Memberikan Apa yang Mampu Diberikan

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

foto
Yoppie Budiyanto shixiong dengan sigap mengatur lalu lintas saat jalanan tersendat akibat pembersihan jalan yang dilakukan oleh Tzu Chi.

Di hari kelima kegiatan pembagian bantuan bagi Manado, relawan masih dibagi menjadi pos-pos kecil untuk disebar dalam survei pembagian kupon kompor, cash for work dan juga posko kesehatan. Satu pos yang tak kalah penting lagi adalah pos pembersihan lingkungan. Sampah-sampah banjir dari rumah warga yang telah dikumpulkan di beberapa titik di depan jalan-jalan protokol agaknya sangat mengganggu arus lalu lintas, maka dari itu relawan berinisiatif untuk membentuk pos pembersihan lingkungan. "Sudah numpuk sampahnya, bikin macet. Yang bisa dipakai cuma satu lajur jalan," ujar relawan.

Adalah Yoppie Shixiong yang pagi ini telah berpanas-panasan berdiri di tengah jalan, di jalan Daan Mogot II, Kampung Banjer. Dengan memakai seragam Tzu Chi dan sepatu boat, tangannya tak henti mengayun ke kanan dan kiri. Di sampingnya terlihat barisan mobil mengantri untuk melewati jalanan. Sudah dua hari ini dia mengambil inisiatif untuk mengatur arus lalu lintas sementara alat berat (truk dan eskavator) sedang bekerja mengangkut sampah. Ditemanai oleh satu relawan Manado, Herman Shixiong, ia dengan sigap membantu polisi lalu lintas. "Harus begini!! Kalau tidak ya tidak ada yang ngatur. Sementara itu kan Sampah sudah menumpuk di depan-depan gang rumah warga. Harus dibersihkan biar nggak macet," ujar Yoppie.

Saat alat berat bekerja, Yoppie dengan sigap memberikan pengertian pada mobil yang ia berhentikan. Mengetuk kacanya, dan menjelaskan penyebab tersendatnya arus lalu lintas. Sebagian dari para pengendara kendaraan yang awalnya mengeluh akan kemacetan, akhirnya malah banyak yang mengacungkan jempol atas kerja relawan. Sementara itu Herman Shixiong membantu mengkoordinasikan kerja alat berat. Herman menilai bahwa kerja yang dilakukan ini tak ubahnya seperti tukang parkir, namun tukang parkir juga mempunyai jasa yang besar untuk kelancaran lalu lintas. “Saya senang ikut menjadi relawan dan membantu apa yang bisa saya bantu seperti terjun langsung ke jalan seperti ini,” ujarnya.

Tak jarang para pengendara motor dan mobil bertanya pada relawan, "Ini dari mana ya??", dan dengan senyum ramah Yoppie menunduk dan menunjukkan tulisan di topi mereka, Tzu Chi. Dengan memberikan sedikit penjelasan, ia kemudian memberikan buku profil Tzu Chi untuk mereka. Tanggapan positif terlontar oleh para pengendara yang memberikan jempol dan berujar bahwa jalanan akan cepat lancar apabila kerja dilakukan secara tanggap dan sigap. “Mereka suka dengan kerja kita, walaupun lalu lintas sedikit tersendat karena alat berat. Namun efeknya bisa membuat jalanan lebih lancar dan bisa kembali dilalui,” ucapnya.

foto   foto

Keterangan :

  • Untuk menghindari keluhan-keluhan pengendara kendaraan, Yoppie menjelaskan kepada mereka mengenai sebab dari kemacetan (kiri).
  • Alat berat yang bekerja memang membuat arus lalu lintas tersendat, namun setelah semua kegiatan pembersihan ini berlangsung jalanan yang awalnya hanya bisa digunakan satu jalur saja menjadi lancar (kanan).

Dalam hal ini, relawan juga dibantu oleh Patroli Pamong Pradja untuk membersihkan lingkungan. Walikota Sulawesi Utara, Vicky Lumentut, menyambut baik mengenai bantuan yang diberikan oleh Tzu Chi. Bahkan pemerintah kota Sumatera Utara sendiri ingin mengadopsi cara Tzu Chi memberikan bantuan. "Kami Pemerintah Kota Sulawesi Utara berterimakasih atas bantuan-bantuan yang diberikan oleh berbagai instansi semisal Yayasan Buddha Tzu Chi yang dari pertama sudah turun di lokasi hingga sekarang menjalankan program bantuan berupa cash for work yang bagus sekali," ujarnya. "Semoga nanti setelah Tzu Chi pulang, kami dapat melanjutkan programnya," tambah Vicky.

Kekuatan Cinta Kasih
Sore harinya, warga kembali berkumpul di lapangan Dinas PU Propinsi Sulut, seperti sore sebelumnya. Hari ini merupakan hari terakhir program pemberian donasi solidaritas bagi warga Tikala Ares dan Kampung Banjer.

Salah satu warga, Vian, saat pemberian donasi berlangsung ia menitikkan air mata. Ungkapan rasa harunya tidak terbendung mengingat apa yang telah diberikan oleh relawan. Rumah Vian sendiri ada di bantaran sungai dan telah habis terbawa arus. "Saya tidak bersih-bersih rumah,  cuma ikut bersih-bersih lingkungan saja," ujarnya. "Toh rumah saya tidak perlu dibersihkan karena memang sudah bersih (habis) dibawa banjir," jelasnya lagi.

Vian juga merasa kasih sayang yang sangat besar hadir dalam hidupnya saat Tzu Chi datang memberikan perhatian pada Manado. Walaupun Tzu Chi tidak memberikan donasi dengan nilai besar, namun ia merasakan cinta kasih yang besar hadir melingkupinya dan warga lain. "Saya tidak bisa berkata banyak, hanya ungkapan terimakasih yang mampu saya berikan," ungkapnya. Senyuman yang setiap hari menyapa mereka, serta semangat dan kekuatan untuk bangkit yang selalu digaungkan oleh relawan agaknya sangat membekas dalam hati Vian. Ia juga menilai apa yang dilakukan Tzu Chi mempunyai arti yang luar biasa dimana selain memberikan bantuan bagi para warga, Tzu Chi juga mengingatkan mereka untuk tidak hanya menjadi penerima saja, melainkan juga menjadi pemberi bantuan.


Artikel Terkait

Banjir Manado: Para Pahlawan Hati

Banjir Manado: Para Pahlawan Hati

14 Februari 2014 Kalimat di atas adalah kutipan lirik lagu “Satu Keluarga” yang sudah sangat sering kita dengar di Tzu Chi, tetapi baru kali ini benar-benar saya rasakan keindahannya.
Memberikan Apa yang Mampu Diberikan

Memberikan Apa yang Mampu Diberikan

18 Februari 2014

Di hari kelima kegiatan pembagian bantuan bagi Manado, relawan masih dibagi menjadi pos-pos kecil untuk disebar dalam survei pembagian kupon kompor, cash for work dan juga posko kesehatan.

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -