Membangun Semangat Relawan Tangerang

Jurnalis : Yuliawati Yohanda (He Qi Tangerang), Fotografer : Merry Christine (He Qi Barat 1)


Johnny Chandrina, Ketua He Qi Tangerang menjelaskan tentang bagaimana menjadi relawan Tzu Chi dan pengalamannya berbahagia menjadi relawan Tzu Chi.

Cuaca yang cukup cerah di Minggu pagi, 9 Februari 2020, terlebih di musim penghujan, sangat mendukung kegiatan relawan Tzu Chi He Qi Tangerang untuk bersama-sama berkumpul di Ehipassiko School, BSD City untuk mengikuti training atau pelatihan bagi relawan Abu Putih di komunitas ini. Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 130 orang.

Acara diawali dengan memberi penghormatan kepada Master Cheng Yen sebanyak 3 kali, dilanjutkan dengan Mars Tzu Chi dan 10 Sila Tzu Chi yang dipandu oleh Sukandi, relawan Tzu Chi Tangerang. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan Kisah Master Cheng Yen yang dibawakan dengan menarik oleh Rose, menceritakan awal mula mengapa Master meninggalkan kehidupan duniawi, karena setelah sakit yang diderita ibu angkatnya beliau bertekad bervegetaris. Pada saat itu beliau masih berumur 15 tahun, dan ibunya sembuh setelah menjalani operasi yang merupakan hal yang sangat berbahaya di masa itu, tetapi tidak lama berselang ayah angkatnya yang sehat segar dan bugar tiba-tiba meninggal, itu sangat membuat Master Cheng Yen terpukul dan mulai mencari makna hidup yang sebenarnya.

 

Pelatihan ini diikuti 130 orang relawan.


Relawan Komite Tzu Chi, Rose membawakan sharing Kisah Master Cheng Yen.

Cerita kemudian dilanjutkan dengan kisah perjalanan Master Cheng Yen mencari Guru Sejati dan akhirnya bertemu Master Yin Shun yang memberinya 6 huruf atau kalimat sarat makna yaitu Demi Ajaran Buddha Demi Semua Makhluk. Rose menutup sharingnya dengan kalimat yang berkesan, “Bergabung dengan Tzu Chi adalah jodoh yang baik, maka genggamlah kesempatan ini saat Ini.”

Sukandi juga menegaskan, “Dengan bergabung di Tzu Chi maka akan memperoleh manfaat perasaan bahagia, Gan en atau rasa syukur yang dalam, dan memupuk Karma Baik, juga mengingatkan agar seluruh relawan untuk selalu Bersyukur, Berpuas Diri, Berlapang Dada dan Berpengertian.

Selanjutnya sharing dari Hok Cun, relawan Komite Tzu Chi Tangerang tentang Misi Amal dengan tema “Bersumbangsih Tanpa Pamrih Dengan Kebijaksanaan.” Menceritakan awal mula Hok Cun bergabung dengan tanpa hati, alias hanya di mulut saja  dan kemudian dengan hati (mengucap Gan en dengan Hati). “Tujuan misi amal (Tzu Chi) adalah memberi kebahagiaan dengan hati welas asih dan melepaskan penderitaan,” kata Hok Cun yang menutup sharingnya dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Hidup ini singkat, karena itu menjadi sangat berharga. Renungkanlah apakah kita telah melakukan Kebajikan untuk orang banyak dalam hidup ini? Jangan hanya mengharap umur panjang tetapi tanpa Makna.”

 

Satyani Winarti (baju biru/Navy) dan sepupunya (baju Cokelat)

Setelah sesi break, pemateri lainnya Johnny Chandrina membawakan sharing tentang Kerelawanan Tzu Chi, yang membahas tentang persyaratan sebagai relawan dengan masing-masing jenjangnya, dari relawan kembang (rompi bunga), seragam abu putih, abu putih logo dan komite. Johnny juga membahas tentang bagaimana cara mencari donatur agar misi kemanusiaan Tzu Chi bisa terus berlanjut dan berkembang. “Dana yang terkumpul adalah murni digunakan untuk Misi Amal,” tegas Johnny. Ya, dana yang terkumpul dari sumbangan para donatur sejatinya memang 100 persen digunakan untuk membantu sesama (dana amal), tidak dipotong untuk dana operasional karena dalam berkegiatan relawan Tzu Chi menganut prinsip kemandirian, yakni mandiri untuk transportasi, minum, dan kebutuhan lainnya.

Sesi Budaya Humanis ditampilkan dengan apik, diawali dengan drama dimana para relawan ada yang bertutur kata dan bersikap serampangan, dengan pakaian seragam yang kurang rapi, ada juga yang menjadi contoh baik dari berseragam, bertutur dan bersikap, acara drama tersebut membuat peserta tidak bosan dan mengantuk.

Setelah itu dilanjutkan dengan sesi sharing relawan, salah satunya Chitrawati, relawan Tzu Chi yang sudah bergabung sejak tahun tahun 2015, “Sangat bersyukur bisa hadir di sini, banyak hal bermanfaat yang saya dapat. Selain Chitrawati, ada juga Hans yang merupakan Ketua Yayasan di Ehipassiko School. “Bergabung dengan Tzu Chi sejak 2017, tetapi karena kesibukan tidak menjalaninya dengan serius, sekarang mau lebih serius,” tegas Hans.


Hok Cun, relawan Tzu Chi yang cukup lama berkegiatan di misi amal menceritakan pengalamannya dalam menjalankan Misi Amal Tzu Chi.

Acara ditutup dengan pesan cinta kasih dari Johnny Chandrina, Ketua He Qi Tangerang sejak awal tahun 2020, “Terima kasih karena sudah mau meluangkan waktu pada hari ini, mau terus belajar seperti saya yang dulunya pemalu sekarang sudah fasih bicara di atas panggung, jadi Zhen Shan Mei, foto, dan edit di komputer, dimana dulu sama sekali tidak bisa komputer. Saya juga pernah ikut memberi bantuan ke Nepal, Aceh, Manokwari, kunjungan pelesetarian lingkungan ke Malaysia, dan terakhir baru saja diundang sebagai tamu pada acara pelestarian lingkungan di Medan. Ada yang bertanya kepada saya, ‘kok tidak ada capeknya’? Dari pagi jam 6 sudah di lokasi, bahkan baru selesai jam 9 malam, itu semua karena berkat Shixiong-shijie (relawan) semua makanya saya jadi semangat.”

Latar Belakang, Kesan Pesan dan Harapan
Lily Santoso, koordinator pelatihan ini menjelaskan latar belakang pelatihan ini, “Sesuai arahan, kita mengadakan 4 kali training dalam setahun, dengan harapan relawan dapat lebih memahami semua Misi Tzu Chi. Tema utama yang dipilih adalah Misi Amal karena ini adalah Training pertama sejak terbentuknya He Qi Tangerang Awal tahun 2020, dimana Misi Amal adalah Misi Pertama Tzu Chi.”

 

Sebanyak 130 orang mengikuti Relawan Abu Putih yang baru pertama kali diadakan He Qi Tangerang yang baru terbentuk di awal tahun 2020.

Satyani Winarti (53) adalah relawan baru yang sudah ikut sosialisasi  dan sudah mengikuti tiga kali kegiatan di Tzu Chi Tangerang. Mereka datang berdua dengan sepupunya Sri Hastuti (53), mereka asli dari Kebumen, Jawa, Tengah. Menetap di Tangerang sejak tahun 1989. Awal mula mengenal Tzu Chi dari teman Viharanya Yani Gotama di Vihara Veluvana Arama, Perumahan Dasana Indah, Tangerang. Pertama kali ikut kegiatan Tzu Chi pada saat Pelestarian Lingkungan di Depo Medang. Motivasinya bergabung dengan Tzu Chi,Karena ingin berpartisipasi dalam hal kemanusiaan yang nyata dan harapannya agar bisa melatih diri kearah yang lebih baik lagi,” ungkapnya. 
Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Pelatihan Relawan Abu Putih Ketiga Tzu Chi Medan di Tahun 2021

Pelatihan Relawan Abu Putih Ketiga Tzu Chi Medan di Tahun 2021

01 Desember 2021

Pada masa pandemi Covid 19 saat ini yang mulai berkurang di bulan November 2021, Tzu Chi Medan mencoba mengadakan pelatihan relawan abu putih untuk yang ketiga kalinya di tahun 2021 pada Minggu, 28 November 2021.

Melatih Diri untuk Menuju yang Lebih Baik

Melatih Diri untuk Menuju yang Lebih Baik

24 Desember 2014 Tzu Chi Tanjung Pinang mengadakan pelatihan relawan baru. Para relawan berkumpul sejak pukul 08.00 WIB untuk melakukan persiapan dan pendaftaran. Setelah proses pendaftaran selesai, langkah kaki barisan relawan mulai memasuki ruangan pelatihan.
Pelatihan Relawan Abu Putih He Qi Utara

Pelatihan Relawan Abu Putih He Qi Utara

18 Maret 2014 Tzu Chi merupakan organisasi kemanusiaan yang berlandaskan cinta kasih tanpa membeda-bedakan agama, ras, dan suku bangsa. Tzu Chi saat ini tersebar di 54 negara, terdiri dari banyak orang dengan berbagai karakter sehingga juga menjadi wadah bagi pembinaan diri.
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -