Letusan Merapi : Memberi yang Terbaik

Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha
 
 

fotoMemberikan yang terbaik adalah memberikan sesuatu yang memang dibutuhkan. Atas dasar itulah para relawan Tzu Chi harus maksimal dalam mengadakan survei untuk para korban bencana alam.

Jalinan jodoh antara Tzu Chi dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sudah mulai terajut sejak tahun 1994. Melalui bantuan rumah pengungsian sementara yang dibangun untuk para korban bencana alam Gunung Merapi, masyarakat lereng Gunung Merapi mulai mengenal cinta kasih dari para relawan Tzu Chi.

Tidak hanya sampai di sana, jalinan jodoh pun kembali terjalin dengan adanya kegiatan pembagian beras cinta kasih Tzu Chi pada tahun 2003, yang dilanjutkan dengan kegiatan penanaman pohon, bantuan bencana korban gempa tahun 2006 hingga pemasangan pipa air bersih di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta.

Merapi Kembali Bergejolak
Belum lama ini, Tzu Chi Yogyakarta telah menyelesaikan pemasangan pipa air bersih di Desa Girih Asih, yang merupakan salah satu program kepedulian Tzu Chi kepada warga masyarakat Gunung Kidul, Yogyakarta. “Baru saja kami menyelesaikan program pemasangan pipa air bersih untuk Desa Giri Asih, Gunung Kidul. Kami mencoba untuk membantu masyarakat agar bisa mendapatkan air bersih sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Namun tidak lama berselang, alam berkata lain, saat ini Gunung Merapi sedang terbatuk,” ucap Frananto Hidayat, Koordinator Wilayah Tzu Chi di Yogyakarta.

Tanggal 26 November 2010, tepatnya pukul 17.02 WIB, Merapi kembali bergejolak. Seolah memuntahkan kekuatan yang lama terpendam, tanpa terduga gunung yang tengah berada dalam status awas ini akhirnya menyemburkan awan panas atau yang lebih dikenal dengan wedhus gembel, yang menghanguskan beberapa desa di sekitar lereng gunung dan menelan korban jiwa sebanyak 32 jiwa.

Dengan saling bergotong-royong, masyarakat yang dibantu oleh relawan dari beberapa lembaga sosial dan pihak TNI melakukan evakuasi. Beberapa posko pengungsian berdiri dan ditata maksimal guna memenuhi keperluan seluruh pengungsi. Tidak hanya itu, simpati dan bantuan untuk para korban pun terus berdatangan.

foto  foto

Keterangan :

  • Hoklay, salah satu relawan Tzu Chi tengah mewawancarai salah satu kordinator pengungsian untuk mencari informasi bantuan apa yang dibutuhkan oleh para pengungsi. (kiri)
  • Tidak hanya sandang, pangan, dan papan, tempat pengungsian di Desa Kepuharjo juga dilengkapi dengan beragam sarana, mulai dari sanitasi air, mencuci, hingga pendidikan tambahan untuk anak-anak. (kanan)

Apa yang Dibutuhkan
Sebagai salah satu bentuk kepedulian, satu hari pascabencana terjadi, Tzu Chi Yogyakarta langsung memberikan bantuan berupa masker dan selimut kepada para korban. Tidak hanya itu, bersama dengan relawan Tzu Chi Jakarta, relawan Yogyakarta juga memberikan santunan dana dukacita kepada para keluarga korban yang meninggal dunia.

Mengingat letusan Gunung Merapi yang terjadi ini masih dapat terus berlanjut, maka para relawan Tzu Chi berinisiatif untuk melakukan survei kembali mengenai kebutuhan yang dibutuhkan oleh para pengungsi. “Tidak ada yang bisa memprediksi kapan Merapi akan kembali aman. Oleh karena itu, kami ingin meyakinkan bahwa kebutuhan para korban pengungsi sudah terpenuhi dengan baik. Dan menurut informasi yang diperoleh dari Tim Tanggap Darurat Tzu Chi yang pertama kali datang ke lokasi bencana, para korban membutuhkan hygiene pack (paket untuk kebersihan seperti sabun, sikat gigi, ember, dll - red),” ungkap Hoklay, salah satu relawan Tzu Chi Jakarta.

Namun setelah Tim Tanggap Darurat Tzu Chi kedua melakukan survei kembali pada Selasa, 2 November 2010, kebutuhan para korban bencana mulai bergeser. “Hari ini kami mengadakan survei di tiga lokasi, yakni posko pengungsian di Desa Wukirsari, Glagahrejo, dan Kepuharjo. Lokasi ini sengaja kami pilih dengan alasan para pengungsi di lokasi ini merupakan mereka yang terkena dampak paling parah akibat bencana ini,” jelas Hoklay.

Hoklay menambahkan bahwa ternyata kebutuhan utama para pengungsi tidak lagi hygiene pack, namun lebih banyak kepada bahan pangan dan alas tidur. Meskipun demikian, beberapa relawan dari posko-posko ini mengaku masih membutuhkan beberapa peralatan mandi untuk melengkapi WC umum yang sudah ada. “Selain ember, gayung, dan perlengkapan mandi lainnya, mereka juga membutuhkan sarung untuk menghalau dingin saat malam hari,” tambah Hoklay.

foto  foto

Keterangan :

  • Dokter Kurniawan dari Jakarta yang juga turut melakukan survei lokasi, berkoordinasi dengan salah satu lembaga sosial kesehatan setempat mengenai kebutuhan akan pengobatan di daerah pengungsian. (kiri)
  • Setelah melakukan survei, para relawan mengadakan rapat untuk menentukan cara terbaik dalam menyalurkan paket bantuan cinta kasih yang akan disalurkan. (kanan)

Distribusi Paket Bantuan
Satu hari sebelum Tim Tanggap Darurat Tzu Chi kedua tiba di Yogyakarta untuk melakukan koordinasi ulang mengenai pembangian paket bantuan Merapi, barang-barang bantuan Tzu Chi berupa hygiene pack sudah mulai didistribusikan melalui jalur darat. Tidak hanya itu, sebuah ambulan beserta dua perawat dari Rumah Sakit Khusus Cinta Kasih Tzu Chi pun juga diberangkatkan menuju lokasi bencana Merapi.

Hujan yang turun saat melakukan survei, tidak menyurutkan hati para relawan untuk memberikan yang terbaik kepada para korban bencana. “Bantuan yang diberikan harus tepat sasaran sehingga bisa maksimal digunakan oleh para korban bencana,” ucap Frananto Hidayat.

Dan berdasarkan hasil survei, rencananya, Rabu, 3 November 2010, relawan Tzu Chi akan membagikan paket bantuan di 3 posko pengungsian di Desa Wukirsari (444 paket), Glagahrejo (1.328 paket), dan Kepuharjo (1.556 paket). Pembagian paket ini rencananya akan dilakukan pada sore hari. “Masalahnya kalau dibagikan pada siang hari, banyak pengungsi yang tengah kembali ke rumah mereka masing-masing untuk memberi makan ternak, maupun membersihkan rumah,” tambah Frananto.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Mempraktikkan Kebajikan

Suara Kasih: Mempraktikkan Kebajikan

06 Maret 2012 Pada tanggal 6 Februari lalu, Kota Cebu di Filipina diguncang gempa dahsyat yang mendatangkan banyak bencana di sana. Melihat itu, insan Tzu Chi di Filipina merasa tak sampai hati. Karenanya, mereka mempersiapkan barang bantuan dan mengirimkannya dari Manila.
Waisak: Kekuatan Doa Sejuta Insan

Waisak: Kekuatan Doa Sejuta Insan

13 Mei 2015
“Dengan menghimpun banyak orang ikut dalam doa jutaan insan supaya kita dapat menghimpun suatu kekuatan kebajikan besar. Kita harap seperti impian Master Cheng Yen yaitu untuk menyucikan hati manusia, masyarakat damai sejahtera, dan dunia bebas bencana.”
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -