Doa Bersama untuk Kedamaian Dunia

Jurnalis : Nopianto (Tzu Chi Batam), Fotografer : Andie Young, Nopianto (Tzu Chi Batam)


Ritual Namaskara yang pertama kali diadakan oleh Tzu Chi Batam ini dihadiri oleh sebanyak 226 peserta.

Hantarkan masa lalu dengan hati penuh syukur dan sambut masa mendatang dengan hati penuh ketulusan. Kata Perenungan Master Cheng Yen

Bulan Mei merupakan bulan yang istimewa bagi insan Tzu Chi sedunia. Itu karena selain merayakan Hari Suci Waisak, insan Tzu Chi juga juga memperingati Hari terbentuknya Yayasan Tzu Chi dan Hari Kelahiran Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi. Di bulan Mei tahun 2018 ini, Tzu Chi memperingati Hari Tzu Chi Ke-52 dan Ulang Tahun Master Cheng Yen Ke-81 yang jatuh pada Rabu, 9 Mei 2018.

Untuk memperingati hari bersejarah tersebut, pada tanggal 6 Mei 2018, insan Tzu Chi Batam melaksanakan Ritual Namaskara atau chao shan. Berlokasi di lapangan Aula Jing Si Batam, kegiatan yang khidmat ini merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam sejarah Tzu Chi Batam. Menurut Ati Sumarno, koordinator Ritual Namaskara, kegiatan kali ini memiliki makna tersendiri bagi insan Tzu Chi Batam. “Kami dulu itu di kantor yang belum besar, kalau sekarang jalinan jodoh sudah mendukung dan lebih luar biasa. Ditambah lagi, namaskara kali ini juga karena ulang tahun Tzu Chi dan Master, kami ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menghimpun doa bagi Master dan Jing Si Tang Batam. Lalu juga kita bersama-sama melakukan pelatihan diri,” ujarnya.


Walau harus perkumpul pada pukul 05.00 WIB, para peserta tetap bersemangat mengikuti Ritual Namaskara demi menghimpun doa agar dunia bebas bencana.


Relawan bersatu hati melangkah bersama dan mengikuti lantunan Sutra.

Jumlah peserta yang ikut serta dalam ritual namaskara mencapai 226 orang. Sejak pukul 05.00 WIB para peserta sudah berangsur-angsur hadir di Aula Jing Si Batam. Setelah mengisi daftar kehadiran, para peserta berkumpul di lapangan utama Aula Jing Si Batam. Agar ritual namaskara kali ini dapat berjalan dengan lancar, relawan terlebih dahulu menjelaskan bagaimana melangkahkan kaki dan bersujud yang diiringi dengan pelafalan Nama Buddha Sakyamuni. Setelah itu, Ritual Namaskara pun dimulai dengan memanjatkan Gatha Pendupaan dengan penuh kesungguhan.

Tidak semua orang tertarik dan mau mengikuti Ritual Namaskara yang mengharuskan mereka bangun pagi, apalagi di hari Minggu. Namun ada juga yang sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini, salah seorangnya adalah Selvi. Meskipun harus menempuh jarak yang cukup jauh dari Batu Aji ke Nagoya, tetapi ia bersama anaknya sangat bersukacita karena bisa mengikuti kegiatan ini. “Saya sangat bersyukur karena ini termasuk namaskara di Jing Si Tang yang pertama kali. Dan dengan jarak rumah yang lumayan jauh, saya bisa bawa anak ikut kegiatan ini saya sangat bahagia karena saya bisa mengajarkan anak saya juga saat mengikuti kegiatan ini,” ujar relawan calon komite ini.


Dengan penuh kesungguhan peserta memanjatkan Gatha Pendupaan menjelang akhir kegiatan Ritual Namaskara.


Dengan penuh sukacita, Yuliani Lim (kiri), seorang penganut agama Kristen mengikuti Ritual Namakara.

Selain mereka yang beragama Buddha, ada juga peserta yang menganut kepercayaan lain juga ikut serta dalam Ritual Namaskara ini, salah seorangnya ialah Yuliani Lim. Dengan penuh sukacita, ia menerima ajakan Ritual Namaskara dan hadir di acara kali ini. “Kalau perasaan saya itu seperti menghormati Master Cheng Yen dan Buddha. Walau saya beragama Kristen saya ingin menghormati juga,” ucap relawan Abu Putih Tzu Chi.

Setelah prosesi selesai, relawan melanjutkan kegiatan pagi itu dengan bersama-sama menonton lentera kehidupan. Pada ceramah kali ini, Master mengimbau para relawan untuk senantiasa menyelami Sutra dan bersatu hati dalam mempraktikkan Jalan Bodhisatwa Dunia. Karena inilah persembahan terbaik dari insan Tzu Chi bagi Master. Acara kali ini pun diakhiri dengan pelimpahan jasa, semoga hati manusia tersucikan, masyarakat damai dan tentram, serta dunia bebas.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -