Cinta Kasih Terus Berlanjut

Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara)

Ricky Budiman Shixiong tengah membagikan bantuan beras kepada warga

Harga sembako akhir-akhir ini semakin melambung tinggi di seluruh Nusantara. Keadaan memilukan ini dialami oleh mereka yang hidupnya kekurangan. Mengkonsumsi nasi kerak (sisa nasi yang dikeringkan)  menjadi  santapan sehari-hari bagi Ibu Ijem (50) dan ketiga anggota keluarganya.  “Seneng banget, sekarang  bisa dapet sekantung beras pulen,”  kata ibu yang bekerja sebagai tukang cuci. Mampu mendapatkan sekarung beras cinta kasih dari Tzu Chi sangat disyukurinya. “Alhamdulliah, Terima kasih sekali ya,” demikian ujar wanita paruh baya ini dengan wajah bahagia.  Kebahagiaan juga turut dirasakan oleh 21 orang relawan Tzu Chi yang datang membantu  pada Minggu 14 September 2014. Tempat pembagian beras  berlokasi di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Islamiya, Jl.Rawa Bebek 11 RT 021/011 Penjaringan, Jakarta utara. Ratusan warga sudah menerima kupon dan memenuhi halaman sekolah sejak pukul 08.00 WIB. 

“Pembagian beras ini langsung mengena sasaran masyarakat marginal, kita sangat mengapresiasi Tzu Chi dan patut diteladani semua pihak,“ kata Kompol France Siregar, Kanit Binmas Polsek Penjaringan dalam sambutannya. Sebanyak 174 karung beras  berhasil dibagikan. Beras Cinta kasih yang didatangkan dari Taiwan  ini melanjutkan jalinan jodoh baik dengan masyarakat di Rawa Bebek. Bapak Hilman selaku Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Islamiyah  mengemukakan bahwa dua tahun lalu bangunan sekolah bertingkat dua ini pun direnovasi oleh Tzu Chi.

Warga Rawa Bebek sangat antusias menerima celengan bambu

Karim Shixiong  sebagai pemandu acara menjelaskan kepada para pengunjung yang hadir memadati halaman, bahwa jumlah uang yang dapat disisihkan ke celengan bambu tidak penting berapa nominalnya namun yang terpenting adalah masyararakat sudah berperan menyebarkan aliran cinta kasih untuk bisa menolong pihak-pihak lain yang membutuhkannya. Dari uang yang dikumpulkan maka akan digunakan Tzu Chi untuk menjalankan misi-misi mulia dibidang sosial kemanusiaan. Contohnya misi amal untuk membantu pasien yang tidak mampu. Misi kesehatan dengan mengadakan bakti sosial kesehatan masal. Dan Misi pendidikan seperti membantu merehabilitasi bangunan sekolah yang rusak seperti yang sudah dilakukan di sekolah Madrasah ini. Jadi  dengan celengan bambu, dari  sebuah dana kecil menjadi banyak amal besar.

Inspirasi Berbuat Kebajikan 

Kegiatan  penuh cinta kasih ini telah menggugah hati  seorang bapak untuk mendaftar menjadi relawan.  Sesaat setelah menerima sebuah celengan bambu, Agus Toni (53)  mengajukan diri untuk ikut dalam barisan cinta kasih Tzu Chi.  Acara Da Ai TV yang sering ditontonnya di rumah, telah menginspirasi seorang supir asal Pemalang ini untuk berbuat kebajikan. Saat menerima kupon beras dari Sony Ramadhan (12), anaknya yang murid  kelas enam di sekolah  ini, hatinya bersorak girang. “Saya bisa mendaftar juga jadi relawan Tzu Chi,” kata ayah lima anak ini dengan tersenyum gembira.

Agus Toni terinspirasi menjadi relawan

Di penghujung acara, seorang ibu yang hadir dengan putra bungsunya, Masiroh (45) menerima sekarung beras dengan hati penuh suka cita. Putranya, Bagus Santoso (11) juga mendapat sebuah celengan bambu. “Celengan ini bisa ajarin anak biasain nabung biar bisa bantu orang  lain,” kata ibu yang tinggal di daerah Tanjung wangi. Meski  sang anak hanya  dapat melihat dengan satu mata,  karena kornea mata kirinya rusak tergores. Namun Bagus yang sudah duduk kelas lima sekolah dasar tidak putus asa untuk menggapai harapannya. ”Cita-cita saya mau jadi tentara,“ kata Bagus dengan semangat.

Masiroh & Bagus dengan wajah bahagia sembari membawa beras cinta kasih dan celengan

Semangat Jimmy Shu (33) relawan asal Taiwan yang bekerja di Jakarta juga terbangkitkan.  Pria berkacamata ini,  terbuka hatinya untuk melanjutkan cinta kasih universal ini. “Kegiatan pertama di Tzu Chi  ini, telah membuat saya tahu lebih bersyukur atas apa dimiliki, mereka tinggal di rumah yang begitu sempit yang tidak manusiawi,“  kata pria yang tinggal di Ban Qiao, Taiwan. Jimmy juga berjanji akan menjadi relawan Tzu Chi di waktu senggangnya. Kegiatan pembagian beras sudah usai. namun butiran-butiran cinta kasih Tzu Chi telah berhasil menyebarkan aliran cinta kasih yang makin berkembang dan telah menginspirasi banyak orang untuk melanjutkan berbuat kebajikan di Tzu Chi. Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai dan terus menanam berkah di jalan Bodhisattva Tzu Chi.

Artikel Terkait

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -