Berbagi Kasih untuk Oma dan Opa di Panti Tresna Werdha

Jurnalis : Benadita Angel Maliku (Tzu Chi Makassar), Fotografer : Robin Johan (Tzu Chi Makassar)

Sebanyak 95 oma opa di Panti Jompo Tresna Werdha mendapat kunjungan dari 29 relawan Tzu Chi Makassar.

Sebanyak 95 oma opa di Panti Jompo Tresna Werdha mendapat kunjungan dari 29 relawan Tzu Chi Makassar. 

Udara pagi di Kota Makassar, Minggu 18 September 2016 terasa begitu sejuk. Kesejukan ini menambah semangat 29 relawan Tzu Chi Makassar yang tengah bersiap menuju Kota Gowa. Para relawan ini hendak mengunjungi oma opa di Panti Jompo Tresna Werdha. Meski sibuk, para relawan sedapat mungkin meluangkan waktu untuk berbagi kasih dengan mereka.

Setibanya di panti, kedatangan relawan disambut hangat oma opa di sana. Mereka pun mengikuti rangkaian kegiatan yang sudah dirancang para relawan. Di antaranya menyanyi bersama, bercerita dan mendengarkan curahan hati oma dan opa.

Panti Tresna Werdha, dihuni oleh 95 oma dan opa berusia 60 tahun ke atas. Para penghuni panti umumnya mengalami masalah finansial sehingga tidak mampu membiayai kehidupannya sehari- hari, seperti makan minum dan pelayanan kesehatan.

 Relawan membagikan makanan dan juga bingkisan. 


Para relawan, muda mudi Tzu Ching dan penerima beasiswa Tzu Chi KP Makassar memotong kuku oma dan opa.

Tampak para oma dan opa berbahagia karena diperlakukan seperti keluarga sendiri. Apalagi saat para relawan menggunting kuku, mencukur rambut dan jenggot mereka sambil bercengkrama. Para relawan, muda mudi Tzu Ching dan beberapa beasiswa Tzu Chi KP Makassar mendengarkan cerita oma dan opa diselingi dengan candaan. Para relawan juga membagikan makanan dan bingkisan. Beberapa oma dan opa juga sangat antusias menyumbangkan lagu sehingga relawan Tzu Chi dan para penghuni panti jompo ikut bernyanyi. Kunjungan kasih pun bertambah meriah.

Salah seorang relawan, Verawaty berharap kedatangan 29 relawan Tzu Chi ini mampu mengobati batin oma dan opa yang merindukan kasih sayang anak-anaknya.

“Saya harap begitu ya. Saya melihat para oma dan opa antusias sekali. Saat games dimulai, tak henti- hentinya oma dan opa tertawa bergembira, saat diajak berjoget dan bernyanyi bersama juga mereka semangat sekali,” kata Verawaty.

Oma dan opa mendoakan para relawan senantiasa sehat agar bisa sering berkunjung ke panti.

Oma Samsam (65 tahun), salah seorang penghuni panti jompo sangat terkesan dengan kunjungan para relawan. “Saya pernah memiliki suami dan anak tetapi mereka berdua sudah meninggal sehingga saya mendaftarkan diri di panti jompo ini enam tahun yang lalu. Saya sangat senang relawan dari Buddha Tzu Chi berkunjung kemari dan mau mengguntingkan rambut serta kuku kami. Relawan juga memberikan bingkisan yang membuat kami begitu diperhatikan,” ujar oma Samsam.

Begitu pun dengan Opa Ismail(65 tahun) yang mendoakan para relawan senantiasa sehat agar bisa sering berkunjung.  “Setelah istri saya meninggal dan saya tidak memiliki anak, saya kemudian tinggal di sini. Saya bersyukur Alhamdulillah hari ini mendapat kunjungan yang baik, semoga para relawan tetap semangat, tidak ada kekurangan dan selalu diberi kesehatan sehingga boleh mengunjungi kami lagi nantinya,” ujar Opa Ismail.


Artikel Terkait

Jalinan Kasih yang Terus Dirawat

Jalinan Kasih yang Terus Dirawat

23 Agustus 2017

Dalam kunjungan kali ini Nenek Masna terlihat berbeda dari kunjungan sebelumnya. Kali ini ia terlihat lebih segar dan lebih sehat. Kondisi matanya pun sudah sangat baik. Nenek Masna bercerita tentang keadaannya, juga tentang kabar keluarganya.

Ketulusan dalam Mecintai Orang Tua

Ketulusan dalam Mecintai Orang Tua

26 November 2014

Bagi relawan Tzu Chi, pelayanan yang diberikan bagi penghuni panti jompo ini merupakan suatu bentuk bakti bagi para orang tua. Pelayanan yang diberikan oleh relawan Tzu Chi mencerminkan layaknya orang tua sendiri. 

Berjuang Menghadapi Penyakit

Berjuang Menghadapi Penyakit

31 Juli 2019

Sulianah Djaya, seorang ibu rumah tangga berusia 52 tahun, merasakan ada suatu benjolan kecil di bawah telinga sebelah kiri. Bersama Rudi (52), sang suami ia harus beberapa kali ke beberapa rumah sakit untuk memastikan penyakit dan pengobatan apa yang harus dijalaninya. Meski berat, hal ini tidak membuat Sulianah patah semangat. Dengan dukungan keluarga, ia mau melakukan segala pengobatan agar bisa sembuh dan bermain dengan cucunya.

Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -