Kehangatan Keluarga Besar Tzu Chi

Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Timur), Fotografer : Suyanti Samad, Felicite Angela Maria (He Qi Timur)


Lan Pao Chen (tengah) menceritakan Michelle sudah satu tahun tinggal di Taiwan, menjalani hidupnya dengan baik. Ini bisa dilihat dari sebuah buku dokumentasi berupa foto kegiatan dan ada ceritanya, yang setiap bulan didokumentasikan dengan baik, agar insan Tzu Chi He Qi Timur bisa melihat perkembangan Michelle seperti apa selama di Taiwan.

Master Cheng Yen pernah berkata, tak peduli dimanapun berada, baik di tempat kerja ataupun tempat pelatihan diri, yang penting kita memiliki perasaan tempat itu seperti berada di rumah maka segala sesuatu yang kita lakukan akan berhasil dan selalu dipenuhi dengan cinta kasih. “Hari ini, saat pesawat mendarat di Indonesia, datang ke sini, dapat merasakan kehangatan sebuah keluarga. Begitu juga terhadap Michelle, dari kecil hingga sekarang, banyak insan Tzu Chi (Indonesia) di sini yang menjaganya. Ini benar-benar sebuah keluarga besar Tzu Chi,” kata Zhou Shen Ping, insan Tzu Chi asal Taichung, Taiwan Tengah. 

Kehangatan sebuah keluarga sudah dirasakan ketika 29 insan Tzu Chi komunitas He Qi Timur menyambut 10 insan Tzu Chi asal Taiwan Tengah. Hal ini sangat dirasakan oleh Chen Chu Ming Cien mulai dari turun dari pesawat hingga tiba di Kantor Sekretariat He Qi Timur di Mall of Indonesia (MOI) lantai P3, pada Minggu, 25 Agustus 2019.

Kedatangan insan Tzu Chi Taiwan, selain ingin berkenalan dengan orangtua Michelle, juga merasa kagum pada sejarah perkembangan Tzu Chi Indonesia yang sangat cepat dan sangat mengakar budaya humanisnya. Tzu Chi Indonesia telah memasuki usia 25 tahun bukanlah hal yang mudah. “Di sini kami belajar, dan benar-benar tidak sia-sia kami datang ke sini, dan sangat bersyukur,” kata Dong Mei Cie, insan Tzu Chi Taichung.

Dua bulan silam, Michelle, mahasiswi Tzu Chi University Taiwan, anak dari Wie Sioeng Jong (49) dan Vivi Tjiptadihardja (48) memberikan berita singkat melalui salah satu sosial media tentang kedatangan “Papa Mama Taiwan” ke Jakarta. “Tujuan kedatangan mereka itu, mau quan huai (memberi perhatian) kepada Michelle. Karena Michelle anak International, yu de papa mama Taiwan mau mengunjungi ke negara anak tersebut,” jelas Vivi Tjiptadihardja, fungsional di Misi Pendidikan He Qi Timur.


Lin Hsin Lan (kiri) menambahkan pertemuan satu jam setiap bulan adalah suatu pertemuan keluarga, melakukan interaksi dengan anak, makan bersama, baik di dalam kelas ataupun di luar sekolah.

Pesan singkat Michelle, yang disampaikan kepada orangtuanya berbunyi, “Ma, nanti ‘Mama aku mau datang ke sini, mau ke rumah, mau kenalan sama mami papi.” Namun Michelle tidak mau yu de mama papa Taiwan hanya berkenalan dengan Papa dan Mama saja, Michelle mau memperkenalkan kepada seluruh insan Tzu Chi He Qi Timur. “Tidak hanya kenalin sama mami papi saja, aku mau kenali ke seluruh Shiqu-Shibo di Gading, karena aku besarnya di Gading,” pinta Michelle lebih dulu memperkenalkan orang tuanya masuk ke barisan Tzu Chi.

Sejak Michelle berumur 5 tahun, Michelle telah mendapatkan pendidikan budi pekerti Tzu Chi. Sejak itu, banyak insan Tzu Chi He Qi Timur layaknya orangtuanya, mendukungnya, membimbingnya, menyayanginya hingga Michelle tumbuh dewasa di keluarga besar He Qi Timur.

Kita Adalah Satu Keluarga
Lynda Suparto, Ketua He Qi Timur sangat bersyukur ada insan Tzu Chi Taiwan yang setia menjaga “anaknya”. “Selamat datang ke Indonesia. Ini adalah rumah kita semua, rumah batin kita semua, jadi jangan sungkan. Saya sangat tersentuh dan bersyukur pada Papa Mama di Taiwan yang menemani anak Indonesia. Ini sangat penting, adanya Papa Mama Taiwan, kami insan Tzu Chi Indonesia akan merasa tenang,” kata Lynda.

Vivi Tjiptadihardja (48), ibu Michelle sangat bersyukur atas kunjungan ini. “Saya sangat tersentuh, tenang dan gembira ada Shixiong-Shijie yang menjaga Michelle, mengganti kita menjaganya selama di Taiwan. Saya dengar dari Michelle, rumah Shixiong-Shijie sangat jauh, tetapi dengan besungguh hati mau memperhatikan Michelle di Taiwan. Hanya di Tzu Chi yang bisa lakukan,” jelas Vivi Tan, panggilan akrabnya.


Vivi Tjiptadihardja (tengah) sebagai orangtua Michelle sangat bersyukur atas kunjungan ini. Ia sangat tersentuh, tenang dan gembira ada shixiong shijie yang menjaga Michelle, menggantinya menjaga Michelle selama di Taiwan.

Tak lupa, Wie Sioeng Jong, ayah Michelle menambahkan bahwa baginya adalah suatu kebahagiaan, di tempat yang jauh anaknya ada yang jaga, hingga membuatnya lebih tenang dalam berkegiatan Tzu Chi. “Di sini juga, Michelle sangat diperhatikan oleh Shixiong-Shijie Taiwan, saya sangat bersyukur. Hari ini saya tidak bisa banyak bicara, karena saya sangat gembira,” kata Wie Sioeng Jong (49), Wakil Ketua He Qi Timur dan juga fungsional Misi Amal Indonesia.

Merajut Jalinan Jodoh Taiwan dengan Indonesia
Chen Chu Ming Cien menjelaskan di Tzu Chi untuk mengucapkan Gan En, sangatlah susah. “Sangat gan en kepada Michelle yang telah datang ke Taiwan, hingga kita bisa datang ke sini, sehingga kita kembali merajut jalinan jodoh antar Tzu Chi Taiwan dengan Tzu Chi Indonesia,” kata Chu Ming Cien, Ketua Xie Li Angkatan 107/2018. Ia juga menambahkan jika Michelle merupakan mahasiswa angkatan tahun 107 di tahun 2018.

Di kelas Michelle, fakultas psikologi ada 12 yu de papa mama (relawan pendamping mahasiswa) untuk mendampingi 40 mahasiswa Tzu Chi University di Hualien, dan dibagi dalam 4 keluarga. Satu keluarga terdiri dari 10 anak dan 3 yu de papa mama. Michelle merupakan keluarga pertama. Setiap bulan ada kegiatan berkumpul bersama dengan yu de mama papa selama 1 jam. Walaupun berkumpul bersama dengan 4 keluarga berbeda, namun semuanya di quan huai bersama dari kelas yang sama. “Kita ingin sharing kepada semuanya mengerti bagaimana menjalankan tugas yu de papa mama di Taiwan,” tutup Chen Chu Ming Cien.

Kedatangan 10 relawan Tzu Chi Taiwan ke Indonesia ini merupakan kunjungan keluarga, berbagi cerita tentang bagaimana perjalanan Michelle selama 1 tahun di Taiwan, juga mengadakan pertukaran budaya humanis sehingga dapat saling belajar satu sama lain. “Sebenarnya tujuan kita adalah kunjungan ke rumah orangtua Michelle, tetapi jalinan jodoh baik Michelle dengan insan Tzu Chi He Qi Timur adalah keluarga Michelle, jadi kita berbagi cerita kepada kalian semua di sini,” jelas Lin Hsin Han, relawan Tzu Chi yang mendampingi Michelle di Taiwan.


Relawan Tzu Chi Taiwan bersama Insan Tzu Chi Indonesia mengabadikan momen kebersamaan mereka.

Lin Hsin Lan menambahkan pertemuan satu jam setiap bulan adalah suatu pertemuan keluarga, melakukan interaksi dengan anak, makan bersama, baik di dalam kelas ataupun di luar sekolah. “Kita memberikan perhatian pada mereka, selain face to face, juga menelepon mereka, serta mengirimkan pesan singkat dengan menggunakan Line,” kata Lin Hsin Han, komite asal Taiwan.

“Sangat bergembira, karena cinta kasih insan Tzu Chi Indonesia telah mengantar Michelle ke Taiwan, membuat kita bisa lebih menyayanginya,” kata Lan Pao Chen, relawan Taiwan lainnya. Lan Pao Chen percaya papa mama dan insan Tzu Chi lainnya lebih tenang. Ia menceritakan Michelle sudah satu tahun tinggal di Taiwan, menjalani hidupnya dengan baik. Ini bisa dilihat dari sebuah buku dokumentasi berupa foto kegiatan dan ada ceritanya, yang setiap bulan didokumentasikan dengan baik, agar insan Tzu Chi He Qi Timur bisa melihat perkembangan Michelle selama di Taiwan.

Sebelum berkunjung ke Jakarta selama 25-28 Agustus 2019, para relawan Tzu Chi Taiwan ini lebih dulu melakukan kunjungan ke Malaysia selama 2 hari. Hal ini dilakukan karena waktu itu Michelle sedang melakukan kunjungan di Thailand.

“Kita ingin mewakili sebagai orangtua, agar orangtua anak dapat lebih memahami kami (relawan pendamping-red) atau sebaliknya. Karena mereka mengirim anak keluar negeri untuk belajar. Mereka tinggal di tempat yang begitu jauh, terpisah lautan,” tambah Lan Pao Chen, “kadang merasa tidak tega melihat anak sendiri jauh darinya ketika anaknya harus menempuh kuliah di negara lain, dan tinggal di asrama. Kita mewakili Master Cheng Yen, mewakili Tzu Chi, kita sangat ingin datang ke sini.”

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Kehangatan Keluarga Besar Tzu Chi

Kehangatan Keluarga Besar Tzu Chi

05 September 2019

Kehangatan sebuah keluarga sudah dirasakan ketika 29 insan Tzu Chi komunitas He Qi Timur menyambut 10 insan Tzu Chi asal Taiwan. Sejak turun dari pesawat hingga tiba di Kantor Sekretariat He Qi Timur, Mall of Indonesia (MOI) lantai P3, Minggu, 25 Agustus 2019.

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -