Kerinduan Akan Lingkungan Bumi yang Lestari dan Indah

Jurnalis : Subandi Chandra (He Qi Barat), Fotografer : James Yip (He Qi Barat)

Bao Bing selaku Koordinator isyarat tangan siswa/i Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi ini menjelaskan bahwa isyarat tangan ini menceritakan mengenai kerinduan akan suatu lingkungan bumi yang lestari dan indah.

Perayaan Bulan Tujuh Penuh Berkah yang diadakan pada tanggal 23 Agustus 2015 di Aula Jing Si juga diramaikan dengan peragaan isyarat tangan “Sebuah Bumi yang Biru” oleh 45 siswa/i Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Sebagian besar mereka masih duduk di bangku kelas 3 dan 4.

Pada kesempatan ini Bao Bing selaku Koordinator isyarat tangan siswa/i Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi ini menjelaskan bahwa isyarat tangan ini menceritakan mengenai kerinduan akan suatu lingkungan bumi yang lestari dan indah. Terkait dengan Bulan Tujuh Penuh Berkah ini, pelestarian lingkungan dapat dilakukan dengan tidak membakar kertas sembahyang saat berdoa kepada leluhur, dan dapat juga dilakukan dengan bervegetarian.

Sari Sulyani (Berjilbab) berharap para tamu yang hadir dapat mulai menyadari bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Mereka membutuhkan lingkungan yang bersih, langit yang biru, dan makhluk hidup di sekitarnya.


Dengan berperan serta dalam pementasan drama, Keisha merasa sangat sedih melihat lingkungan bumi yang kian rapuh, dan ia berharap manusia tidak membuang sampah sembarangan.

Pada kesempatan ini, Bao Bing juga mengajak siswa/i yang ikut serta untuk mencoba pola makan vegetaris. Ia memuji anak-anak tersebut karena mereka cepat belajar dan terlihat sangat gembira selama kegiatan pelatihan.

Mulai Berintrospeksi

Pada kesempatan yang berbeda, Sari Sulyani selaku guru pembimbing isyarat tangan di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi ini menjelaskan bahwa anak- anak yang mengikuti acara isyarat tangan adalah sebagian besar pemula. Anak – anak ini memang hebat karena dalam waktu dua minggu dengan sabar berlatih gerakan tangan sampai melakukan casting. Dengan pementasan ini, Sari Sulyani berharap para tamu yang hadir dapat mulai berintrospeksi dan menyadari bahwa kita tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan lingkungan yang bersih, langit yang biru

Sekar yang baru pertama kali ikut untuk tampil di pentas sempat merasa gugup, tetapi dengan terus berlatih, membuat ia lebih percaya diri untuk tampil dihadapan para penonton.

Dari sekian anak yang yang hebat itu ada anak kelas 4 yang bernama Sekar yang berusia 9 tahun. Ia dengan lugu menjelaskan makna isyarat tangan lagu ini, yaitu manusia jahat telah merusak lingkungan.  Jadi Ia berharap dengan penampilannya kita bisa sadar untuk tidak merusak bumi menjaga lingkungan. Penampilan ini adalah yang pertama baginya sehingga ia sedikit gugup. Walaupun demikian, ia tetap bersemangat apalagi ia telah berlatih isyarat tangan setiap hari. Walaupun demikian dalam kegiatan belajarnya ia tetap dapat membagi waktu dengan baik untuk latihan.

Ada juga anak yang bernama Keisha, murid kelas 4  yang juga berusia 9 tahun. Dalam pementasan ini ia berperan sebagai “Tupai”. Menurutnya, ulah manusia membuat bumi yang indah ini menjadi menderita. Ia sangat sedih melihat lingkungan bumi, dan ia berharap manusia tidak membuang sampah sembarangan. Dalam lingkungan sekolah, sebagaimana anak-anak Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, ia juga mengkonsumsi makanan vegetaris.

Penampilan mereka pada hari itu berjalan dengan baik dan lancar. Semua tamu dengan gembira dan memberikan tepuk tangan atas penampilan anak-anak Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi ini.


Artikel Terkait

Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -