Internasional : Kehangatan di Tahun Baru Imlek

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

foto Para biksuni dan relawan menyiapkan acara makan bersama yang hangat bagi para warga beserta keluarga penerima bantuan jangka panjang Tzu Chi.

Untuk merayakan tahun baru Imlek, para biksuni dan relawan mempersiapkan makanan lezat, hadiah dan pelayanan lainnya bagi 300 warga di Hualien, Taiwan. Warga dan keluarganya ini merupakan penerima bantuan jangka panjang Tzu Chi. Acara ini diadakan tanggal 26 Januari 2011.

Acara ini memerlukan persiapan yang besar, dimana relawan mempersiapkan enam jenis sayuran dan satu sup -semua vegetarian- untuk 150 meja bundar (rata-rata untuk 10 orang) . Para relawan yang bekerja di dapur terdiri dari enam orang koki dan lebih dari 90 relawan , di bawah arahan Cheng Yu-chu dan Tsai Yue-gui . Relawan Cheng menjadi relawan komite pada tahun 2011 dan telah bertugas dalam acara seperti ini selama 12 tahun terakhir. Ia bekerja sama dengan lima relawan lainnya untuk menyiapkan menu . Cheng memiliki banyak pengalaman dalam mempersiapkan makanan untuk banyak orang , prestasi terbesarnya adalah mempersiapkan makanan untuk 3.000 orang. Ia juga memberikan pelajaran dalam menyiapkan makanan vegetarian untuk penghuni penjara Hualien , untuk mendorong agar para penghuni di sana mempunyai kebiasaan yang baik .

Masing-masing dari enam hidangan enak dan sehat yang disajikan ini diberi nama yang baik , untuk membawa nasib serta gizi yang baik. Contohnya, shabu-shabu bersama dinamai "berbagai kekayaan " dan ada pula "kue keberuntungan" . Tsai Yue-gui mengatakan bahwa tidak mudah untuk mengadakan satu acara besar sekali dalam setahun . " Kami ingin merayakan Tahun Baru bersama dengan penerima bantuan dan ingin agar mereka membawa pulang berkah dan keberuntungan ke rumah mereka ," katanya. Untuk masing-masing tamu disiapkan jeruk dan sebuah apel sebagai simbol kedamaian dan keberuntungan . Relawan melayani undangan di setiap meja dan memastikan mereka mendapatkan makanan yang cukup .

Sebagai tambahan, selain makan bersama para relawan juga memberikan pelayanan gratis lainya seperti konsultasi kesehatan, pemotongan rambut dan penulisan kaligrafi di gulungan kertas untuk dipajang di rumah mereka. Setelah acara makan bersama selesai, mereka mengadakan pembagian sembako. Di dalam paket itu tersedia mi instan, tepung terigu, gula merah, bermacam-macam biskuit dan sup instan, serta ditambahkan dengan 12 macam barang kebutuhan sehari-hari seperti handuk, sikat gigi, pasta gigi dan tas daur ulang yang dapat dipakai untuk berbelanja. Para biksuni dan relawan memberikan hadiah ini secara langsung kepada para undangan untuk menunjukkan kasih sayang dan sebagai rasa hormat mereka. Ini merupakan hari yang penuh sukacita dan kegembiraan untuk semua orang.

Pada tanggal 28 Januari, para relawan mengunjungi rumah-rumah para lansia yang tinggal di Hualien, yang tidak dapat hadir dalam acara dua hari sebelumnya. Mereka memberikan barang kebutuhan musim dingin, angpao dan semangat kehangatan agar mereka dapat melalui tahun kelinci ini dengan penuh harapan. (sumber: www.tzuchi.org, diterjemahkan oleh : Rosalyn Lora)

  
 

Artikel Terkait

Darah untuk Mereka yang Membutuhkannya

Darah untuk Mereka yang Membutuhkannya

02 Juni 2009

Kegiatan donor darah ini berlangsung lancar dan tertib berkat perencanaan dan persiapan yang baik serta semangat dari para relawan. Pelayanan dan keramahan relawan Tzu Chi menuai rasa simpati dari para donor. Walau pekerjaan itu terasa capek dan melelahkan, tetapi relawan tetap senang dan semangat melakukan tugasnya bahkan ada sebagian dari relawan tersebut ikut ambil bagian dalam menyumbangkan darahnya untuk membantu orang yang memerlukan.

 
Sukacita Dalam Bersumbangsih

Sukacita Dalam Bersumbangsih

23 Oktober 2015

Minggu, 18 Oktober 2015, relawan Tzu Chi bertolak menuju Wihara Dharma Jaya Segitiga Senen, Sunter, Jakarta Utara untuk penuangan celengan bambu. Sebanyak 48 peserta bersama-sama menuangkan celengan mereka.

Bukan Sekadar Ulang Tahun

Bukan Sekadar Ulang Tahun

31 Mei 2010
Nama lengkapku Sudiro Dwipa, tapi teman-teman lebih suka memanggilku dengan “Bira”. Bulan Mei 2010 ini usiaku genap 7 tahun. Aku lahir tanggal 18 Mei 2003 di salah satu rumah sakit di Jakarta, dan sejak itu pula aku menjadi salah satu penghuni Panti Asuhan Guna Nanda yang berada di daerah Cakung, Jakarta Timur.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -