Memberi Secercah Harapan Baru

Jurnalis : Beby Chen, Leo Samuel Salim, Rusli Chen (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Kurnia, Leo Samuel Salim, (Tzu Chi Medan)
 
 

fotoSaniem (kanan) yang telah berusia 80 tahun meluapkan kebahagiaannya setelah dapat melihat kembali dunia yang indah ini.

Sebuah kejadian yang tidak disangka bagi Saniem, seorang veteran yang telah berusia 80 tahun untuk dapat melihat kembali dunia dengan jelas. Selama satu tahun belakangan ini, kedua matanya terserang penyakit katarak sehingga dunia bagaikan diselimuti awan putih. Saniem seorang yang pantang menyerah dan tabah, dengan keterbatasan dalam penglihatan ia tetap melakukan pekerjaan rutinnya sebagai petani untuk menyambung hidup meski tidak semaksimal dulu.    

Pada tanggal 10 Desember 2011, bersama dengan 94 orang pasien katarak lainnya, Saniem mengikuti bakti sosial kesehatan Yayasan Buddha Tzu Chi dan menjalani operasi di Rumah Sakit Tk. II Putri Hijau Kesdam I/BB.

Acara tahunan bakti sosial kesehatan ini merupakan kerjasama antara Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Medan dengan Rumah Sakit Tk. II Putri Hijau Kesdam I/BB dalam rangka memperingati Hari Juang Kartika. Selain katarak, bakti sosial kesehatan ini juga mengobati pasien penderita hernia, sumbing, bedah minor, tubektomi, dan vasektomi. Secara keseluruhan ada 36 pasien hernia, 6 pasien sumbing, 1 bedah minor, 3 pasien tubektomi, dan 6 pasien vasektomi.

Secara keseluruhan hampir 300 orang pasien yang datang untuk mengikuti bakti sosial ini, tetapi karena telah mengikuti pemeriksaan di tahap awal, banyak pasien yang tidak dapat menjalankan operasi karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan untuk menjalani operasi. Bukan hanya pasien dari Medan saja yang datang berobat, tetapi pasien dari luar kota seperti dari Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat juga ikut berdatangan.

foto    foto

Keterangan :

  • Dengan memiliki tubuh yang sehat membuat masa depan para pasien menjadi lebih baik(kiri).
  • Harapan untuk dapat kembali bekerja semakin besar di saat Azhary Aroza kembali dapat melihat dengan jelas (kanan).

“Bapak ibu, perkenalkan kami ini adalah relawan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Medan,” sapa salah seorang relawan kepada para pasien dan anggota keluarga pendamping yang menghadiri acara bakti sosial ini. Hampir semua pasien dan anggota keluarganya belum pernah mendengar sepak terjang  Tzu Chi. Relawan memanfaatkan kesempatan yang baik ini untuk menyebarkan cinta kasih universal kepada semua lapisan masyarakat. “Yayasan Buddha Tzu Chi adalah sebuah yayasan kemanusiaan yang sudah mendunia dan terus melakukan kegiatan kemanusiaannya tanpa memandang latar belakang pihak yang akan dibantunya,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang baik ini, para relawan dengan sepenuh hati bersumbangsih memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pasien dan keluarga pendamping. Ketika melihat ada seorang pasien yang tidak tenang karena akan segera menjalani operasi, relawan Tzu Chi langsung menghampirinya, memberi perhatian dan menghiburnya. Tak kenal lelah dalam bersumbangsih dan mengikat jodoh yang baik, itulah gambaran suasana selama berlangsungnya bakti sosial kesehatan ini meski peluh yang terus menerus mengucur sehingga membuat baju seragam yang menempel di badan menjadi basah. Para relawan terus menanamkan perkataan Master Cheng Yen, genggam erat setiap kesempatan baik yang ada karena jika bukan karena kegiatan yang satu ini, mungkin saja tidak ada jembatan untuk menjalin jodoh antar sesama.

Setelah mengantar anaknya memasuki ruang operasi, hati yang tidak tenang dan penuh dengan kerisauan menyelimuti hati. Itulah kesan yang dirasakan salah seorang ibu yang anaknya hendak menjalankan operasi hernia. Sambil berdoa, air mata pun berlinang berharap semuanya dapat berjalan lancar. “Ibu, jangan khawatir, percayakan semuanya kepada dokter dan perawat yang di dalam. Yang penting, ibu harus tenang, “ kata salah satu relawan menenangkan perasaan ibu tadi. Ibu tersebut mengatakan lebih baik dirinya yang menjalani operasi karena tidak rela melihat anaknya merasakan sakit. Inilah naluri keibuan yang ada pada semua ibu di dunia ini. Relawan Tzu Chi terus menghibur dan sengaja mengambil topik pembicaraan yang lain sehingga sang ibu dapat mengalihkan kerisauannya sesaat.

foto  foto

Keterangan :

  • Satu per satu pasien diantar ke ruang inap setelah menjalani operasi hernia(kiri).
  • Sehari setelah menjalani operasi, semua pasien katarak berkumpul untuk menjalankan pemeriksaan dan penyuluhan (kanan).

Melihat para pasien satu per satu keluar dari ruang operasi, hati semua orang yang melihatnya serasa ikut berbahagia dan mendoakan semoga hari esok akan semakin baik. Master Cheng Yen mengatakan ladang pelatihan Tzu Chi adalah di dalam masyarakat. Master Cheng Yen berharap setiap insan Tzu Chi dapat bersumbangsih tanpa pamrih kepada sesama. “Saya benar-benar merasa sangat bersyukur dengan apa yang saya miliki sekarang. Memang benar kata Master Cheng Yen, dengan melihat penderitaan barulah kita sadar betapa kita dipenuhi berkah,” itulah kesan salah satu relawan yang ikut membawa pasien menuju ruang operasi.

 Dengan penuh rasa syukur, pada masa pemeriksaan pasca operasi di keesokkan harinya, Azhary Aroza (60) dapat kembali melihat dengan jelas. Selama setahun ini, perekonomian keluarganya menjadi terganggu karena dirinya tidak dapat bekerja. Sekarang setelah penglihatannya kembali jelas, dalam beberapa bulan ke depan Azhary dapat kembali mencari nafkah bagi keluarganya. Melihat begitu besar harapan dari setiap pasien agar dapat kembali sehat membuat setiap orang yang bersumbangsih mulai dari relawan dan para dokter berjuang keras memberikan yang terbaik.

Banyak pasien yang tersentuh setelah mengenal lebih jauh tentang Yayasan Buddha Tzu Chi. Mereka pun langsung tidak sungkan untuk bersumbangsih sesuai kemampuan mereka dan  berharap jalinan kasih sayang ini dapat terus bergulir. Inilah yang diinginkan dari Master Cheng Yen yakni dapat menyucikan hati manusia. Kesulitan yang pertama dari 20 Kesulitan Dalam Kehidupan manusia adalah sulit bagi orang yang tidak mampu untuk berdana. Dengan kita dapat membuat setiap manusia memiliki kerelaan untuk bersumbangsih maka dirinya bukan lagi orang yang tidak mampu. Master Cheng Yen selalu menganjurkan agar telapak tangan kita senantiasa menghadap ke bawah.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Mengembangkan Kebajikan dalam Diri Manusia

Suara Kasih: Mengembangkan Kebajikan dalam Diri Manusia

11 Februari 2014
Kita juga telah melihat berita mengenai petasan dan kembang api yang dipasang di Tiongkok telah menyebabkan polusi udara. Polusi udara dari Tiongkok ini telah menyebar ke Jepang.
Hal Baik Berbuah Baik

Hal Baik Berbuah Baik

21 Oktober 2015 Kamp Pelatihan dan Pelantikan Relawan Biru Putih 2015 telah berlalu. Namun, semangat dan tekad untuk mengemban misi masih terngiang dalam memori para peserta, seperti Wiyzhien (relawan muda asal Tanjung Balai Karimun) dan Tjoa Pau An seorang (relawan komunitas He Qi Barat).
Terima Kasih Dokter!

Terima Kasih Dokter!

15 April 2020

Para siswa Sekolah Tzu Chi Indonesia begitu semangat menuangkan ungkapan terima kasih mereka untuk para petugas medis yang kini berjuang di garis depan lewat kartu ucapan.

Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -