Hal Baik Berbuah Baik

Jurnalis : Willy, Fotografer : Feranika Husodo (He Qi Utara), Yogie (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Tim Redaksi

Wiyzhien, relawan asal Tanjung Balai Karimun untuk dapat mengembangkan kelas budi pekerti di Tanjung Balai Karimun.

Kamp Pelatihan dan Pelantikan Relawan Biru Putih 2015 telah berlalu. Namun, semangat dan tekad untuk mengemban misi masih terngiang dalam memori para peserta. Salah satunya adalah Wiyzhien, relawan muda asal Tanjung Balai Karimun.

Wajah Wiyzhien nampak serius mendengarkan penjelasan relawan Tzu Chi di grup “Kelas Budi Pekerti” pada 9 Oktober 2015. “Saya menjadi lebih paham bahwa sebenarnya dalam kelas budi pekerti, kita juga harus mendidik orang tua juga,” ujar Wiyzhien. Gadis berusia 24 tahun itu memang tengah aktif bergelut dalam kelas budi pekerti baik Er Tong Ban maupun Tzu Shao Ban di Tanjung Balai Karimun.

“Anak-anak Tanjung Balai Karimun banyak yang tidak tahu ke depan ingin menjadi apa,” Wiyzhien bercerita. Dia prihatin dengan pendidikan di Tanjung Balai Karimun yang fokus pada prestasi akamedik belaka. “Masa depan mau gimana, mau sekolah apa, mau jurusan apa, tidak dicari waktu masih muda. Sehingga pekerjaan sering tidak sesuai dengan minat,” tambah Wiyzhien.

Wiyzhien (tengah) lebih paham lagi bahwa dalam kelas budi pekerti, relawan juga harus coba mendidik orang tua anak-anak kelas budi pekerti.

Para murid Tzu Shao diajak Wiyzhien untuk bervegetaris dalam momentum acara Bulan Tujuh Penuh Berkah tahun 2015 ini.

Pelantikan ini menjadikan Wiyzhien bertekad untuk mengembangkan kelas budi pekerti di Tanjung Balai Karimun. “Ada beberapa undangan ke kelas budi pekerti ke sekolah-sekolah di Tanjung Balai Karimun. Itu mungkin akan dicoba,” cerita gadis yang telah bervegetaris sejak tahun 2009 itu. Dia juga semakin yakin menapaki jalan kerelawanan di Tzu Chi. “Saya sudah memiliki kesempatan terlahir menjadi manusia, berjodoh dengan Tzu Chi dan ajaran Buddha, jadi mau tunggu apa lagi untuk turun ke tengah masyarakat?” pungkas Wiyzhien.

Mensosialisasikan Pola Makan Vegetaris

“Awalnya saya dan mama saya hanya berniat bervegetaris selama sebulan, jadi saya ikut saja,” ujar gadis kelahiran 9 Juli itu. Setelah menyadari bahwa bervegetaris itu tidak menyebabkan kekurangan gizi, Wiyzhien memutuskan untuk bervegetaris.

Hal ini kemudian coba ia terapkan dalam kelas budi pekerti di Tanjung Balai Karimun. Kegiatan tahunan Bulan Tujuh Penuh Berkah ia jadikan sebagai momentum mengajak peserta kelas Tzu Shao Ban untuk bervegetaris selama sebulan. Bersama ibunya, Sukmawati yang merupakan Ketua Harian Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Wiyzhien menyiapkan makanan vegetaris untuk anak Tzu Shao Ban sekaligus mensosialisasikan pola makan vegetaris.

“Sekitar tiga puluhan anak-anak tzu shao dan lima anak kelas er tong yang ikut. Sampai sekarang juga  masih ada yang terus bervegetaris,” ceritanya.

Tjoa Pau An aktif di misi pelestarian lingkungan dan mulai membangun depo pemilahan di depan tokonya.

Pau An berharap dapat semakin giat mengemban misi. Dia juga berkeinginan bertemu Master Cheng Yen di Hualien.

Jika Wiyzhien aktif di misi pendidikan, Tjoa Pau An, seorang relawan komunitas He Qi Barat ini memilih untuk aktif dalam misi pelestarian lingkungan. Tahun 2010, penyakit stroke menyerang pria kelahiran 8 April 1961 ini. Terkena penyakit berat, Pau An berdoa meminta petunjuk. Perlahan dia berangsur membaik. Sejak tahun itu juga dia mulai bervegetaris.

Tak berselang lama, dia mengenal Tzu Chi. Muncul dalam hatinya sebuah niat untuk mengikuti kegiatan Tzu Chi. Dia pun mulai sering mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan di Citra V, Jakarta Barat.

“Saya kemudian berpikir mengenai lahan di dekat toko saya di wilayah Taman Surya yang mungkin bisa dijadikan tempat pemilahan barang daur ulang,” kenang Pau An. Berawal dari inilah, dia mulai mengajak warga setempat untuk ikut melakukan pelestarian lingkungan.

Pau An juga rutin melakukan pengumpulan daur ulang. “Layaknya terapi. Saya merasa lebih bahagia dan penyakit terasa lebih ringan,” cerita Pau An.

Namun, penyakit tak dapat dirundung. Akhir tahun 2014, Pau An mesti menjalani operasi bypass jantung. Meski begitu, setelah sehat kembali, dia kembali aktif dalam misi pelestarian lingkungan seperti biasa.

Harapannya tak muluk. Dia ingin mengemban misi-misi Tzu Chi. Tak cuma misi pelestarian lingkungan. “Saya juga mulai menabung agar bisa ke Hualien,” tutupnya.


Artikel Terkait

Hal Baik Berbuah Baik

Hal Baik Berbuah Baik

21 Oktober 2015 Kamp Pelatihan dan Pelantikan Relawan Biru Putih 2015 telah berlalu. Namun, semangat dan tekad untuk mengemban misi masih terngiang dalam memori para peserta, seperti Wiyzhien (relawan muda asal Tanjung Balai Karimun) dan Tjoa Pau An seorang (relawan komunitas He Qi Barat).
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -