Menabur Benih Bodhisatwa di Ladang Baru

Jurnalis : Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Supardi (Tzu Chi Batam)


Relawan Tzu Chi Batam melakukan pendataan serta memastikan data tersebut telah sesuai dengan kartu identitas pasien yang ikut memeriksakan dirinya pada kegiatan screening awal, Sabtu (29 September 2018).

Sabtu Pagi, tanggal 29 September 2018, Tzu Chi Batam mengadakan screening awal bagi warga Dabo Singkep yang mendaftarkan diri untuk mengikut baksos kesehatan operasi katarak yang akan diadakan pada tanggal 17-18 Oktober 2018 mendatang oleh Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia. Baksos yang akan diadakan selama dua hari ini merupakan kesempatan operasi yang sangat dinantikan oleh warga di pulau tersebut. Namun karena tidak mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi, banyak warga memutuskan untuk melewatkan kesempatan ini, sehingga hanya terdapat sebanyak 30 warga yang medaftarkan diri.

Minimnya pendaftar serta panjangnya perjalanan menuju Pulau Singkep, sama sekali tidak menyurutkan semangat para relawan Tzu Chi Batam. Justru relawan merasa bahwa ini merupakan kesempatan bagus untuk menjalin jodoh baik dengan warga Dabo Singkep sekaligus mengembangkan bodhisatwa di pulau ini.


Rudi Tan, Ketua Tzu Chi Batam berbincang dengan para pasien yang datang mengikuti screening. Ia menjawab keraguan-raguan yang timbul dalam hati pasien mengenai baksos kesehatan yang akan digelar Tzu Chi.

Pada tanggal 28 September, satu hari sebelum screening, 4 orang relawan Tzu Chi Batam menyeberangi lautan biru dan menerjang ombak putih untuk tiba di Palau Singkep. Perjalanan kapal ferry selama 4 setengah jam ini perlahan-lahan menguras stamina para relawan. Namun setelah melihat keindahan alam di pulau ini dari kejauhan, kejenuhan dan kelelahan yang terakumalasi selama perjalanan pun sirna dalam seketika.

Setibanya di pelabuhan, relawan Tzu Chi Batam segara disambut dengan hangat oleh saudara dan kerabat dari seorang sukarelawan, Asmin Patros, S.H, M.Hum, anggota DPR Provinsi Kepulauan Riau. Asmin yang sudah lama mengenal Tzu Chi, merasa sejalan dengan misi amal dan kesehatan yang dilakukan Tzu Chi sangat bersukacita dan memberikan dukungan penuh. Bahkan beliau mendampingi relawan Tzu Chi selama berada di Dapo Singkep.   


dr. Ignasius Luti, MPH dengan teliti memeriksa seorang pasien penderita katarak.

“Pertama saya selaku warga Batam yang kelahiran Singkep ini tentu merasa bahagia, sangat senang karena ini pertama kali Yayasan Buddha Tzu Chi di Kepulauaan Riau hadir di Dabo Singkep. Saya berharap dengan hadirnya (yayasan) Buddha Tzu Chi ini akan muncul relawan-relawan Tzu Chi yang dikemudian hari dapat membantu program-program Buddha Tzu Chi di Provinsi Kepulauan Riau,” tutur Asmin Patros.

Tim relawan Tzu Chi yang dipimpin oleh Rudi Tan, Ketua Tzu Chi Batam segera melakukan survei lokasi saat tiba di Dabo Singkep. Setelah melihat lokasi, relawan langsung menyampaikan apa saja yang dibutuhkan saat proses screening kepada para sukarelawan lokal. Keesokan harinya, screening awal pun dimulai setelah pengaturan lapangan yang sederhana.


Asmin Patros (kiri) dan Assak (kanan) memanfaatkan waktu tunggu saat screening untuk bercanda mengenang masa lalu.

Screening awal baksos Tzu Chi di Dabo Singkep diadakan di tempat praktik dr. Ignasius Lut, MPH yang beralamatkan pada Jl. Kesehatan No. 3 Dabo Singkep. Dari pukul 08.00-14.00 WIB, relawan segera melakukan pendataan dan membawa mereka untuk memasuki ruang pemeriksaan. Dokter Luti melakukan pemeriksaan fisik berdasarkan baksos operasi yang ingin mereka jalani. Saat pendaftar tidak lolos screening, dr. Luti juga dengan sabar dan berhikmat menjelaskan hasil pemeriksaan kepada para pasien dan pendamping mereka.    

“Di pulau kecil seperti ini yang fasilitas tindakan operasinya sangat minim sekali, dokternya juga terbatas, masyarakat bukan tidak mau operasi ke kota besar, tapi karena biayanya yang besar. Kalau bagi orang yang mampu tidak masalah bisa pergi ke Batam, Tanjung Pinang, bahkan ke Malaysia sekalipun. Tapi yang bermasalah dan yang kasihan ini adalah masyarkat yang tergolong tidak mampu,” ucap dr. Luti. “Dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh Buddha Tzu Chi ini, seperti yang sudah saya sampaikan kepada Pak Rudi, kalau bisa setiap tahun datang di daerah terpencil kami di sini, supaya masyarakat terbantu. Kalau buat saya tidak masalah, saya siap menyumbangkan tenaga untuk membantu Yayasan Buddha Tzu Chi,” dr. Luti menambahkan.


Relawan Tzu Chi memeriksa kembali kelengkapan formulir dan menghitung jumlah pasien Dabo Singkep yang akan mengikuti screening akhir.

Cinta kasih tidak mengenal batas, hal ini yang ditunjukkan oleh dr. Ignasius Luti saat screening. Walaupun seorang nasrani, ia bersedia mendukung misi kesehatan yang dijalankan oleh Tzu Chi. Ia bahkan terus menjalani pemeriksaan bagi pendaftar baru meskipun screening sudah ditutup dan relawan sudah meninggalkan lokasi.

Assak (70) merupakan salah satu warga Dabo Singkep yang menjalani screening awal hari itu. Walau menderita katarak, namun karena belum cukup matang untuk dioperasi, maka dr. Luti menyarankan Assak untuk mengikuti baksos operasi di tahun berikutnya. Assak sama sekali tidak merasa kecewa terhadap keputusan dokter tersebut, malahan bersyukur sudah diberitahu kondisi kesehatannya dan mengharapkan Tzu Chi tahun depan juga bisa mengadakan kegiatan yang serupa.


dr. Luti dan Halim, sukarelawan lokal membantu membereskan lokasi screening.

Screening awal di Dabo Singkep kali ini telah diikuti oleh 20 orang pasien. Di antara mereka terdapat sebanyak 15 orang (7 katarak, 4 Hernia, 4 Benjolan) yang dinyatakan dapat berangkat ke Batam pada tanggal 6 Oktober 2018 untuk mengikuti screening akhir.

Editor : Yuliati


Artikel Terkait

Menabur Benih Bodhisatwa di Ladang Baru

Menabur Benih Bodhisatwa di Ladang Baru

02 Oktober 2018
Tzu Chi Batam mengadakan screening awal bagi warga Dabo Singkep yang mendaftarkan diri untuk mengikut baksos kesehatan operasi katarak yang akan diadakan pada tanggal 17-18 Oktober 2018 mendatang oleh Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia.
Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -