Butiran Cinta Kasih untuk Warga Cilincing

Jurnalis : Fammy, Sucipta Nio, Indah Natalina (He Qi Timur), Fotografer : Andi Jarvis, Fammy (He Qi Timur)

Salah satu relawan membantu Husna membawakan beras cinta kasih dari Tzu Chi yang dibagikan pada tanggal 21 September 2014.

Hari Minggu, 21 September 2014, relawan Tzu Chi mulai berdatangan di lapangan RW 07 Asrama Brimob, Cilincing, Jakarta Utara untuk membagikan beras cinta kasih. Mereka mulai menyiapkan berbagai keperluan, seperti pemasangan line Tzu Chi, tenda, sound system, dan konsumsi yang dibutuhkan pada kegiatan ini.

Usai persiapan, para insan Tzu Chi berkumpul di lapangan untuk mendapatkan pengarahan dari Johar Kohar Shixiong, koordinator kegiatan. Pada pukul 08.05 WIB, pembukaan kegiatan pembagian beras dimulai. Dalam kegiatan ini, relawan juga menyosialisasikan dan penuangan celengan bambu kepada warga. Sebanyak 56 celengan bambu dibagikan kepada warga yang turut ingin bersumbangsih membantu orang lain yang membutuhkan.

Setelah itu, relawan mulai membuka jalur pengambilan beras cinta kasih, warga pun dengan tertib satu persatu mengambil beras tersebut dengan menunjukkan kupon yang mereka miliki. Sebanyak 2.100 karung beras berisi 20 kg dibagikan kepada warga kurang mampu di 10 RW di Cilincing. H. M. Hasyim, ketua RW 07 memberikan dukungannya dengan menyediakan tempat acara pembagian beras kepada warganya. “Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah memberikan bantuan kepada warga RW 07,” ujar Hasyim. Ia mengatakan bahwa tidak memandang dari mana beras ini berasal, karena ini merupakan bantuan sosial, dan warga pun menyambutnya dengan antusias. Hasyim berharap jalinan komunikasi yang baik antara warga dengan Tzu Chi akan terus dibangun. “Dengan adanya jalinan komunikasi yang baik, Insya Allah, masyarakat kami, para remaja kami, akan kami libatkan menjadi relawan,” ungkapnya. Menurut Hasyim dengan menjadi relawan, maka warga bisa tergerak hatinya untuk membantu sesama yang membutuhkan.

Hal senada juga disampaikan oleh Abudin, pengurus RW 10. Ia mengaku bersyukur karena melalui pembagian bantuan ini, beban para warga berkurang. “Saya mewakili warga disini, mengucapkan banyak terima kasih kepada Yayasan Budha Tzu Chi karena telah bersedia berbagi hati, berbagi cinta kasihnya dengan satu kelurahan. Warga kami memang banyak yang kekurangan, ini merupakan berkah bagi warga kami,” ucapnya sambil tersenyum. Menurut Abudin, warga yang tinggal di rumah susun rata-rata adalah kuli pelabuhan yang hidup tak menentu penghasilannya.

Relawan memeragakan bahasa isyarat tangan pada saat pembagian beras cinta kasih kepada warga Cilincing.

Sebanyak 150 relawan Tzu Chi dari Summarecon turut bersumbangsih pada kegiatan ini. Dengan penuh semangat menyusun beras yang akan dibagikan.

Berbagi Berkah dengan Orang Lain
Emi (47 tahun), tinggal di Asrama Brimob RT 6 RW 7. Ini pertama kalinya dia menerima beras dari Tzu Chi. Dia mengaku senang karena beras ini bisa menghidupi sekeluarganya setidaknya untuk 20 hari ke depan. Anak-anaknya yang masih kecil pun bisa makan nasi lebih banyak. Biasanya Emi harus membeli beras 30 liter untuk keluarganya sebulannya. Namun sekarang ia bisa menyisihkan uang membeli beras untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

Emi juga mengambil celengan bambu Tzu Chi. ia mengaku mengambil celengan itu dari keinginannya sendiri. Ia pun merasa senang karena bisa membantu orang lain dengan berbagi berkah dengan orang lain melalui sisa uang belanja yang kelak ia masukkan ke dalamnya setiap hari.

Selain Emi, Wety (43) juga turut mengantri saat mengambil beras ini. Ia rela mengantri dua kali demi seorang nenek tua yang sudah tidak mampu untuk berbaris dalam antrian panjang. “Ya pikirnya bantu dia saja, kasihan dia sudah tua, tidak kuat,” ungkapnya. Wety sudah lama menderita penyakit pigmen tertunda yang membuat beberapa bagian kulitnya berbeda warna. Meski tidak berpengaruh besar terhadap hidupnya, ia cukup rendah diri dengan penampilannya itu. Pemasukan yang tidak menentu dari cuci gosok pakaian tetangga pun membuatnya tidak mampu membeli beras. Setiap hari ia minta beras dari kakaknya untuk dimasak.

Juga ada seorang nenek lansia, Husna (90) yang juga turut mengantri untuk mengambil beras cinta kasih dari Tzu Chi. Ia tidak bekerja dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya dari belas kasihan tetangganya. Husna merupakan janda empat anak tetapi ia hidup sendirian. Keempat anaknya sudah menikah semua dan tinggal terpisah dengannya. Merasa tidak ingin membebani anak-anaknya, ia memutuskan untuk hidup sendiri.

Husna dibantu dengan tetangganya untuk ikut mengantri dalam pembagian beras ini. “Saya berterima kasih kepada Tzu Chi karena telah membantu meringankan beban hidup saya. Beras ini sungguh sangat berarti untuk kehidupan saya,” ucapnya. Ucapan nenek Husna sungguh membuat hati pilu, Master Cheng Yen sangat mengasihi semua mahkluk hidup di dunia ini tanpa terkecuali dan cinta kasih Master telah sampai kepada nenek Husna.

Ribuan warga mengantri dengan rapi untuk mengambil beras Tzu Chi di lapangan RW 07 Asrama Brimob, Cilincing, Jakarta Utara.

Turut Bersumbangsih
Sebanyak 150 karyawan Summarecon yang turut membantu acara pembagian beras cinta kasih ini. Salah satu relawan terlihat sibuk mengkoordinasi para relawan lainnya, Yance (32) namanya. Bekerja sebagai pihak keamanan di Summarecon, Yance merasa bahagia bisa ikut dalam pembagian beras cinta kasih kali ini. Ini juga bukan pertama kali Yance ikut dalam acara sosial Tzu Chi. “Pembagian beras cinta kasih ini sangat menyenangkan, karena kita dapat melihat wajah para warga yang senang sudah membuat hati kami pun bahagia,” ucapnya. Meskipun diberi tanggung jawab menjadi koordinator, Yance tidak merasa itu sebagai beban. “Saya tidak pernah menemukan halangan atau yang namanya beban, asalkan melakukan dengan gembira, maka semua akan terasa ringan. Toh, semua relawan Summarecon juga bahagia bisa turut serta dalam melakukan pembagian beras cinta kasih Tzu Chi,” ungkapnya sambil tersenyum.

Indah, salah satu relawan dari staf PT. Summarecon mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan Tzu Chi. Di lokasi pembagian beras, sosoknya cukup mengagumkan karena dari awal hingga akhir kegiatan, ia tidak pernah beranjak dari posisinya. Ia terus bersemangat mengangkut berkarung-karung beras. “Saya tidak merasa lelah, malah tambah semangat saat melihat warga datang menerima beras. Saya tidak mengeluh lelah juga karena ingin menyemangati tim saya, agar mereka juga ikut bersemangat dan terus terpacu untuk bantu mengangkut beras. Saya senang bisa membantu orang lain,” tutur wanita 29 tahun ini. Ia mengaku senang bisa ikut kegiatan ini dan kelak akan mengikuti kegiatan Tzu Chi lainnya.


Artikel Terkait

Butiran Cinta Kasih untuk Warga Cilincing

Butiran Cinta Kasih untuk Warga Cilincing

29 September 2014

Hari Minggu, 21 September 2014, relawan Tzu Chi mulai berdatangan di lapangan RW 07 Asrama Brimob, Cilincing, Jakarta Utara untuk membagikan beras cinta kasih. Mereka mulai menyiapkan berbagai keperluan, seperti pemasangan line Tzu Chi, tenda, sound system, dan konsumsi yang dibutuhkan pada kegiatan ini. 

Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -