Dapur Umum untuk Korban Banjir di Kabupaten Langkat

Jurnalis : Nuraina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)

Relawan Tzu Chi membagikan nasi hangat kepada para korban banjir di Kabupaten Langkat, 17 dan 18 Januari 2015 lalu.

Sejak Sabtu, 10 Januari 2015, banjir melanda Kabupaten Langkat, Medan. Curah hujan yang tinggi adalah sebab dari meluapnya air Sungai Batang Serangan yang kemudian menggenangi rumah-rumah penduduk di tiga kecamatan di Kabupaten Langkat, yaitu: Tanjung Pura, Hinai dan Sawit Seberang.

Melihat bencana ini, para relawan Tzu Chi Medan membuat dapur umum selama 2 hari untuk warga di kecamatan Tanjung Pura. Hal ini dilatarbelakangi karena hingga Jumat, 16 Januari, banjir di dua wilayah, Tanjung Pura dan Hinai, masih menggenang tinggi. Ketinggiannya berkisar antara 50 sampai 110 sentimeter. “Setelah diputuskan untuk membuat dapur umum, relawan kemudian dengan segera meluncur untuk mencari lokasi di Tanjung Pura yang sesuai untuk membuat dapur umum. Sebagian relawan juga langsung membeli sayur dan berbagai jenis bahan pelengkap untuk keperluan memasak nantinya,” ujar Hendra Sutanto.

Kerjasama Antarwarga

Sabtu, 17 Januari 2015, A Kuang, panggilan akrab Hendra Sutanto berangkat dari rumahnya di Binjai sekitar pukul 5 pagi. Ia kemudian menjemput beberapa relawan, dan langsung bertolak menuju Tanjung Pura. Relawan Medan lain pun sama, mereka berangkat dari Medan pukul 5.30 dan langsung menuju Tanjung Pura.

Relawan dibantu dengan warga bersama-sama bersumbangsih untuk memberikan bantuan bagi korban banjir. Sejak 17 Januari, Tzu Chi Medan mendirikan dapur umum selama 2 hari di wilayah banjir untuk mempermudah pendistribusian bantuan.

Dengan menggunakan perahu karet, relawan Tzu Chi menyisir wilayah banjir untuk membagikan bantuan.

Sesampainya di Posko Tzu Chi di Desa Pekubuan, kecamatan Tanjung Pura, para relawan langsung mulai bekerja dibantu beberapa warga yang rumahnya terendam banjir. Tanpa aba-aba atau pembagian tugas, masing-masing relawan ataupun sukarelawan secara otomatis mencari apa yang bisa dikerjakan. Mereka memulai hari dengan saling bekerjasama untuk mengupas, memotong, dan mencuci sayuran. Ada pula yang menggoreng, menumis, dan ada yang memasak nasi. Setelah semua sayur selesai dimasak, para relawan dan warga setempat bersama-sama membungkus nasi dan sayur. Tidak berselang lama, nasi hangat sudah siap untuk dibagikan. Untuk tanggal 17 Januari 2015, nasi yang dibagikan sebanyak 1.200 bungkus dan untuk tanggal 18 Januari 2015, nasi yang dibagikan sebanyak 2.200 bungkus.

Selain itu, Tzu Chi juga membagikan bantuan bagi 10 dusun yang ada dui Desa Pekubuan. Di hari pertama, Tzu Chi membagikan nasi hangat di 4 dusun, dan di hari kedua Tzu Chi membagikan beras di 8 dusun. Untuk dusun yang terendam banjir yang lebih dalam, maka relawan membagi nasi dengan menggunakan perahu karet.

Selain mengadakan dapur umum, beberapa relawan membantu mengumpulkan barang daur ulang dari sekitar posko dapur umum seperti; kertas, gelas air mineral, botol plastik dan lain-lain. Mariam selaku Kepala Desa di Pekubuan mengatakan, “Saya sangat terharu melihat semangat dan ketulusan hati dari para relawan dan juga warga desa Pekubuan yang bahu-membahu memasak di dapur umum.” Ia berharap banjir ini tidak akan terulang lagi.


Artikel Terkait

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -