Berbagi Pengetahuan Tentang Misi Kemanusian

Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara)
Suster Bertha, seorang biarawati  yang ikut di dalam rombongan Universitas Atmajaya, melakukan gerakan isyarat tangan, bersama Fonny Tjung (Relawan Tzu Chi)  Rabu 26 Agustus 2015

“Selain kagum dengan kemegahan gedung Tzu Chi Centre, dan juga misi cinta kasih yang universal, menolong sesama tanpa membeda agama, status dan golongan. Saya tertarik untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi, dalam misi kemanusiaan saat waktu senggang,” tutur Suster Bertha, seorang biarawati yang ikut di dalam rombongan ini. Teriknya sinar mentari pada hari ini, rabu 26 Agustus 2015 jam 9 pagi, tidak menyurutkan semangat 54 mahasiswa/i dari Falkutas Kedokteran Universitas Atmajaya di Pluit, Jakarta Utara, untuk berkunjung ke Tzu Chi Center di Pantai Indah Kapuk Jakarta. Para peserta yang ikut pada rombongan ini adalah mahasiswa/i semester terakhir, yang bertugas sebagai Co-as (assisten dokter). 

Menurut dr. Minawati, Ketua rombongan, “Tujuan kunjungan ini agar para mahasiswa kami dapat belajar langsung tentang misi kemanusiaan Tzu Chi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan jiwa dan semangat sosial mereka, saat nanti bertugas sebagai dokter di tengah masyarakat.” Jejak langkah Tzu Chi di bidang kemanusiaan, seperti bakti sosial kesehatan bagi masyarakat miskin yang diselengarakan di beberapa kota besar di Indonesia, diharapkan mampu membuka wawasan para calon dokter ini, tentang pentingnya kepedulian sosial, dan membuka wawasan misi Tzu Chi secara lebih komprehensif.

Sebanyak 60 buah celengan bambu disebarkan kepada para mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Atmajaya.

Para dokter di Tzu Chi sering dipanggil sebagai bodhisatwa besar, sebab saat menolong pasien yang sakit parah, nyawa pasien berada di tangan para dokter. Christine yang memberikan presentasi singkat tentang RS Tzu Chi  ini mengatakan. Keunikan bangunan RS Tzu Chi ini akan berbentuk zig zag, sehingga setiap bangsal kamar akan terkena cahaya sinar matahari. Rumah sakit ini akan menyiapkan peralatan yang mutakhir “Hybrid Operating” yaitu suatu alat terintegrasi untuk pemeriksaan menyeluruh saat dilakukan tindakan operasi.  Pada tanggal 31 Mei lalu, RS  Tzu Chi telah ground breaking. Apartemen para untuk dokter beserta bangsal para perawat juga akan disediakan sebagai fasilitas RS yang akan selesai dibangun pada tahun 2018. Tampak para mahasiswa menganggukan kepala mereka setelah mendengar penjelasan tentang RS berskala internasional ini. Seorang mahasiswa semester ke 7, Cipta berujar, “Kalo nanti sudah lulus jadi dokter, saya tertarik bekerja di Rumah Sakit Tzu Chi, sebab fasilitasnya serba lengkap  dan peralatannya canggih,” tambahnya. Nadia,  mahasiswi asal Bandung juga tertarik dengan misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. “Salut buat Tzu Chi yang memelopori terobosan teknologi baru untuk memproduksi barang-barang keperluan sehari-hari, dari mendaur ulang botol-botol plastik. Padahal barang-barang itu biasanya dibuang begitu saja ke tempat sampah." Saat rombongan ini mengunjungi Jing Si Books & Café, Andri menerangkan produk yang dijual di Jing Si ini ada selimut dan pakaian yang dibuat dari hasil daur ulang botol plastik, hasil Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi. 

Cynthia salut dengan Yayasan Buddha Tzu Chi, dimana dengan celengan bambu, bisa membantu sesama, dan amal kecil bisa menjadi besar. Suatu hari nanti dia berminat menjadi seorang relawan Tzu chi.

Setelah makan siang, acara dilanjutkan dengan Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT) kepada para mahasiswa . Sebanyak 60 buah celengan bambu disebarkan kepada para calon dokter tersebut, dimana seluruh uang hasil dana amal celengan bambu tersebut akan disalurkan untuk membantu misi amal untuk membiayai pasien yang tidak mampu, misi kesehatan (pengobatan gratis kepada warga miskin), dan misi pendidikan bagi anak-anak berprestasi yang tidak memiliki biaya untuk bersekolah. Menurut Cynthia “Celengan bambu ini bagus bisa memberi kesempatan orang lain berbuat kebaikan. "Saya juga mau mendaftar menjadi relawan Tzu Chi,” ujarnya yang  bertekad akan secara rutin menyisihkan uang jajannya di celengan bambu sehingga bisa digunakan untuk menolong sesama yang menderita.

Dr. Minawati (berbaju batik coklat) sedang mengarahkan 54 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Atmajaya yg berkunjung ke Tzu Chi PIK 26 Agustus 2015.

Di penghujung acara, para relawan Tzu Chi mengajak para mahasiswa/i ini untuk bersama-sama memeragakan bahasa isyarat tangan ‘Satu Keluarga’. Senyum bahagia tergambar dari wajah para mahasiswa/i ini saat bergandengan tangan membentuk lingkaran.  Benih benih cinta kasih sudah berhasil ditaburkan ke lubuk hati para calon dokter ini, dan biarkanlah cinta kasih universal, terus mengalir ke seluruh penjuru negeri, agar semua manusia semakin banyak berbuat kebajikan di ladang berkah Tzu Chi.

Artikel Terkait

SMAT di Apartemen Parkview

SMAT di Apartemen Parkview

30 Desember 2013 Relawan Tzu Chi He Qi Barat, Hu Ai Kebun Jeruk 1 mengadakan Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT) di apartemen Puri Parkview Jl. Pesanggrahan, Jakarta Barat.
Semangat Berbagi Melalui Celengan Bambu

Semangat Berbagi Melalui Celengan Bambu

11 Februari 2016 Rabu, 10 Februari 2016, sebanyak 57 karyawan dari berbagai departemen Hotel Best Western Hariston penuh antusias mengikuti Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT).
Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -