Berbagi Kasih Sayang dan Hidup Bahagia

Jurnalis : Ellen Hock (He Qi Utara 1), Fotografer : Sufenny dan J.Joelianto (He Qi Utara 1)

Relawan membagikan bingkisan kepada Oma dan Opa penghuni Panti Jompo Yayasan Bina Bhakti di Desa Babakan, Serpong, Tangerang, Banten.

Dalam menemani dan memberi penghiburan pada orang tua selalu disertai perasaan sukacita, jangan dianggap sebagai suatu kewajiban yang harus dijalankan. Demikian pula terhadap orang yang lebih tua maka selayaknya memperlakukan mereka sebagai orang tua kita. Karena di dunia ini ada dua hal yang tidak boleh ditunda, yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan. Seperti salah satu kata perenungan Master Cheng Yen, “Berbakti pada ayah dan ibu adalah berupaya agar hati mereka tenang dan bebas dari rasa khawatir.”

Minggu, 21 Agustus 2016, sebanyak 65 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 berkunjung ke Panti Jompo Yayasan Bina Bhakti di Desa Babakan, Serpong, Tangerang, Banten. Sebelum menuju ke lokasi, relawan terlebih dahulu berkumpul di kantin Tzu Chi Center untuk mempersiapkan konsumsi yang akan dibawa ke Panti Jompo.

Dua hari sebelum keberangkatan ke Panti Jompo Yayasan Bina Bhakti, sebagian relawan berkumpul dan mempersiapkan paket-paket sumbangan yang berisi minyak kayu putih, sikat gigi dan odol, popok sekali pakai, susu, biskuit, sirup, beras, daster dan kain sarung untuk Oma dan Opa, gelas dan piring plastik, serta pembersih lantai. 


Kebahagiaan penghuni Panti Jompo Yayasan Bina Bhakti terlihat dari dua Opa yang menari saat dinyanyikan lagu "Yue Liang Dai Piao Wo De Xin" yang kemudian ditemani oleh Minarni Shijie dan Puspa Shijie.

Setelah perjalanan selama hampir 2 jam, akhirnya 65 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 tiba di lokasi. Kemudian para relawan tersebut mulai memindahkan barang-barang ke aula tempat acara akan berlangsung. Di aula Panti Jompo Yayasan Bina Bhakti, terlihat para suster membawa oma dan opa dengan menggunakan kursi roda dikarenakan mereka sebagian menderita stroke. Ada juga relawan yang membantu menuntun oma dan opa berjalan menuju aula.

Salah satu penghuni Panti Jompo Yayasan Bina Bhakti adalah Liang Cen (84). Ia berada di Panti Jompo Yayasan Bina Bhakti karena anak-anaknya sibuk bekerja di luar negeri. “Anak Oma jauh-jauh, yang satu ikut bosnya ke Hongkong dan satu lagi ke Singapura bekerja. Tapi mereka tetap telepon Oma. Oma kangen mereka”. Ungkap Liang Cen. Ia sudah 8 tahun berada di Panti Jompo Yayasan Bina Bhakti. Keberadaan Liang Chen di panti tersebut berkat Romo (pendeta) yang membawanya supaya ada yang merawat.

Satu persatu para relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 menyapa para penghuni Panti Jompo Yayasan Bina Bhakti. Latar belakang para penghuni Panti Jompo Yayasan Bina Bhakti juga berbeda-beda, ada yang tidak memiliki anak, sehingga masa tua mereka tidak ada yang merawat, ada juga yang punya anak tapi anaknya sibuk tidak bisa merawat orang tua. Kehadiran para relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 cukup membuat penghuni panti gembira karena banyak teman dan merasa disayangi. Di panti ini, para Oma dan Opa terawat, bersih dan sehat.

Saat acara kunjungan kasih dimulai, para penghuni Panti Jompo Yayasan Bina Bhakti  sangat senang. Tan Khun Qian (74), salah satu Opa yang sangat bersemangat di antara semua yang hadir. Ia selalu menjawab apa yang ditanyakan oleh pembawa acara. Interaksinya antara relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 dan penghuni Panti Jompo Yayasan Bina Bhakti cukup baik. Bahkan ada juga Opa yang menari-nari di depan dan berdansa ketika dinyanyikan lagu “Yue Liang Dai Piao Wo De Xin”. 


Buyut (97), penghuni tertua di Panti Jompo Yayasan Bina Bhakti ditemani relawan Tzu Chi saat sedang bernyanyi.

Salah satu relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1, Mey Mey Shijie terlihat aktif berdialog dengan Buyut yang sudah berumur 97 tahun (oma tertua di panti ini). “Salut dengan Buyut, omongannya masih jelas, tidak pikun, ingatannya juga masih bagus, enak diajak ngobrol.  Buyut ini asalnya dari Lampung. Ia berpesan hidup ini harus happy.” Ungkap Mey Mey. Buyut sendiri memiliki tiga anak dan semuanya meninggal karena prematur, suaminya pun juga sudah meninggal.

Demikian juga dengan Puspawati Shijie, terlihat kagum dengan Buyut ini, “Buyut bilang jika suatu saat Buyut dipanggil Tuhan, Buyut berdoa agar tidak sakit sehingga tidak merepotkan orang lain, maunya sehat dan gampang perginya.” Ungkap Puspawati menceritakan Buyut.


Artikel Terkait

Menyatukan Langkah Dalam Misi Amal

Menyatukan Langkah Dalam Misi Amal

12 Februari 2014 Selasa, 14 Januari 2014, relawan yang tergabung dalam komunitas He Qi Barat memanfaatkan waktu dengan mengikuti rapat pendalaman Standar Operasional (SOP) Misi Amal Tzu Chi.
Orientasi Pengenalan Cinta Kasih

Orientasi Pengenalan Cinta Kasih

14 Agustus 2014 Yayasan Buddha Tzu Chi untuk memperkenalkan Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi atau dikenal dengan SMAT kepada mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Trisakti, pada 14 Agustus 2014.
Peresmian Celengan Bambu Digital

Peresmian Celengan Bambu Digital

16 Agustus 2016

Minggu, 17 Juli 2016, Tzu Chi perwakilan Sinarmas meluncurkan Celengan Bambu Digital yang diresmikan di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -