Dasawarsa Pintu Penggalang Bodhisatwa

Jurnalis : Yuliati, Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Yuliati, Feranika Husodo (He Qi Utara)

Para relawan Tzu Chi dengan penuh sukacita merayakan HUT ke-10 Jing Si Books & Café Pluit yang dijadikan sebagai sarana menyelami Dharma Master Cheng Yen pada tanggal 31 Agustus 2014.

Sebagai sarana untuk menyosialisasikan budaya humanis dalam masyarakat, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia meresmikan Toko Buku Jing Si atau Jing Si Books & Café Pluit pada tahun 2004 yang dijadikan sebagai sarana relaksasi dan pencerahan batin para insan Tzu Chi. Buku-buku terbitan Jing Si menghadirkan inspirasi kehidupan, pengetahuan, dan wawasan. Namun pada hakikatnya, Jing Si Books & Café adalah pintu untuk menggalang hati relawan dan donatur.

Gedung yang terdiri dari dua lantai ini diresmikan tanggal 29 Agustus 2004 dan merupakan toko buku Jing Si yang pertama yang hadir di Jakarta. Selain menjual buku-buku yang menginspirasi, Jing Si Books & Café juga dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan relawan Tzu Chi. Kini, Jing Si Books and Café Pluit genap berusia sepuluh tahun dalam mewariskan intisari ajaran Master Cheng Yen.

Evi Shijie memberikan sharing jodoh awalnya hingga masuk barisan Tzu Chi pada tahun 2009 karena mengenal Jing Si Books and Café Pluit.

Satu Dekade yang Berkesan
Siang itu, 31 Agustus 2014, para insan Tzu Chi bersama-sama bersukacita merayakan ulang tahun Jing Si Books & Café Pluit yang sudah satu dekade menjadi perwujudan budaya humanis Tzu Chi. Bagi insan Tzu Chi, Jing Si Books & Café merupakan rumah kedua. “Selain kita ke yayasan (Tzu Chi) yang membuat interaksi dengan sesama ya Jing Si ini yang cocok, karena di sini sebagai ruang tamu bagi komunitas,” ungkap Livia Tjin, koordinator Jing Si Books & Café. Bagi Livia, Jing Si Books & Café merupakan pintu penggalangan hati dan Bodhisatwa. “Kita bukan jual barang di sini, tetapi untuk menggalang Bodhisatwa kita merasa ini tempat yang sesuai,” ucapnya.

Lebih kurang 150 relawan Tzu Chi dan tamu undangan hadir pada perayaan ini dengan wajah penuh keceriaan.

Selama sepuluh tahun sebagai pintu masuk penggalangan hati, sudah banyak para Bodhisatwa yang masuk ke dalam barisan Tzu Chi melalui pintu ini. Salah satunya Evi Shijie. Di hadapan lebih kurang 150 tamu undangan, relawan asal Pekanbaru ini memberikan sharing jalinan jodoh awal menjadi relawan Tzu Chi mulai dari menonton DAAI TV dan berbuah setelah diinfokan temannya bahwa di Pluit sudah ada Jing Si Books & Café, sehingga pada Oktober 2009 ia mendaftarkan diri sebagai relawan Tzu Chi.

Evi Shijie mengaku bisa mencurahkan segala keluh kesahnya dengan para relawan di tempat ini, bisa jadi ruang meeting, dan yang terpenting bisa menjadi tempat membaca buku dan kata perenungan Master Cheng Yen. “Di Jing Si Books & Café Pluit ini saya merasa ada keluarga kedua. Jing Si Books & Café ini merupakan sarana bagi orang-orang yang mau bergabung dan mengenal Tzu Chi lebih dalam,” ucap wakil Hu Ai Angke He Qi Utara ini.

Para relawan komite pria pun dengan antusias menampilkan bahasa isyarat tangan di hadapan para tamu undangan.

Rumah Kedua Insan Tzu Chi
Semakin banyak orang yang turut merasakan ketenangan di rumah kedua insan Tzu Chi adalah harapan bagi setiap insan. Sebagai pemilik gedung yang dijadikan sebagai sarana menyelami Dharma Master Cheng Yen, tentu Rebecca Halim merasa sangat bersyukur apa yang diberikan bisa bermanfaat bagi banyak orang. Dalam sambutannya, Lie Phing, sapaan akrabnya mengatakan sangat berterima kasih kepada Master Cheng Yen dan Liu Su Mei (ketua Tzu Chi Indonesia) atas ladang berkah yang diberikan untuk berbuat kebajikan, sehingga dapat mendonasikan rumahnya sebagai Jing Si Books & Café di Pluit yang dapat digunakan sebagai rumah kedua bagi semua relawan Tzu Chi dalam mengembangkan misi budaya humanis.

Rebecca Halim (tengah) mengucap syukur atas kesempatan yang diperoleh sehingga bisa mendonasikan rumah miliknya yang dijadikan sebagai tempat relaksasi dan pencerahan batin para insan Tzu Chi.

Dalam perjalanan selama satu dasawarsa, selain sebagai sarana relaksasi batin, Jing Si Books & Café Pluit juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk belajar bahasa isyarat tangan, bedah buku, meeting, dan lain-lain. “Kita lihat cafe ini makin berkembang, saya harap kita semua bisa terus memanfaatkan cafe ini. semoga kita bisa membabarkan Dharma Master Cheng Yen ke dalam masyarakat, sehingga kita bisa menggalang lebih banyak Boddhisatwa, sehingga masyarakat Indonesia bisa semakin damai,” harap Lie Phing.


Artikel Terkait

Satu Dasawarsa Jing Si Books & Cafe Pluit

Satu Dasawarsa Jing Si Books & Cafe Pluit

02 September 2014 Menorehkan sejarah perjalanan cinta kasih Tzu Chi di Indonesia, tidak akan luput dari peran pentingnya. Sebuah bangunan berarsitektur modern di Jalan Pluit Permai Raya 20, Jakarta menjadi saksi sejarah.
Dasawarsa Pintu Penggalang Bodhisatwa

Dasawarsa Pintu Penggalang Bodhisatwa

01 September 2014

Sebagai sarana untuk menyosialisasikan budaya humanis dalam masyarakat, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia meresmikan Toko Buku Jing Si atau Jing Si Books & Café Pluit pada tahun 2004. Kini, Jing Si Books & Café Pluit genap berusia sepuluh tahun dalam mewariskan intisari ajaran Master Cheng Yen.

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -