Kehangatan Keluarga dalam Dharma

Jurnalis : Henny (Tzu Chi Medan), Fotografer : Tzu Chi Medan

doc tzu chi

Merry Shijie (kanan) memperkenalkan sekaligus mengajak relawan yang hadir dalam Malam Keakraban Imlek untuk mengucapkan Gan En kepada relawan yang bersumbangsih sebagai panitia acara malam keakraban imlek yang diselenggarakan di Jingsi Book & Café Medan.

Senin, 6 Februari 2017, Jingsi Book Cafe Medan mengadakan Acara Malam Keakraban Imlek bersama relawan yang selama ini mengikuti kegiatan Xun Fa Xiang (menghirup keharumnya Dharma di pagi hari) dan bedah buku yang dilaksanakan di Jingsi Book & Café, Medan, Komplek Jati Juntion Medan. Pukul 18.00 WIB, tampak relawan sudah mulai hadir di lokasi, tepat pukul 19.00 wib acara dimulai dan dipandu oleh MC Merry. Di awali dengan penghormatan kepada Buddha & Master, relawan dipersilahkan duduk, acara dilanjutkan oleh Merry dengan menunjukkan tulisan mandarin yang berarti “setiap hari dalam keadaan baik dan damai adalah suatu Berkah”.

Sebelum makan malam bersama dimulai, relawan diajak untuk melakukan tradisi imlek yaitu mengaduk makanan yang biasanya disebut dengan yee shang vegetaris. Acara santap diwarnai dengan mengaduk bersama oleh seluruh relawan yang hadir untuk melambangkan kebersamaan. Saat mengaduk dan mencampurkannya ada kata baik yang diucapkan sebagai doa untuk mengawali tahun yang baru. Selesai makan malam bersama, relawan memasuki sesi sharing selama mengikuti Xun Fa Xiang  & bedah buku.

Zerry, relawan komite yang mengikuti kegiatan Xun Fa Xiang dan bedah buku mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia yang menyelenggarakan acara malam keakraban imlek ini. “Dengan mengikuti Xun Fa Xiang dan bedah buku, semoga kita bisa bersama-sama meningkatkan berkah dan kebijaksanaan di tahun yang baru ini,” ucap Zerry mengakhiri sharingnya.

doc tzu chi

Sharing Soit tentang Bahagia Dalam Dharma dengan mengikuti Xun Fa Xiang dan bedah buku.

Sharing David Ghozali terhadap perubahan dirinya setelah Xun Fa Xiang dan bedah buku.

Soit, relawan yang berdomisili di kota Binjai yang hadir pada acara ini juga ikut memberikan kesan dan manfaat selama mengikuti kegiatan Xun Fa Xiang dan bedah buku. Soit mengaku sangat bahagia dalam Dharma meski hanya mengikutinya pada hari minggu saja. Dengan transportasi kereta api, jauhnya jarak antara kota Binjai ke Medan tidak menghalangi niat dan tekad Soit untuk mengikuti kegiatan Xun Fa Xiang yang di mulai pada pukul 06.30 WIB. “Saya bangun tidur pukul 04.30 WIB, berangkat ke stasiun kereta api pukul 05.00 WIB dan tiba di Jingsi Book & Café Medan pukul 06.20 WIB,” ucap Soit.

Sharing selanjutnya oleh Augustina Shijie, “Saya ikut kegiatan Xun Fa Xiang tepatnya pada 25 Desember 2016 lalu karena libur kerja. Sebelumnya juga sudah pernah mengikuti Xun Fa Xiang, karena sering ngantuk, jadi tidak ikut lagi. “Pada hari libur bulan Desember 2016 lalu, tidak tahu mengapa pukul 5 pagi sudah terbangun dan tidak bisa tidur lagi, jadi saya mencoba untuk mengikuti kegiatan Xun Fa Xiang dan tidak ngantuk, mungkin sudah jodoh ya,” ungkap Augustina sambil tersenyum.

Sharing terakhir oleh Calon Tzu Ching, seorang calon relawan muda yang masih berusia 18 tahun dan masi duduk di bangku kuliah di salah satu universitas di Medan yang bernama David Ghozali. David mengaku mengenal Tzu Chi dari Drama Kisah Nyata DaAi TV yang berjudul “Tiga Perempuan Satu Marga” yang ditayangkan di stasiun DaAi TV setahun lalu. David tertarik dengan Kata Perenungan Master yang berbunyi, “Dua hal di dunia ini yang tidak dapat kita tunda, yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan”. Sejak mendengar kata perenungan itu, David menjadi tersadarkan akan pentingnya berbakti dan berbuat kebajikan. Setelah mempraktikkannya di lingkungan keluarga, orang tua David menjadi sangat senang  melihat perubahan kearah yang lebih baik pada David. “Saya mulai ikut kelas bedah buku pada 23 Mei 2016. Saya mengenal Xun Fa Xiang dari Shu Tjeng Shixiong dan mulai ikut kegiatan Xun Fa Xiang pada 25 Desember 2016 yang lalu. Gan En kepada Papi Shu Tjeng dan Mami Yennywaty yang telah membimbing saya selama ini,” ucap David mengakhiri sharingnya.

Pembagian angpao kepada relawan yang dilakukan langsung oleh Ketua Tzu Chi Medan, Mujianto.

Relawan melakukan shou yu bersama dengan lagu yang berjudul “Qian Shou Lai Qian Shou” menambah suasana kebersamaan para relawan yang hadir.

Mujianto, Ketua Tzu Chi Medan yang hadir pada acara ini turut memberikan pesan cinta kasih kepada seluruh relawan yang selama ini telah begitu giat mengikuti kegiatan Xun Fa Xiang dan bedah buku agar tetap menjaga semangat di tahun yang baru ini. Selesai memberikan pesan cinta kasih, Mujianto membagikan angpao kepada seluruh relawan yang hadir.

Suasana Kebersamaan dan kehangatan keluarga dalam Dharma lebih terasa lagi saat relawan yang hadir diajak untuk shou yu bersama dengan judul lagu “Qian Shou Lai Qian Shou” yang artinya Bersama Bergandengan Tangan. Sebanyak 58 relawan yang hadir pada acara ini membuat Jusni Lina selaku Koordinator acara ini kelihatan begitu bahagia. Jusni Lina berterimakasih kepada para seluruh relawan panitia yang telah ikut bersumbangsih baik materi maupun tenaga dari awal hingga selesainya acara malam ini. “Semoga dengan adanya acara ini, relawan yang telah merasakan kebersamaan dan kehangatan keluarga dalam Dharma dapat mengajak lebih banyak orang lagi untuk sama-sama ikut merasakan betapa bahagianya kebersamaan dan kengahatan keluarga dalam Dharma dengan Xun Fa Xiang dan bedah buku,” ungkap Jusni Lina. Acara berakhir pada pukul 21.30 dan ditutup dengan Doa Bersama.


Artikel Terkait

Kehangatan Keluarga dalam Dharma

Kehangatan Keluarga dalam Dharma

09 Februari 2017
Senin, 6 Februari 2017, Jingsi Book Cafe Medan mengadakan Acara Malam Keakraban Imlek bersama relawan yang selama ini mengikuti kegiatan Xun Fa Xiang (menghirup keharumnya Dharma di pagi hari) dan bedah buku yang dilaksanakan di Jingsi Book & Café, Medan, Komplek Jati Juntion Medan.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -