Lebih Bersungguh-Sungguh Menapaki Jalan Bodhisatwa

Jurnalis : Mettayani, Wismina (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Hong Thay , Chintia S (Tzu Chi Pekanbaru)

Lebih Bersungguh-Sungguh Menapaki Jalan Bodhisatwa

Dalam pelatihan ini, para relawan Tzu Chi Pekanbaru menerima berbagai materi tentang cinta kasih kepada sesama dan juga kepada lingkungan.

Sebanyak 97 orang peserta pelatihan Relawan Abu Putih pagi itu berkumpul di Ameera Hotel yang letaknya tak jauh dari Kantor Tzu Chi Pekanbaru. Pelatihan yang digelar pada Minggu, 30 Oktober 2016 ini merupakan sarana bagi relawan untuk memahami filosofi, visi dan misi Tzu Chi sehingga mempunyai kesamaan pandangan dan dapat lebih menjalin kekompakkan serta mengetahui informasi perkembangan Tzu Chi yang terkini.

Pelatihan Relawan Abu Putih kali ini juga menjadi momentum pelantikan relawan Abu Putih, Tzu Ching dan penggantian seragam biru putih tak berlogo menjadi Abu Putih berlogo. Kegiatan ini terasa istimewa karena selain dihadiri oleh relawan Tzu Chi Pekanbaru juga hadir relawan dari Tzu Chi Medan, di antaranya Januar Tambera, Shu Tjeng, Pieter, Jasin, Jusni Lina dan Jennifer. Semangat relawan dari Tzu Chi Medan dalam mendalami Dharma Master menjadi insipirasi bagi relawan Tzu Chi Pekanbaru. Dengan tekad yang kuat, Xun Fa Xiang (kegiatan mendengarkan ceramah pagi Master Cheng Yen) di Tzu Chi Medan  dapat dilaksanakan setiap hari dengan jumlah peserta yang cukup banyak.

Semangat Griya Jing Si

Griya Jing Si merupakan kediaman Master dan para shifu (bhiksuni-murid Master) di Hua Lian, Taiwan. Sejak menjadi bhiksuni, Master mempunyai prinsip kemandirian yakni “Satu hari tidak bekerja, satu hari tidak makan”, dan prinsip ini tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang. Para shifu yang mengikuti Master, juga memegang prinsip kemandirian ini, oleh karena itu Master dan para shifu tidak menerima dana persembahan dari umat.

Banyak pekerjaan yang dilakukan oleh Master bersama murid-muridnya demi menopang kehidupan dan juga demi menjadi benteng pertahanan Tzu Chi. Salah satu murid Master, De Jie shifu berkata bahwa meski kehidupan sangat sulit, namun dengan adanya semangat Master “Melakukan dengan sukarela, menerima apapun hasilnya dengan suka cita, sehingga berhasil mengubah kesulitan menjadi sebuah berkah.” Master juga sering berpesan kepada para shifu bahwa uang Griya Jing Si boleh diberikan kepada Tzu Chi, namun uang Tzu Chi tidak boleh diberikan kepada Griya Jing Si.

Lebih Bersungguh-Sungguh Menapaki Jalan Bodhisatwa

Relawan menampilkan isyarat tangan lagu yang berjudul Selalu di samping Mu. Para peserta diajak menyelami makna lagu yang terkandung didalamnya.

Dalam kegiatan ini Elisah memaparkan dengan begitu detail semangat di Griya Jing Si. Dari paparannya, relawan dapat melihat bahwa setiap produk yang dibuat oleh shifu-shifu di Jing Si berlandaskan cinta kasih. Seperti Sabun Jing Si, yang awalnya berasal dari cinta kasih murid (De Jian shifu) kepada Master setelah mengetahui Master mempunyai masalah alergi kulit. Sabun yang awalnya diproduksi dan untuk digunakan oleh Master, kini dibuat lebih banyak sehingga lebih banyak orang lagi mendapatkan manfaat dari Sabun Jing Si.

“Kita juga mendapatkan semangat dan dedikasi yang luar biasa dari murid-murid Master. Kesungguhan hati membawa mereka dapat mengerjakan pekerjaan apa saja yang diberikan dengan baik,” ujar Elisah.

Dalam sesi ini, dua orang relawan, Lina dan Metta menceritakan kesan dan pengalamannya pulang ke kampung halaman batin di Hua Lian. “Kehangatan keluarga sungguh dirasakan ketika berada di kampung halaman batin. Saya kagum dengan para shifu yang mengerjakan segala sesuatu termasuk hal-hal yang biasanya dikerjakan oleh laki-laki pun bisa dilakukan dengan baik oleh para shifu yang merupakan bhiksuni,” kata Lina.

Menggarap Lahan Berkah

Pada kesempatan ini, Abun selaku Fungsionaris Misi Amal Tzu Chi Pekanbaru, memberikan sharing-nya. Abun mengatakan, berkontribusi di Misi Amal selain dapat membantu penerima bantuan terlepas dari penderitaan, saat itu juga kita sedangf mengembangkan cinta kasih. Saat menjalankan misi amal juga diperlukan kebijaksanaan. “Jadi ketika kita ikut dalam kegiatan misi amal kita mendapatkan 3 in 1 (cinta kasih, menanam berkah dan mengembangkan kebijaksanaan). Lewat misi amal pun kita bisa belajar banyak tentang kehidupan. Saat kita melihat dan mendengar secara langsung bagaimana penderitaan atau perjuangan berat yang harus dihadapi oleh penerima bantuan, tanpa sadar kita akan dapat menyadari berkah yang telah kita miliki dan akan timbull rasa syukur pada diri kita,” ungkapnya.

dr. Flemming yang juga aktif di Misi Amal menilai banyak hal berharga yang bisa didapatkan kala bersumbangsih. Karena itu waktu 24 jam yang dimiliki oleh setiap orang hendaknya dimanfaatkan untuk bersumbangsih.

“Dengan terjun di Misi Amal, saya jadi lebih memahami kenapa seseorang bisa sakit yang bisa dikarenakan keadaan keluarga, ekonomi ataupun kondisi rumah” ungkap dr Flemming.

Lebih Bersungguh-Sungguh Menapaki Jalan Bodhisatwa

Para peserta juga diajak untuk makin kompak lagi menjalankan misi-misi Tzu Chi.

Lebih Bersungguh-Sungguh Menapaki Jalan Bodhisatwa

Peserta pelatihan Relawan Abu Putih ini sebanyak 97 orang. Pelatihan yang digelar pada Minggu, 30 Oktober 2016 ini merupakan sarana bagi relawan untuk lebih memahami filosofi, visi dan misi Tzu Chi.

Selain tentang Misi Amal, para peserta juga diajak menyelami lagi Misi Pelestarian Lingkungan. Sebagaimana yang terjadi, bumi yang merupakan rumah bagi semua makhluk sedang mengalami kerusakan. Kiho mengajak relawan untuk bersama-sama menjadi penyelamat bumi melalui 5R Pelestarian lingkungan serta melakukan 1 hari 5 kebajikan. Dalam sesi ini, para peserta pelatihan dijelaskan bagaimana kerja daur ulang menyehatkan dan dapat menyelamatkan bumi. Kegiatan daur ulang juga dapat melatih kesabaran, karena saat memilah barang daur ulang, barang sekecilpun tetap dipilah dan bukan dibuang.

Mendekatkan Hati kepada Master

"Kita semua telah memilih bergabung dengan Tzu Chi, berarti kita telah memilih Master sebagai Guru kita. Sebagai murid yang baik, sudahkah kita memahami isi hati guru kita? Sudahkah kita memahami harapan guru kita? Relawan dari Tzu Chi Medan, Januar dan Shu Tjeng memberikan sharing berjudul Menghirup harumnya Dharma, mendekatkan hati ke hati Master”. Master pernah mengatakan “Saya mencintai orang-orang, berharap  orang-orang mencintai saya”. Karena itu jika para relawan mencintai Master, maka relawan harus giat membina diri. Jika kita dapat menuruti Dharma Master dan mewujudkan dalam tindakan nyata maka hati kita akan senantiasa dekat dengan hati Master. Dui de shi qing, zuo jiu dui le- for the right things, just do it (hal yang benar, lakukan saja). Kita dapat mendalami Dharma Master lewat kegiatan Xun Fa Xiang dan bedah buku,” kata Januar.  

Sharing Januar sungguh memotivasi dan menyadarkan para peserta untuk lebih bersungguh-sungguh mempelajari Dharma jika ingin tetap mengikuti Master Pada kehidupan mendatang. Dari sesi ke sesi, para peserta menyimak dengan seksama hingga tak terasa waktu tengah beranjak sore. Para peserta sangat diharapkan bisa merenungkan isi materi dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mengikuti pelatihan ini, Yanti, salah seorang peserta mengaku kini lebih mengerti bahwa setiap orang punya tanggung jawab dan talenta yang dapat dikembangkan dan dalam berbuat kebajikan. “Saya sekarang paham bahwa kita hendaknya juga dapat menularkan kepada orang lain agar orang lain juga berkesempatan menanam berkah kebajikan,” kata Yanti.

Yan Ching, salah seorang relawan baru yang bergabung di misi pendidikan juga mengucap syukur  telah mengenal Tzu Chi. “Saya awalnya hanya mendampingi anak mengikuti kelas budi pekerti, dan ketika berkesempatan gabung di tim pendidikan, saya mendapatkan banyak pelatihan diri. Kini saya bertekad untuk terus menggengam jalinan jodoh ini dengan sebaik-baiknya,” ungkap Yan Ching.  


Artikel Terkait

Pelatihan Relawan Biru Putih: Menjaga Batin dan Kelembutan Hati

Pelatihan Relawan Biru Putih: Menjaga Batin dan Kelembutan Hati

13 Oktober 2015

Dulu, Hong Evie merupakan wanita yang keras dan penuh amarah. Kesulitan hidup yang dia alami membuatnya bertemu dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Siapa sangka, wanita yang dulu ringan tangan kepada anaknya kini tergerak menjadi relawan hingga dilantik menjadi relawan berseragam biru putih pada Minggu 11 Oktober 2015. Hubungannya dengan anak tunggalnya Yena juga menjadi lebih harmonis.

Belajar dan Membina Diri di Jalan Bodhisatwa

Belajar dan Membina Diri di Jalan Bodhisatwa

16 Desember 2022

Relawan Tzu Chi Medan mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih Pertama di Kantor Tzu Chi Medan. Pelatihan ini diikuti oleh 124 relawan yang meliputi relawan Medan, DAAI TV, dan relawan Tanjung Pura

Memanfaatkan Waktu Dengan Baik

Memanfaatkan Waktu Dengan Baik

09 Mei 2016

Relawan Tzu Chi Batam kembali menghimpun Bodhisatwa dengan mengadakan pelatihan relawan Abu Putih pada tanggal 24 April 2016 di Kantor Tzu Chi Batam. Kegiatan ini diikuti sebanyak 136 peserta relawan yang lebih menekankan pada misi Amal Tzu Chi.

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -