Harapan Dalam Kunjungan Kasih

Jurnalis : Haryatmi (He Qi Barat), Fotografer : Mery Hasan (He Qi Barat)

Relawan menutup kunjungan ke Panti Wreda Wisma Sahabat Baru dengan isyarat tangan Satu Keluarga.

Senyum cerah terlihat dari semua wajah para penghuni Panti Wreda Wisma Sahabat Baru, Jakarta barat, pada Minggu pagi, 21 Februari 2016, saat relawan Tzu Chi berkunjung. Kunjungan kasih yang rutin dilakukan hampir setiap bulan ini diikuti  oleh 17 relawan Tzu Chi dari wilayah He Qi Barat.

Kunjungan diawali dengan salam kepada pengurus dan seluruh penghuni panti. Pada pukul 8.45 WIB, acara dibuka dengan doa oleh relawan Tzu Chi, Inge Wiedargo. Acara kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah kepada oma dan opa, temu kangen, dan pemberian makanan. Beberapa oma seolah telah menantikan kehadiran para relawan, demikian pula dengan para relawan, merasa bahwa kedatangannya benar-benar dinantikan. Hal ini terbukti dengan tawa bahagia dan celoteh seperti halnya anak-anak yang bertemu dengan orang yang dirindukan.

 

 Interaksi yang hangat dalam kunjungan ke Panti Wreda Wisma Sahabat Baru antara relawan Tzu Chi dengan para penghuni panti .

Acara dilanjutkan dengan menyanyi, bercanda dan menghibur, yang dipandu oleh Indy sebagai pembawa acara. Tak lupa ada pemberian tanda kasih kepada oma dan opa dalam bentuk angpau, mengingat masih dalam suasana Tahun Baru Imlek, dan juga menyambut Cap Go Meh.

Walaupun kunjungan kasih ke Panti Wreda Sahabat Baru ini telah sering dilakukan, namun selalu membuahkan kisah yang berbeda setiap bulannya. Setiap kunjungan selalu menyuguhkan kisah yang menyentuh hati. Salah satu kisah  yang menarik datang dari seorang penghuni baru bernama opa Paul yang berusia  75 tahun. Opa Paul mencurahkan isi hatinya. “Saya masih punya harapan, meskipun dalam ketidakberdayaan. Saya punya pekerjaan, tetapi tidak bisa lagi melanjutkan,” ujarnya sambil memperlihatkan barang-barang seni karyanya berupa relief-relief indah.

Pemberian  angpau  sebagai tanda kasih untuk Oma Wiwih.

Seraya membuka album foto pelaminan dan dekorasi panggung, ia meneruskan kisahnya, “Mumpung masih ada waktu, tolong beri saya anak-anak muda yang memiliki kemauan, akan saya ajarkan saya punya kemampuan. Dari dulu saya mengkreasi panggung untuk pernikahan dan pertunjukan. Kini di usia lanjut saya tak punya tenaga lagi. Tapi masih mampu untuk berkreasi. Tolong ya, mumpung saya masih punya waktu,” lanjut sarjana seni rupa dari akademi ternama di Yogyakarta itu.

Kisah tentang Opa Paul adalah salah satu kisah tentang usia senja yang dialami seseorang, namun tidak memupuskan harapan. Seperti juga harapan para relawan Tzu Chi yang selalu mengunjungi untuk mendorong  semangat para oma opa agar menikmati sisa waktu mereka dengan bahagia. Di antara para relawan, hadir dua orang relawan (suami-istri) dari Banda Aceh: Asiong dan Afong. Keduanya tergerak menjadi relawan setelah melihat bencana tsunami yang melanda Aceh sepuluh tahun silam.

Asiong (kanan) dan Afong (dua dari kanan), relawan dari Banda Aceh beserta putrinya (kaos putih) ikut dalam kunjungan kasih ini.

“Begitu banyak penderitaan yang membutuhkan uluran tangan. Saya melihat banyak wanita terpaksa mengangkut sisa-sisa bencana yang berat. Selain itu saya meluangkan waktu untuk  berkegiatan pelestarian lingkungan di Banda Aceh,” kata Asiong. Putri mereka yang juga turut dalam kunjungan tersebut mengungkapkan, “Kunjungan ini mengasah kepekaan kita sebagai anak muda yang masih sering emosi. Dengan kegiatan semacam ini akan menyejukkan batin dan menumbuhkan rasa empati kepada orang lain. Hal ini juga bisa mengurangi emosi.”


Artikel Terkait

Harapan Dalam Kunjungan Kasih

Harapan Dalam Kunjungan Kasih

29 Februari 2016

Senyum cerah terlihat dari semua wajah para penghuni Panti Jompo Wisma Sahabat Baru, Jakarta barat, pada Minggu pagi, 21 Februari 2016, saat relawan Tzu Chi berkunjung. Walaupun kunjungan Kasih ke panti ini telah sering dilakukan, namun selalu membuahkan kisah dan pengalaman yang berbeda setiap bulannya.


Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -