semua selesai, Rini mama menyampaikan materi tentang “Mencintai Lingkungan dan Bumi”. Dalam penyampaian materi Rini mama menjelaskan tentang pentingnya merawat lingkungan dan bumi, akibat jika tidak merawat bumi dengan baik, dan cara menanggulangi lingkungan dan bumi agar tidak terjadi bencana.

Dengan berbagai penjelasan yang disertai gambar-gambar para Xiao Tai Yang sedikit demi sedikit mulai menganggukkan kepala tanda bahwa mereka mulai memahami penjelasan yang diberikan Rini mama. Rini mama berpesan agar memulai segala kegiatan yang positif sejak dini, mengapa demikian? Agar nantinya setiap hal yang dilakukan dapat memberikan dampak yang positif, baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang. “Belajar merawat dan menjaga lingkungan dimulai dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah yang dapat didaur ulang dan jangan melakukan pemborosan terutama pemborosan sumber daya alam,” ujar Rini mama.


Video tentang bencana alam yang terjadi di bumi juga diberikan kepada anak-anak usai menerima materi menjaga lingkungan. 

Stella (kedua dari kanan) merasa sedih ketika menyaksikan video bencana alam yang ditayangkan. Ia pun meneteskan air mata.

Menumbuhkan Sikap Peduli

Selain materi, Rini mama memutarkan video mengenai bencana alam yang terjadi di bumi. Banyak bencana yang terjadi seperti banjir, tsunami, kekeringan, dan masih banyak bencana lainnya. Terlihat Stella (6 tahun) dengan mata yang berkaca-kaca saat melihat video bencana alam tersebut. Walaupun masih kecil namun rasa empati yang dimiliki Stella menandakan bahwa dia turut merasakan kesedihan yang dialami korban dari bencana alam dalam video tersebut. Dengan malu-malu ia berusaha mengusap air matanya. “Saya sedih karena menonton video, banyak korban bencana akibat manusia tidak merawat bumi,” tutur Stella dengan polos.

Dengan menanamkan hal kecil dari usia dini, maka akan tertanam sikap mau menjaga dan merawat bumi dalam diri sejak kecil. Bencana yang terjadi itu disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan merawat lingkungan dan bumi. Apabila dalam diri setiap orang sudah tertanam rasa memiliki mau menjaga dan merawat lingkungan, tentu akan jauh dari bencana. Master Cheng Yen selalu menyampaikan untuk selalu peduli pada lingkungan dan bumi tempat kita tinggal. Pelestarian lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena dengan pelestarian lingkungan bumi kita akan jauh dari bencana.

Di akhir kegiatan, Lissa mama menyampaikan bahwa bulan depan kegiatan budi pekerti dilaksanakan di depo daur ulang sekaligus menanamkan sikap peduli lingkungan. Dengan demikian para xiao tai yang dapat melihat dan merasakan langsung bagaimana cara memilah sampah yang dapat di daur ulang. Kemudian Lissa mama mengajarkan isyarat tangan Ren Ren Zuo Huan Bao yang dimaksudkan untuk mengajak kita bersama mencintai dan peduli terhadap lingkungan. Semoga dengan menanamkan sikap peduli sejak dini, dapat menjadi pembiasaan yang positif agar selalu menyadari pentingnya merawat lingkungan. 


Artikel Terkait

Tunas Muda di Jalan Bodhisatwa

Tunas Muda di Jalan Bodhisatwa

21 September 2023

Sukacita dan bahagia dirasakan para siswa dan orangtua murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tangerang. Dalam pertemuan yang singkat namun penuh makna ini, banyak hal-hal positif yang dirasakan. 

Belajar Saat Mengajar

Belajar Saat Mengajar

05 Juni 2018
Murid-murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi mensosialisasikan pola hidup ramah lingkungan dari rumah ke rumah, toko ke toko. Kepada grup yang akan mensosialisasikan pola hidup ramah lingkungan, Megawati, relawan pengajar, terlebih dahulu memberitahu para murid apa yang perlu mereka sampaikan.
Kelas Budi Pekerti: Mendidik dengan Cinta Kasih

Kelas Budi Pekerti: Mendidik dengan Cinta Kasih

13 Maret 2013 Sekitar jam 7.30 pagi lantai 2 Aula Jing Si PIK, sudah terlihat ramai oleh sekitar 50 orang relawan yang melayani para orang tua dan 270 orang anak, terdiri dari siswa Sekolah Dasar kelas 3 sampai dengan kelas 6 yang akan mengikuti kelas budi pekerti ini.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -