Melestarikan Lingkungan dan Menciptakan Berkah

Jurnalis : Henny (Tzu Chi Medan), Fotografer : Pieter Sulistio, Lily Hermanto (Tzu Chi Medan)


Minggu 20 Januari 2019, Tzu Chi Medan, Hu Ai Medan Utara mengadakan Acara Kepulangan Gan En Hu.

Setiap akhir tahun lunar, dengan penuh sukacita relawan Tzu Chi Medan mengundang para Gan En Hu (penerima Bantuan Tzu Chi) untuk berkumpul bersama di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Medan. Pada Minggu 20 Januari 2019, relawan di komunitas Hu Ai Medan Utara mengundang 48 Gan En Hu (penerima bantuan) atau 110 tamu undangan (penerima bantuan beserta keluarga) yang juga merupakan bagian dari Keluarga Besar Tzu Chi. Acara kumpul bersama ini dikenal dengan sebutan Pemberkahan Akhir Tahun Gan En Hu atau Kepulangan Gan En Hu ke Rumah Batin.

Mulai pukul 07.00 WIB, sebanyak 41 relawan sudah hadir di lokasi acara guna mempersiapkan semua keperluan untuk menyambut kehadiran keluarga besar penerima bantuan Tzu Chi. Meski pendaftaran ulang dimulai pukul 08.00 WIB namun pukul 07.00 WIB penerima bantuan sudah hadir di lokasi acara dengan membawa undangan yang sebelumnya telah diantarkan relawan ke rumah penerima bantuan. Dengan berbaris rapi, penerima bantuan mendaftar ulang di meja pendaftaran dan mendapatkan sebuah badge nama sebagai tanda pengenal.

 

Sharing Su Pun Wui memperkenalkan tentang Pelestarian Lingkungan dan Menciptakan Berkah. 

Usai mendaftar ulang, relawan memberikan roti sebagai cemilan sarapan untuk penerima bantuan yang belum sempat sarapan. Setelah itu penerima bantuan dipersilahkan duduk berkumpul hingga sembilan orang beserta keluarga yang mendampingi membentuk sebuah kelompok kemudian dibimbing relawan sebagai mentor naik ke lantai tiga guna mengikuti acara selanjutnya.

Acara dibuka pada pukul 09.00 WIB oleh Fitria Halim dengan penuh semangat dan kehangatan layaknya menyambut keluarga yang pulang ke rumah sendiri. Diawali dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen, Fitria Halim yang akrab dipanggil Fifi ini berterimakasih atas kehadiran para Gan En Hu dan bersyukur diberi kesempatan untuk menjalin jodoh baik dalam acara ini. Fifi juga menjelaskan apa saja acara yang bakal digelar pada hari itu yaitu Pengenalan Yayasan Buddha Tzu Chi dan Pendirinya serta Pengenalan Pelestarian Lingkungan dengan mengolah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, cinta kasih mengitari bumi.

Sharing pertama dibawakan oleh Zerry yang  mengenalkan tentang Yayasan Buddha Tzu Chi dan pendirinya. Tzu Chi berasal dari bahasa Mandarin yang berarti Bantuan Welas Asih dan pendirinya adalah seorang Biksuni yang bernama Master Cheng Yen.


Peragaan Isyarat Tangan lagu berjudul “Sebuah Dunia Yang Bersih” oleh Relawan Tim Isyarat Tangan HuAi Medan Utara. 

“Tzu artinya memberikan kebahagiaan sedangkan Chi artinya menghilangkan penderitaan, jadi Tzu Chi artinya memberikan kebahagiaan dan menghilangkan penderitaan,” jelas Zerry.

Master Cheng Yen mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi berlandaskan filosofi welas asih, cinta kasih universal, mengajak dan menggugah semua orang untuk peduli dan melakukan kebajikan. Mengakhiri sharing-nya Zerry mengajak para Gan En Hu menyaksikan video Budi Salim seorang anak penerima bantuan pengobatan dari Tzu Chi yang sembuh dan menyisihkan uang yang ia miliki untuk kembali membantu orang lain.

Sharing terakhir mengenai pengenalan Pelestarian Lingkungan oleh Su Pun Wui. Sebelum memasuki materi sharing, para Gan En Hu mendengarkan Ceramah Master mengenai Menghargai Bumi dan Mengendalikan Nafsu Keinginan. Su Pun Wui menyampaikan bahwa lingkungan akan terlihat indah tanpa sampah, namun bagaimana jika lingkungan sekitar dipenuhi sampah dan kotoran? Oleh sebab itu haruslah membuang sampah pada tempatnya agar lingkungan bersih.

“Buanglah sampah pada tempatnya merupakan konsep lama, konsep baru sekarang adalah Daur Ulang Sampah sekaligus menciptakan Berkah,” jelas Pun Wui.

 

Talkshow inspiratif bersama anak asuh penerima bantuan pendidikan Tzu Chi Medan Rahul (kedua dari kiri), Oktaviani (kedua dari kanan) dan Maya (pertama dari kanan).

Pun Wui juga menerangkan tiga langkah mendaur ulang sampah, langkah pertama memilah sampah yang membusuk dibuang pada tempatnya dan yang tidak membusuk ke tempat daur ulang. Langkah kedua sampah yang tidak membusuk di pilah sesuai jenisnya, dan langkah ketiga adalah langkah menciptakan berkah yaitu sampah yang telah dipilah atau dikelola dapat dijual untuk mendapatkan uang. Sampah yang sudah dipilah dapat juga diberikan kepada pemulung atau disumbangkan ke Depo Daur Ulang Yayasan Buddha Tzu Chi.

Perfoma isyarat tangan lagu berjudul “Sebuah Dunia Yang Bersih” persembahan dari Relawan Tim Isyarat Tangan Hu Ai Medan Utara turut memeriahkan acara ini. Dilanjutkan dengan Talkshow Inspiratif bersama tiga Anak Asuh Tzu Chi Hu Ai Medan Utara yang menerima bantuan pendidikan dari Tzu Chi Medan yaitu Rahul Sihite, Oktaviani Halawa, dan Maya.

 

Pembagian Hadiah kepada anak asuh penerima bantuan pendidikan Tzu Chi Medan yang berprestasi di sekolahnya oleh Linda (relawan komite berseragam Biru Putih).

Usai Talkshow, Linda selaku Fungsionaris Misi Amal Hu Ai Medan Utara membagikan bingkisan sebagai hadiah bagi enam orang anak asuh penerima bantuan Tzu Chi yang berprestasi dan berfoto bersama. Relawan Tim Isyarat Tangan kembali menghibur acara dengan Isyarat Tangan lagu berjudul “Satu Keluarga”. Tidak hanya menyaksikan perfoma isyarat tangan saja, para Gan En Hu dan keluarga yang mendampingi serta seluruh relawan yang hadir turut serta berdiri dan memperagakannya sehingga menambah suasana akrab dan hangatnya keluarga Tzu Chi.

Setelah Doa Bersama, pukul 11.15 WIB para Gan En Hu dibimbing oleh DuiFu (mentor) turun ke lantai 1 untuk mengikuti Mini Tour ke Depo Daur Ulang Cemara Asri untuk lebih memahami dan mengenal apa saja barang yang dipilah. Usai tur, para Gan En Hu berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing sebelum makan siang bersama menutup acara kepulangan Gan En Hu hari itu. Pembagian parcel dan angpao diserahkan oleh Para Fungsionaris He Qi Cemara dan Hu Ai Medan Utara.

Lily, ibunda dari Michael anak asuh penerima bantuan Tzu Chi yang duduk di kelas II SMA ini mengaku sangat bersyukur dan sangat terbantu mendapat bantuan uang sekolah dari Yayasan Buddha Tzu Chi Medan. Ia juga ingin bersumbangsih kembali dengan ikut melakukan pelestarian lingkungan yang akan dimulai dari rumahnya sendiri.


Pembagian parcel kepada Gan En Hu.  

Hal senada juga disampaikan Rahul Sihite, anak Yatim (tidak punya ayah) yang kini duduk di kelas II SMA di salah satu sekolah swasta di Medan. Ia mengaku sangat bersyukur mendapat bantuan pendidikan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Medan sehingga mampu mengejar prestasi dua kali mendapatkan ranking 1 di kelasnya serta juara umum III  seangkatannya. Rahul juga sudah pernah bersumbangsih di depo Daur Ulang Cemara Asri beberapa waktu lalu dan ikut serta dalam celengan bambu yang diarahkan oleh relawan pendampinginya.

Linda selaku Fungsionaris Misi Amal Hu Ai Medan Utara sekaligus Wakil Koordinator Acara Kepulangan Gan En Hu mengaku sangat terharu merasakan kebersamaan seluruh relawan Hu Ai Medan Utara yang bersatu hati dalam acara ini, mulai dari persiapan hingga acara ini berjalan lancar.

“Semoga acara ini dapat menumbuhkan perasaan bersyukur, menghormati baik para Gan En Hu (Penerima Bantuan Tzu Chi) maupun sesama relawan dan setiap orang mampu menciptakan berkah baik untuk diri sendiri maupun orang lain,” ungkap Linda.

Mengutip Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Menciptakan Berkah Bagi Masyarakat sama artinya menciptakan Berkah Bagi Diri Sendiri.”

 

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Melestarikan Lingkungan dan Menciptakan Berkah

Melestarikan Lingkungan dan Menciptakan Berkah

24 Januari 2019

Setiap akhir tahun lunar, Tzu Chi Medan mengundang para Gan En Hu untuk berkumpul bersama. Pada Minggu 20 Januari 2019, relawan di komunitas Hu Ai Medan Utara mengundang 48 Gan En Hu (penerima bantuan) atau 110 tamu undangan (penerima bantuan beserta keluarga). Acara kumpul bersama ini dikenal dengan sebutan Pemberkahan Akhir Tahun Gan En Hu.  


Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -