Berkah dan Cinta Kasih Yang Berkelanjutan

Jurnalis : Siti (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

doc tzu chi indonesia

Sabtu, 27 Januari 2018, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan kegiatan rutin tiap 3 sampai 4 bulan sekali yaitu, Pengumpulan Celengan Cinta Kasih siswa-siswi di Sekolah Vidya Sasana.

Celengan bambu mengandung semangat bahwa siapa saja dapat beramal sekalipun dengan dana kecil. Dari dana yang terhimpun melalui celengan bambu, Yayasan Buddha Tzu Chi kemudian menyalurkannya kepada orang-orang yang membutuhkan. Misalnya untuk biaya pengobatan, pendidikan, bedah rumah, dan warga yang menjadi korban bencana alam.

Celengan bambu bermula pada tahun 1966, saat Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi memulai kegiatan amal untuk membantu sesama. Master mengajak 30 ibu rumah tangga untuk ikut serta dengan menyisihkan 50 sen dolar NT (sekitar 400 rupiah) sehari dan memasukkannya ke dalam celengan bambu. Hingga kini, semangat celengan bambu telah menyebar ke-53 negara dan telah membantu banyak orang di dunia.

Di Tanjung Balai Karimun, celengan bambu sudah tersebar di sekolah-sekolah dan semua lapisan di Karimun. Pada Sabtu, 27 Januari 2018, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Pengumpulan Celengan Bambu di Sekolah Vidya Sasana. Sebelum mulai pengumpulan celengan, para siswa-siswi berkumpul di halaman SMP Vidya Sasana untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama -sama.

Seperti biasa, Jurman, koordinator kegiatan menjelaskan bahwa, “Koin cinta kasih yang didonasikan, nantinya akan disalurkan kembali ke warga Karimun yang membutuhkan.” Jurman juga mengucapkan terima kasih kepada pengawas, kepala sekolah, guru, dan staff Vidya Sasana atas partisipasinya dalam kegiatan rutin yang dilakukan Tzu Chi Karimun ini.

doc tzu chi indonesia

Relawan Tzu Chi bernama Hoeng Ngo dengan ramah menjelaskan manfaat celengan bambu kepada beberapa siswa-siswi yang masih belum sepenuhnya mengetahui manfaat celengan bambu yang mereka miliki.

doc tzu chi indonesia

Relawan dengan penuh hormat memberi salam kepada Bapak Ginen. Pengawas Vidya Sasana ini merasa sangat senang dengan kegiatan yang bisa mengajak dan mengarahkan anak-anak untuk melakukan hal-hal yang positif.

Penuangan celengan bambu dimulai dari Pengawas Vidya Sasana yang bernama Y Ginen Suparno yang akrab disapa Bapak Ginen. Ia sangat senang bahwa anak-anak bisa membuat hal yang positif. “Saya sangat terharu saat Pemberkahan Akhir Tahun 2017. Saya kembali diundang oleh salah satu relawan Tzu Chi, saat penyambut tamu di lantai 1 yang berpakaian rompi itu semua anak-anak, ada juga anak murid dari Sekolah Vidya Sasana. Anak-anak dengan tertib dan bertanggung jawab melaksanakan tugas yang diberikan oleh relawan. Harapan saya adalah semua hal yang baik dan positif tetap dikembangkan dan merangkul anak-anak, tidak menandang latar belakang agama tapi kita harus perjuangan untuk membuat mereka menjadi manusia yang dihargai secara pribadi, mereka tidak ada masalah kaya miskin tetapi semua itu sama,” ucap Bapak Ginen.

Kali itu pengumpulan celengan tidak hanya mengajak relawan Tzu Chi, namun ada pula beberapa anak asuh yang bersedia menjadi relawan rompi untuk membantu relawan Tzu Chi. Salah satunya adalah Eka Rizky Kurniawan (14) yang sudah mengikuti kegiatan Tzu Chi untuk yang kedua kalinya, pertama menjadi penyambut tamu saat acara Pemberkahan Akhir Tahun dan keduanya adalah saat pengumpulan celengan bambu di sekolahnya. Walaupun Eka merupakan salah satu anak asuh dari Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun tapi ia tidak merasa segan atau malu. “Selagi ikut kegiatan Tzu Chi saya merasa semangat, bisa jadi relawan itu menyenangkan karena bisa membantu teman-teman yang lebih membutuhkan,” ujar Eka.

doc tzu chi indonesia

Eka Rizky Kurniawan (14) tidak merasa segan ataupun malu saat menjadi relawan rompi di depan kawan-kawannya. “Bisa jadi relawan itu menyenangkan karena bisa membantu teman-teman yang lebih membutuhkan,” katanya.

doc tzu chi indonesia

Raut wajah yang bahagia dipancarkan oleh relawan dan anak asuh Tzu Chi saat mengajak para guru dan murid untuk memeragakan isyarat tangan yang berjudul Satu Keluarga.

Setelah melakukan penuangan celengan, relawan mengajak guru dan murid untuk memeragakan isyarat tangan yang berjudul Satu Keluarga untuk menunjukkan bahwa semua adalah satu keluarga tidak membedakan agama, ras, dan suku. Tidak hanya siswa SD, SMP, dan SMK yang ikut berpartispasi dalam penuangan celengan ini, bahkan anak TK juga ikut turut berpartisipasi dalam penuangan celengan bambu yang telah relawan Tzu Chi rutin lakukan di sekolah Vidya Sasana ini.

Saat menolong orang membutuhkan bantuan, insan Tzu Chi juga berusaha untuk membangkitkan kekayaan batin mereka. Insan Tzu Chi juga menjelaskan bahwa bantuan yang mereka terima berasal dari akumulasi sedikit demi sedikit donasi yang telah Tzu Chi terima dari masyarakat yang bersumbangsih untuk orang yang membutuhkan bantuan dengan donasi yang mereka berikan.

Dengan bersumbangsih sedikit demi sedikit semampu mereka, mereka juga bisa menolong sesama. Seperti bunyi salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen “Semakin banyak yang terinspirasi untuk bersumbangsih semakin besar berkah yang tercipta.”

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Bersumbangsih untuk Sesama

Bersumbangsih untuk Sesama

19 Oktober 2018
Pada 16 Oktober 2018 penuangan celengan bambu dilaksanakan di Widya Salon, yang berlokasi di Jl. Sadakeling No. 12 Bandung. Para donatur yang telah menabung di setiap hari untuk mengisi celengan SMAT ini terlihat begitu bahagia saat menuangkan isi celenganya ke dalam kolam dana.
Summarecon Merayakan 10 Tahun Celengan Kasih Dengan Penuh Syukur

Summarecon Merayakan 10 Tahun Celengan Kasih Dengan Penuh Syukur

06 Oktober 2023

Selasa, 03 Oktober 2023 PT. Summarecon Agung mengadakan acara Syukuran 10 Tahun Penuangan Celengan Kasih yang di hadiri ratusan karyawan Summarecon dari beberapa cabang di Indonesia. 

Pengumpulan Titik-Titik Cinta Kasih

Pengumpulan Titik-Titik Cinta Kasih

27 Mei 2014 Demikian pula para muridnya, mereka sebagian besar sudah mengenal Tzu Chi. Ia menceritakan pengalaman mengenai anaknya sendiri yang setiap harinya hampir tidak pernah lupa untuk memasukkan uang koin ke dalam celengan . Hal senada juga didapat dari cerita para orang tua murid lainnya  bahwa anak-anak mereka sangat bersemangat untuk mengisi celengan bambu mereka.
Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -