Melepas Rindu di Udara

Jurnalis : Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru)


Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Pekanbaru akhirnya digelar melalui online. Tampak murid-murid Qing Zhi Ban Besar & Kecil mulai kembali belajar sekaligus melepas rindu.

Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Pekanbaru yang dimulai sejak Juli 2019 harus terhenti di bulan Maret 2020 akibat mewabahnya virus Corona. Namun berkat kemajuan teknologi, relawan di Tim Pendidikan pun memanfaatkan metode belajar via online (zoom) untuk memulai kembali Kelas Budi Pekerti pada 12 Juli 2020.

Ada dua sesi yang dilakukan yakni QZB (Qing Zhi Ban Besar & Kecil) dan Tzu Shao. Kelas QZB dimulai pukul 10.00-11.30 dan Tzu Shao pada pukul 13.00-14.30 WIB.

Sekitar lima bulan tidak bertemu membuat murid-murid dan para dui fu (mentor) saling memendam kerinduan, kerinduan bisa berkumpul bersama, kerinduan merasakan kebersamaan dan kehangatan dalam kegiatan kelas Budi Pekerti. Ketika kelas online dimulai, hati para mentor begitu bahagia melihat para murid dengan kepolosan duduk manis didampingi orang tua di depan telepon seluler atau komputer mengikuti kegiatan.  Dalam sekejap, kerinduan serasa terobati.

Kegiatan diisi dengan tayangan kilas balik kegiatan kelas yang mengajak anak-anak mengingat kembali kenangan kebersamaan yang penuh kenangan dan suka cita. Ada juga rekaman anak-anak memasak makanan vegetarian sebagai tugas di rumah, dan latihan isyarat tangan. Lalu ada juga sharing dari orangtua tentang manfaat mengikuti kelas budi pekerti dan perubahan putra-putri mereka ke arah yang lebih baik dan mandiri. Video Kilas balik sungguh menggugah hati dan membangkitkan kerinduan yang mendalam untuk segera dapat memulai kegiatan dalam kondisi normal.


Dalam kelas kali ini juga membahas tentang seruan bervegetaris. 

Lutiana (Tishe), relawan yang selama ini menjadi pembawa materi di kelas, yang hampir satu tahun ini tidak bisa aktif dalam kegiatan kelas Budi Pekerti, hari ini berkesempatan ikut kegiatan dari rumah. Semua relawan dan murid-murid merasa begitu bahagia bisa bertemu Tishe kembali. Kerinduan terobati yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tishe juga merasa sangat bahagia bisa bertemu anak-anak dan relawan lewat jaringan di udara dan untuk melepas rasa rindu.

“Hahhhaha… saya lihat satu persatu gambarnya semua yang ikut zoom hehehhe… Sudah kangen sama kalian. Lihat shijie men semua hati terasa bahagia. Apalagi melihat shijie men sudah bisa sharing dan pandu dengan baik, hati ini merasa lebih bahagia lagi,” ungkap Tishe.

Mariany Heriko sebagai fungsional Pendidikan juga mengungkapkan perasaannya.

”Perasaan saya hari ini benar-benar sangat terharu. Sampai air mata tidak dapat ditahan. Dharma Master mengajarkan tentang cinta kasih di kata Perenungan. ’Cinta kasih tidak akan pernah habis bila dibagikan. Sebaliknya akan semakin bertambah’. Kata Perenungan ini benar-benar saya rasakan saat melihat wajah anak-anak di layar computer,” ujarnya.

“Terlihat wajah-wajah polos xiao pusa (sebutan untuk murid tingkat SD) dan wajah ceria Huo Ban Men (sebutan untuk murid tingkat SMP). Bagaikan kerinduan menanti anak sendiri. Rindu dengan anak-anak dan rindu dengan Tishe shijie. Bahagia lihat Tishe shijie makin sehat,” sambungnya.


Murid-murid di tingkat Tzu Shao (SMP). Regina (sudut kanan bawah) juga turut mendaftar dalam Program Tulus bervegetarian.

Dalam kelas ini, juga disisipkan seruan untuk bervegetaris yang akhir-akhir ini terus diserukan oleh Master Cheng Yen. Chandra Kusdianto (orang tua murid) sekeluarga juga berkesempatan memberikan sharing tentang vegetarian. Mereka sekeluarga sudah bervegetaris. Dengan vegetarian anak-anaknya juga tumbuh sehat, dengan vegetarian, juga bisa kreasi makanan enak.

Nih hari ini kita makan siomay vegetarian”, ungkap Chandra sambil memperlihatkan sepiring Siomay vegetarian yang siap disantap.

Ada satu murid Tzu Shao, Regina juga turut mendaftar dalam Program Tulus Bervegetarian. Ketika ditanya mamanya, dia pikir mana tahu masa depan dia mau menjadi vegetaris, jadi anggap latihan. Regina terinspirasi dari mamanya yang sudah bervegetaris. Menurut Regina cukup susah untuk vegetarian karena banyak godaan. Tapi relawan terus menyemangati Regina untuk bisa melewati rintangan dan bisa bervegetaris.

Mengajak orang berbuat kebajikan itu gampang, tapi mengajak bervegetarian itu sulit. Namun kita tidak boleh berputus asa untuk terus mengajak dan mensosialisasikan vegetarian karena vegetarian adalah cara yang dapat meredam bencana. Semoga Hati manusia dapat tersucikan dan kembali ke sifat hakiki kita yang welas asih.

Kegiatan online ini diharapkan tetap bisa menjalin kedekatan hati antara mentor dan anak-anak dan senantiasa mengisi kehidupan dengan hal-hal yang bermakna bagi diri sendiri dan orang lain. Lewat jaringan online, kita bisa saling melepaskan kerinduan dan menjalin rasa kebersamaan yang erat dan penuh kehangatan cinta kasih.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Melepas Rindu di Udara

Melepas Rindu di Udara

17 Juli 2020

Sekitar lima bulan tidak bertemu membuat murid-murid dan para dui fu (mentor) saling memendam kerinduan, kerinduan bisa berkumpul bersama, kerinduan merasakan kebersamaan dan kehangatan dalam kegiatan kelas Budi Pekerti. Ketika kelas online dimulai, hati para mentor begitu bahagia melihat para murid dengan kepolosan duduk manis didampingi orang tua di depan telepon seluler atau komputer mengikuti kegiatan.  Dalam sekejap, kerinduan serasa terobati.

Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -