Memudahkan Opa Oma Merayakan Waisak

Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Hasan Tiopan (Tzu Chi Medan)

doc tzu chi

Relawan Tzu Chi Medan mengadakan perayaan Waisak di Panti Jompo Harapan Jaya, 21 Mei 2017. Relawan mengadakan Waisak di sana untuk memudahkan oma opa penghuni panti jompo dalam merayakan Waisak.

Ada yang berbeda pada perayaan Waisak yang diadakan oleh Tzu Chi Medan, sepekan setelah Waisak bersama dirayakan oleh para relawan Tzu Chi. Perayaan Waisak pada 21 Mei 2017 tersebut kembali dilangsungkan di sebuah panti jompo di kawasan Titi Papan Marelan, Medan. Panti Jompo Harapan Jaya, namanya. Ada 17 relawan Tzu Chi yang hadir dan turut serta bersama penghuni panti jompo melangsungkan prosesi Waisak.

Di Panti Jompo Harapan Jaya, relawan memulai persiapan Waisak sejak pagi. Mereka juga mengatur barisan oma opa di depan meja persembahan ketika prosesi Waisak akan dimulai. Ketika persiapan usai, Lim Ik Ju, relawan Tzu Chi terlebih dahulu memberi tahu tata cara pemandian Rupang Buddha.

“Di dalam prosesi pemandian Rupang Buddha. Telapak tangan kita akan menyentuh air, hal ini melambangkan penghormatan paling tulus seperti bersujud di kaki Buddha. Di momen yang sama kita juga sedang membersihkan kekotoran batin kita sendiri,” ucap Lim Ik Ju. “Kemudian kedua tangan mengambil bunga yang melambangkan wanginya kebijaksanaan, wangi Dharma, dan wanginya batin Buddha,” lanjutnya.

Usai mendengar penjelasan dari relawan Tzu Chi, prosesi Waisak pun berlangsung dengan lancar. Relawan tidak lupa untuk membantu oma opa menjalankan prosesi.

Lim Ik Ju (memegang mikrofon), relawan Tzu Chi terlebih dahulu memberi tahu tata cara pemandian Rupang Buddha kepada oma opa sebelum prosesi dimulai.

Ada 17 relawan Tzu Chi yang hadir dan turut serta bersama penghuni panti jompo melangsungkan prosesi Waisak. Relawan tidak lupa untuk membantu oma opa untuk menjalankan prosesi Waisak.

Waisak kali ini merupakan Waisak kedua kalinya yang diadakan di Panti Jompo Harapan Jaya. A Hok, pengurus Panti Jompo Harapan Jaya mengaku gembira menyambut perayaan Waisak di pantinya. “Meja persembahan begitu indah, relawan juga dengan sabar menuntun Oma Opa yang duduk di kursi roda untuk ikut prosesi pemandian Rupang Buddha. Saya sangat gembira,” Kata A Hok. “Semoga setiap tahun bisa membuat acara Waisak disini,” harapnya.

“Dengan mempertimbangkan keterbatasan gerak dari Oma Opa di Panti Jompo, relawan Tzu Chi Medan Timur akhirnya mengambil inisiatif untuk memperingati Waisak bersama Oma Opa di panti jompo. Dan karena kami juga memperingati Hari Ibu, kami berdoa semoga kunjungan kami juga bisa membahagiakan Oma Opa layaknya orang tua dan anak,” jelas Tan Kim Hong, relawan Tzu Chi sekaligus koordinator kegiatan.

Saling Menghibur dan Mendoakan

Setelah acara permandian Buddha Rupang usai, relawan mengajak oma opa untuk kembali ke ruangan dan beristirahat. Sementara itu relawan di bagian konsumsi menyuguhkan minuman kepada oma opa dan menyiapkan makan siang untuk mereka. Sambil menunggu jam makan siang, Rita Chen, relawan Tzu Chi mengajak mereka dan semua relawan untuk bersama-sama berdoa.

Disaat lagu doa dikumandangkan, ada seorang penghuni panti yang merasa terharu dan meneteskan air matanya. Pemandangan yang mengharukan tersebut membuat relawan ikut tersentuh. Dewi Cuang, relawan tersebut sontak ikut menangis karena teringat dengan Ibunda tercinta yang sudah berpulang. Anaknya pun ikut menangis haru.

Ketika lagu doa dikumandangkan, ada seorang penghuni panti yang merasa terharu dan meneteskan air matanya. Pemandangan yang mengharukan tersebut membuat relawan ikut tersentuh.

Perayaan Waisak di panti hari itu berujung pembagian suvenir dari relawan untuk oma opa. Relawan yang kerap datang melakukan kunjungan, kali itu membawakan mereka perlengkapan kebutuhan sehari-hari.

Tangisan Dewi membuat relawan lain mengingat tentang bakti kepada orang tua. Selagi orang tua masih ada, jangan pernah lupa untuk menyayangi mereka. Seperti pesan Master Cheng Yen, “Dua hal yang tidak bisa ditunda dalam hidup ini adalah Berbakti pada orang tua dan berbuat kebajikan.”

Perayaan Waisak di panti hari itu berujung pembagian suvenir dari relawan untuk oma opa. Relawan yang kerap datang melakukan kunjungan, kali itu membawakan mereka perlengkapan kebutuhan sehari-hari, seperti sabun mandi, bedak, handuk, makanan camilan, obat-obatan, dan mi instan DAAI. Ada pula sumbangan lain berupa pembersih lantai, deterjen, roti, dan popok dewasa. “Semua yang kita berikan adalah apa yang mereka (penghuni panti) butuhkan,” ucap Lim Ik Ju.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Waisak 2022: Perayaan Waisak dan Hari Ibu yang Istimewa

Waisak 2022: Perayaan Waisak dan Hari Ibu yang Istimewa

09 Mei 2022

Minggu, 8 Mei 2022, 235 orang yang merupakan relawan Tzu Chi juga masyarakat umum turut mengikuti perayaan waisak yang diadakan oleh relawan komunitas He Qi Tangerang di Ehipassiko School, BSD – Tangerang.

Menyucikan Batin Dalam Perayaan Waisak

Menyucikan Batin Dalam Perayaan Waisak

13 Mei 2016
Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Perwakilan Medan mengadakan prosesi pemandian Rupang Buddha tempat di Hermes Place Convention Stella Hall lantai 2, Jl. Mongosidi No 45, Medan. Sebanyak 5 orang anggota Sangha turut hadir dalam memimpin 274 orang relawan dan 611 orang pengunjung dalam prosesi Waisak.
Waisak 2558: Keindahan di Balik Formasi

Waisak 2558: Keindahan di Balik Formasi

12 Mei 2014 Berkas cahaya sore dari ufuk barat seolah menambah keindahan Aula Jing Si menjadi lebih cemerlang. Aula Jing Si yang dibangun oleh ribuan titik cinta kasih itu menjadi pusat keramaian bagi para relawan dan pengunjung yang ingin memperingati Waisak 2014 dan memahami Budaya Humanis Tzu Chi.
Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -