Melatih Diri di Jalan Bodhisatwa

Jurnalis : Elvi Chen (Tzu Chi Medan), Fotografer : Hasan Tiopan, Ryanto Budiputra, Amir Tan (Tzu Chi Medan)


Pelatihan Relawan Abu Putih yang digelar Tzu Chi Medan pada Minggu 15 April 2018 diisi dengan banyak materi. Ada tentang Sutra Makna Tanpa Batas, Misi Pelestarian Lingkungan, Misi Amal, juga tata krama Tzu Chi.

Menjadi pribadi yang selalu ingin belajar dan ingin selalu lebih baik, selalu tertanam dalam diri para insan Tzu Chi. Wadah untuk belajar salah satunya ada di dalam sebuah kegiatan pelatihan. Seperti Pelatihan Relawan Abu Putih yang digelar Tzu Chi Medan pada Minggu 15 April 2018 lalu di Gedung Tzu Chi Medan Lantai 6. Pelatihan ini dihadiri oleh lebih kurang 70 relawan peserta dan 52 relawan pendamping. Relawan peserta datang dari berbagai daerah, di antaranya dari Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, Binjai, dan Medan.

Jam menunjukkan pukul 7.30 pagi, para relawan peserta sudah mulai berdatangan. Mereka diarahkan oleh relawan pendamping untuk mendaftar ulang, lalu oleh pembawa barisan diarahkan menuju lantai 6 untuk mengikuti pelatihan. Tepat pukul 8.30 WIB, acara dimulai dan diawali dengan memberi salam hormat kepada Master Cheng Yen, lalu menyanyikan lagu Mars Tzu Chi serta pembacaan Sepuluh Sila Tzu Chi.


Dalam pelatihan ini, peserta juga diajak memperdalam Sutra Makna Tanpa Batas yang merupakan Sutra Pembuka di dalam Sutra Lotus.


Merry Sudilan, relawan Komite atau senior Tzu Chi menjelaskan tentang tata krama Tzu Chi.

Tema pelatihan Abu Putih kali ini adalah Wu Liang Fa Men yang berarti “Pintu Dharma Tiada Terhingga.” Sesi pertama pelatihan “Wu Liang Yi Jing” yang berarti “Satu Dharma Menjadi Tak Terhingga, Yang Tak Terhingga Bersumber Dari Satu Dharma” dibawakan oleh Endang Kamal.

Pelatihan ini memperdalam materi tentang Sutra Makna Tanpa Batas yang merupakan Sutra Pembuka di dalam Sutra Lotus. Sutra ini merupakan pedoman Master Cheng Yen dalam memberikan arahan kepada murid-muridnya. Apa yang selama ini relawan Tzu Chi lakukan untuk masyarakat adalah perwujudan dari Sutra ini. Sutra ini juga diadaptasi menjadi sebuah lagu yang ditampilkan dalam performa isyarat tangan agar setiap orang lebih mudah memahami isinya.


Ketika makan, tangan harus diposisikan seperti mulut naga mengulum mutiara dan burung phoenix minum air.

Selain itu dalam pelatihan Abu Putih ini, para peserta juga dibekali dengan materi Misi Pelestarian Lingkungan. Tujuan dari penyampaian materi ini adalah untuk menggalang lebih banyak hati Bodhisatwa Pelestarian Lingkungan.

“Keindahan sebuah kelompok terletak pada keindahan setiap pribadi”. Begitulah kata Perenungan Master Cheng Yen yang disampaikan oleh Merry Sudilan, relawan Komite atau senior Tzu Chi ketika membawa sesi tentang tata krama Tzu Chi. Sesi ini mengajarkan para relawan tentang tata cara makan, berpakaian, berdiri, berjalan, duduk, dan berbaring. Ketika makan, tangan harus diposisikan seperti mulut naga mengulum mutiara dan burung phoenix minum air. Kita harus memegang mangkuk di tangan kiri dengan ibu jari menekan pinggiran mangkuk dengan ringan dan empat jari lainnya menyokong mangkuk di dasarnya.


Sutra Makna Tanpa Batas juga diadaptasi menjadi sebuah lagu yang ditampilkan dalam performa isyarat tangan agar setiap orang lebih mudah memahami isinya.

Dengan cara ini, tangan akan terlihat seperti “mulut naga” dan “mutiara” yang dimaksud adalah mangkuk. “Burung Phoenix minum air” berarti bahwa kita harus menggerakkan sumpit dengan elegan dan gesit, seperti burung phoenix minum air. Cara makan seperti ini akan dapat menunjukkan kewibawaan seorang praktisi Buddhis. Merry Sudilan juga mengajak beberapa peserta dan relawan untuk maju ke depan, mempraktekkan tata cara duduk dan makan sesuai dengan Budaya Humanis Tzu Chi, yang nantinya akan dipraktikkan langsung oleh para peserta di ruang makan pada jam makan siang.

Tepat pukul 12.00 WIB, para peserta dipimpin oleh pembawa barisan turun ke lantai 5 untuk makan siang. Setelah makan siang, pelatihan dilanjutkan dengan sesi Misi Amal yang dibawakan oleh Hasan Tina, relawan komite Tzu Chi. Sesi ini bertujuan untuk mengajak para relawan peserta untuk mau ikut berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan.


Pelatihan ini dihadiri oleh lebih kurang 70 relawan peserta dan 52 relawan pendamping. Relawan peserta datang dari berbagai daerah, di antaranya dari Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, Binjai, dan Medan.

Pada pelatihan Abu Putih ini, para relawan Tanjung Morawa juga berbagi tentang pengalaman kerelawanan mereka. Jalinan jodoh antara relawan Tanjung Morawa dengan Tzu Chi sudah terjalin selama empat tahun. Berawal ketika para relawan menjadi donatur dan mengumpulkan barang daur ulang. Oleh karena itu mereka berharap ke depannya akan segera dibuka Depo Pelestarian Lingkungan di Kota Tanjung Morawa.

“Dengan diadakannya pelatihan Abu Putih ini, diharapkan para relawan peserta lebih mengerti akan visi dan misi Tzu Chi serta dapat melatih diri untuk menjadi insan yang lebih baik,” harap Djohar Djaja, koordinator pelatihan Abu Putih kali ini.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Menginspirasi dan Menyebarkan Welas Asih

Menginspirasi dan Menyebarkan Welas Asih

02 Agustus 2018
Relawan Zhen Shan Mei Tzu Chi Tanjung Balai Karimun terus merekam dan mencatat sejarah Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dalam menjalankan misi-misinya. Sebagai tindak lanjut dari pelatihan relawan Zhen Shan Mei yang digelar dua minggu lalu (15/7), kini mereka pun praktik untuk melakukan peliputan penerima bantuan Tzu Chi (gan en hu).
Wu Liang Yi Jing dalam Pelatihan Relawan Abu Putih

Wu Liang Yi Jing dalam Pelatihan Relawan Abu Putih

24 Juli 2018
Sebanyak 169 relawan Tzu Chi dari He Qi Utara 2 mengikuti Pelatihan Relawan Abu Putih ke-3, Minggu pagi 15 Juli 2018 di Ruang Xi She Ting, Aula JingSi PIK. Acara yang berlangsung selama kurang lebih tujuh jam ini dibagi menjadi beberapa sesi.
Benih Kebajikan Bertumbuh Menjadi Tak Terhingga

Benih Kebajikan Bertumbuh Menjadi Tak Terhingga

03 Mei 2023

Pelatihan Abu Putih 2 yang merupakan salah satu dari empat rangkaian Training Abu Putih dilaksanakan para relawan komunitas He Qi Pusat, pada Minggu 30 April 2023.

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -