Memberdayakan Ekonomi Keluarga dengan Mi DAAI

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya


Para Kader PKK dari lima wilayah di Jakarta mengikuti penyuluhan memulai usaha kecil dengan berjualan Mi DAAI di gedung ITC Mangga Dua Jakarta.

Peningkatan kesejahteraan sosial dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, salah satunya dengan memberdayakan masyarakat. Kali ini, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberdayakan para ibu yang aktif dalam Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di seluruh wilayah DKI Jakarta melalui pemberian gerobak Mi DAAI dan pendampingan manajemen wirausaha kecil dan menengah. Bantuan ini dilakukan relawan Tzu Chi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang kurang mampu agar bisa lebih baik, sejahtera, dan mandiri.

Tzu Chi Indonesia memberikan bantuan gerobak dan Mi DAAI dengan tujuan ibu-ibu PKK ini termotivasi untuk berwirausaha, membentuk kelompok anggota PKK yang mandiri secara ekonomi dengan berjualan Mi DAAI secara kreatif, produktif, dan inovatif.

Untuk itu relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada Kamis 11/7/2019 bekerjasama dengan walikota masing-masing wilayah DKI Jakarta memberikan konseling di gedung ITC Mangga Dua. Ibu-ibu PKK ini mendapat pelatihan dan bantuan gerobak MI DAAI dan dua dus Mi DAAI serta cara menyajikannya agar tercipta Mi DAAI yang enak, bersih, dan sehat.

 

Purwati (49) berbaju batik sangat gembira mendapat ilmu (dagang) dari relawan Tzu Chi. selain itu Purwati banyak belajar tentang manajemen dan pembukuan yang baik.


Relawan Tzu Chi, Roslinia memberikan pendampingan kepada 30 ibu anggota kelompok ibu-ibu PKK seluruh Jakarta yang baru memulai usaha berjualan.

Salah satu yang mendapatkan bantuan ini adalah Purwati (49), warga Kamal, Kalideres, Jakarta Barat. Purwati merasa sangat bersyukur ada program wirausaha yang digagas Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, terlebih suaminya kini sedang menganggur sejak Lebaran lalu akibat pengurangan karyawan di kantornya. Sementara Purwati sendiri hanya seorang ibu rumah tangga dengan tiga anak. Ia kini harus membantu suaminya yang tengah mencari kerja kembali.

Purwati juga senang, sebelum terjun ke dunia usaha ia dan 29 orang temannya mendapatkan bimbingan dan penyuluhan dari relawan Tzu Chi. “Saya bisa lihat langsung pembuatan Mi DAAI yang menurut saya sangat baik, saya jadi tau membuat mi yang enak dan sehat itu seperti apa. Tadi demo masaknya juga bagus bener, masak Mi DAAI pake jamur pengganti ayam, rasanya enak sekali,” ungkap Purwati.  

Dalam penyuluhan ini, Roslina, relawan Tzu Chi memberikan pendampingan tentang bagaimana menerapkan manajemen wirausaha yang baik, motivasi untuk berusaha, serta serta teknik penyajian dan melayani pelanggan. Purwati dan teman-temannya ini sangat bersemangat untuk berwirausaha dan mereka sudah mempunyai tempat yang aman untuk berjualan. “Lokasinya aman untuk berjualan, tidak mengganggu kepentingan umum dan lokasinya ramai,” kata Roslina. Mereka juga sudah bertekad untuk berjualan setiap hari dan berkeinginan menjadi wirausaha yang sukses.

 

Jessica, relawan komite Tzu Chi memberikan tips-tips menyajikan makanan Mi DAAI dengan beberapa kombinasi sayur dan jamur-jamuran.

Ditengah traning Roslina menjelaskan sekilas tentang visi misi Yayasan Buddha Tzu Chi. Roslina mengajak para peserta ini untuk menyebarkan cinta kasih kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan, khususnya di bidang usaha. “Ketika berjualan nanti dalam melayani pembeli kita harus melayani dengan baik, seperti, menjaga kesopanan, penampilan, dan tutur kata yang baik. Jangan judes-judes sama pelanggan,” ujar Roslina.

Menjaga kebersihan di tempat berjualan adalah modal utama. Para kader PKK ini juga diminta untuk menerapkan pelestarian lingkungan, dengan cara menghindari penggunaan kantong plastik dan styrofoam. “Kalau ada pembeli coba tanyakan terlebih dahulu bawa tempat sendiri atau tidak,” ajak Roslina.


Beberapa Ibu PKK mempraktikkan langsung dalam menyajikan Mi DAAI dengan didampingi oleh Jessica dan beberapa relawan Tzu Chi lainnya.       

Selain itu Roslina juga mengajak para calon wirausaha ini untuk  melayani dengan cepat dan tanggap serta ramah. Selain itu jangan segan untuk meminta pendapat orang terhadap Mi buatan kita. Dan yang terpenting adalah sabar dalam usaha. Setiap usaha ada pasang-surutnya pendapatan, untuk itu mereka harus sabar ketika pendapatan menurun. Di sini perlu manajemen yang baik. Roslina memberikan beberapa tips untuk calon wirausaha Mi DAAI antara lain:    

-   Modal awal jangan dipakai semua

-   Menjaga kesabaran

-   Antisipasi ketika pendapatan usaha menurun, modal jangan digunakan semua

-   Membuat laporan keuangan (mencatat keuangan khusus usaha)

-   Jangan campurkan modal usaha dengan keuangan pribadi.

-   Pastikan semua pemasukan dan pengeluaran tercatat dengan rapi

-   Pastikan tanggal yang tercatat adalah benar

-   Pastikan  mengirim laporan keuangan secara mingguan kepada mentor masing-masing.

Untuk memulai usaha, para peserta akan diberikan modal bahan berupa Mi DAAI sebanyak 1 dus (mi goreng dan rebus). Menurut Roslina, Mi DAAI ini sangat bisa dikombinasikan dengan sayuran dan jamur-jamuran. Intinya menjual makanan yang sehat, enak, dan bersih. Para calon penjual Mi DAAI ini juga diperkenankan untuk menjual jenis makanan lain sebagai alternatif, seperti nasi goreng, pizza mi, berbagai jenis gorengan, wedang ronde, dan roti bakar.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Memberdayakan Ekonomi Keluarga dengan Mi DAAI

Memberdayakan Ekonomi Keluarga dengan Mi DAAI

12 Juli 2019

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan walikota di wilayah DKI Jakarta memberikan konseling kepada kader PKK di gedung ITC Mangga Dua (11/7/2019). Tiga puluh ibu PKK ini mendapat pelatihan dan bantuan gerobak dan dua dus Mi DAAI serta cara menyajikannya agar tercipta Mi DAAI yang enak, bersih, dan sehat.

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -