Kesempatan Bersumbangsih Adalah Berkah

Jurnalis : Chensuning (Tzu Chi Batam), Fotografer : Chensuning (Tzu Chi Batam)

Pelatihan relawan

Setiap relawan Tzu Chi mendampingi empat peserta pelatihan sehingga para relawan dapat menjalin komunikasi yang dekat dengan para peserta.

Tzu Chi terus konsisten menjalankan berbagai kegiatan yang berlandaskan Empat Misi Utama, yakni Misi Amal, Misi Kesehatan, Misi Pendidikan dan Misi Budaya Humanis. Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi dengan baik. Bahkan tidak menutup kemungkinan bertambahnya himpunan kekuatan dalam barisan relawan Tzu Chi.

Pada Minggu pagi, 22 Maret 2015, sejak pukul 08.00, sebanyak 105  relawan telah berkumpul untuk menjalani pelatihan relawan. Setelah proses pendaftaran selesai, langkah kaki barisan peserta mulai memasuki ruangan pelatihan. Tepat pukul 09.00 WIB, acara dimulai dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Mars Tzu Chi serta pembacaan 10 Sila Tzu Chi.

Pembawa acara kali ini, Stella membuka acara dengan ajakan untuk menjadi relawan Tzu Chi. “Kita ingin mengajak para shixiong shijie (panggilan di Tzu Chi-red) untuk bergabung dalam keluarga besar Tzu Chi agar kita dapat bersama-sama bersumbangsih dan merangkul berkah,” ujarnya.

pelatihan relawan

Pelatihan ini juga bertujuan memperkenalkan budaya humanis yang diterapkan di Tzu Chi.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penjelasan oleh Nelly mengenai sejarah awal berdirinya Tzu Chi. “Harapan Master Cheng Yen mendirikan Tzu Chi adalah untuk menyucikan hati manusia, mewujudkan masyarakat yang aman, damai,  dan bebas dari bencana,” pungkas Nelly.

Pada sesi selanjutnya, para peserta diberi penjelasan mengenai semangat budaya humanis Tzu chi yaitu prinsip “gan en, zhung zhong, ai”. Fang Fang, salah satu relawan Tzu Chi yang membawakan sesi ini menuturkan bahwa prinsip “gan en, zhung zhong, ai merupakan sebuah siklus yang simultan. “Gan en, zhun zhong, dan ai merupakan sebuah siklus mutlak yang tidak akan dipisahkan. Karena dengan adanya rasa syukur atau gan en otomatis kita akan bersikap zhun zhong, menghormati orang lain. Dengan menghormati orang lain juga, kita akan mempunyai rasa cinta kasih, Ai. Maka dari itu, dengan adanya cinta kasih otomatis kita juga harus merasa gan en, bersyukur kembali. Ini merupakan siklus yang benar-benar tak terpisahkan,” terang Fang Fang.

Lebih lanjut, Fang Fang menjelaskan bahwa bersumbangsih merupakan perwujudan dari prinsip “gan en, zhun zhong, ai”. “Kita bisa bersumbangsih kepada orang lain dan kita harus bersumbangsih tanpa pamrih. Dan mungkin juga kita tidak mempunyai dana, kita boleh bersumbangsih dengan tenaga dan pikiran, mungkin pikiran kita juga penting karena memberikan ide yang positif,” sambungnya.

Salah satu relawan Tzu Chi, Megawati melanjutkan kegiatan ini dengan membawakan sesi mengenai tata krama yang merupakan bagian dari budaya humanis. Megawati menerangkan bahwa sebagai seorang insan Tzu Chi, ada berbagai tata krama yang harus ditaati yang antara lain, cara berpakaian dan tata rias wajah. Megawati juga menerangkan bahwa keindahan dan kerapian insan Tzu Chi terletak pada keindahan pribadi masing-masing. Oleh karena itu, keindahan Tzu Chi berasal dari hasil komitmen setiap insan dalam menaati tata krama yang telah ditetapkan.

Pelatihan relawan

Para peserta diajak untuk lebih mengenal latar belakang dan visi-misi Tzu Chi melalui media tayangan video dan sharing dari para relawan.

Para relawan juga berinteraksi dengan para peserta melalui peragaan lagu isyarat tangan La Che Xiang Qian Xing yang diikuti oleh para peserta. Lagu dengan irama yang riang ini menggambarkan Tzu Chi bagaikan sebuah kereta yang sedang mendaki bukit. Usaha dan kerja sama yang harmonis dari setiap insan Tzu Chi memungkinkan kereta ini dapat maju satu langkah ke depan dan meninggalkan delapan jejak yakni amal, kesehatan, pendidikan, budaya humanis, bantuan internasional, donor sumsum, pelestarian lingkungan serta relawan komunitas.

Memasuki sesi sharing, relawan mengajak para peserta berbagi kesan mengenai pelatihan ini. Salah satunya Ahok yang menjelaskan bahwa setelah pelatihan ini memberikan pemahaman baru mengenai Tzu Chi baginya. “Sebelumnya saya belum tahu apa itu Tzu Chi. Jika tahu juga hanya sekilas mengenai kegiatannya yaitu acara sosial semua. Jadi dengan adanya ajakan dari shixiong Edy Akhai, saya langsung tertarik dan mengikuti pelatihan ini. Setelah mengikuti kegiatan hari ini, saya semakin mantap dan tahu tentang Tzu Chi itu apa sih. Semuanya dan termasuk ajarannya itu bagus sekali ya. Senanglah senang banget saya mengikuti kegiatan ini. Kesan hari ini yaitu melatih diri, saya sangat setuju dengan shijie tadi yaitu kita datang ke Tzu Chi untuk melatih diri,” pungkas Ahok.


Artikel Terkait

Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -