Gempa Palu: Kepedulian untuk Donggala Palu

Jurnalis : Redaksi Tzu Chi Indonesia, Fotografer : Dok. Tzu Chi Makassar


Relawan Tzu Chi Makassar memberikan penghiburan dan pendampingan kepada para korban gempa dan tsunami Palu di Rumah Sakit Sayang Rakyat Makassar pada Minggu, 30 September 2018.

Kabar duka kembali melanda Indonesia. Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018) petang. Gempa yang terjadi pada pukul 17.02.44 WIB atau 18.02.44 WITA diikuti tsunami telah meluluhlantahkan Donggala, Palu, dan sekitarnya.  Berbagai bangunan seperti rumah warga, pusat perbelanjaan, hotel, rumah sakit, dan bangunan lainnya rusak parah, ambruk sebagian atau seluruhnya dan tersapu gelombang. Akibatnya banyak korban atas kejadian ini.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat hingga Minggu siang korban meninggal sebanyak 832 jiwa. Jumlah korban pun diperkirakan terus bertambah karena pencarian dan evakuasi terus dilakukan. Selain korban jiwa, belasan ribu korban lainnya mengungsi di beberapa titik lokasi pengungsian. Bahkan tidak sedikit dari warga yang mencari perlindungan di berbagai kota lainnya, termasuk Makassar, Sulawesi Selatan.

Datang Memberikan Perhatian


Selain memberikan perhatian dan dukungan kepada para korban, relawan juga mencari tahu barang apa yang mereka butuhkan. Nenek St. Aminah membutuhkan popok dan minyak gosok.

Salah satu relawan Tzu Chi Makassar, Susan yang mengetahui bahwa di Rumah Sakit Sayang Rakyat terdapat pasien korban gempa dan tsunami Palu yang dirawat di sana segera memberitahukan berita ini kepada relawan lainnya. Relawan segera bergerak menuju rumah sakit untuk memberikan perhatian dan pendampingan bagi mereka, Minggu (30 September 2018).

Selama dua jam sejak pukul 15.30-17.30 WITA, relawan Tzu Chi Makassar mengunjungi satu per satu korban gempa dan tsunami Palu. Terdapat 6 orang korban yang dirawat di RS Sayang Rakyat, sementara keluarga korban berada di lokasi yang berbeda yakni Jl. Rappokalling Makassar lebih dari 20 orang.

Delapan relawan yang dibagi menjadi dua kelompok mengunjungi kedua lokasi tersebut untuk turut memberikan perhatian dan dukungan bagi para korban bencana. Selain datang memberikan perhatian dan pendampingan, relawan Tzu Chi juga membawakan bantuan barang berupa air mineral, roti, dan mi instan.

Dari kedua lokasi yang dikunjungi relawan, para korban membutuhkan bantuan makanan, minuman, pakaian, susu untuk bayi, dan lain-lain. Contohnya saja Nenek St. Aminah (92) yang membutuhkan popok dan minyak gosok. Nenek St. Aminah juga mengalami luka pada kakinya. Bahkan ada korban lainnya, seorang ibu yang tengah hamil 9 bulan bernama Gati Dwi Astuti. Ia menuturkan sangat membutuhkan bantuan pakaian untuk anaknya, sarung, dan handuk.


Relawan juga menghampiri Gati Dwi Astuti yang tengah hamil sembilan bulan di Rumah Sakit Sayang Rakyat Makassar.

Koordinasi relawan Tzu Chi Makassar terus dilakukan. Relawan berencana akan melanjutkan kembali pendampingan untuk para korban di RS Sayang Rakyat, RS Wahidin, dan pengungsian di Jl. Rappokalling Makassar.

Pada hari ini, Senin (1 Oktober 2018) selain datang memberikan penghiburan bagi para korban, relawan juga akan menyalurkan bantuan berupa pakaian, sarung, handuk, perlengkapan mandi, pembalut, pakaian dalam pria wanita dewasa dan anak-anak, air mineral, susu untuk lansia dan bayi, serta minyak gosok. Relawan juga akan membawakan beras untuk para pengungsi yang berada di Jl. Rappokalling Makassar.

Selain relawan Tzu Chi Makassar yang terus bergerak memberikan bantuan, relawan dari Tzu Chi Jakarta pada hari ini juga bertolak menuju Makassar.  Relawan dari Tzu Chi Jakarta akan turut memberikan perhatian dan dukungan bagi para korban bencana gempa dan tsunami Palu sebagai wujud kepedulian sesama.


Artikel Terkait

Gempa Palu: Kepedulian untuk Donggala Palu

Gempa Palu: Kepedulian untuk Donggala Palu

01 Oktober 2018
Relawan Tzu Chi Makassar bergerak menuju Rumah Sakit Sayang Rakyat Makassar untuk memberikan perhatian dan pendampingan pada beberapa pasien korban gempa dan tsunami Palu yang dirawat di sana.
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -