Mengabadikan Setiap Jejak Langkah Bodhisatwa Tzu Chi

Jurnalis : Nuraina Ponidjan ( 傅麗蓉) (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan 陳俊賓 (Tzu Chi Medan)

doc tzu chi

Sebanyak 15 orang relawan Zhen Shan Mei mengabadikan momen kegiatan bazar cinta kasih yang diadakan Tzu Chi Medan pada tanggal 5 Maret 2017.

Dalam Dharma Master Cheng Yen terdapat istilah "Mengikuti Jejak Bodhisatva" memiliki arti bahwa kita harus mencontoh dan mengikuti jejakNya, berjalan di jalan Bodhisatwa, atau dengan kata lain merekam mereka yang memiliki ketulusan hati dan kebenaran yang sesungguhnya.

Secara pribadi kita dapat merekam jejak Bodhisatwa dan kita mengikuti langkahnya, tapi siapakah yang merekam semua jejak langkah Bodhisatwa Tzu Chi supaya semua orang bisa turut serta dalam barisan Tzu Chi? Inilah tugas dari relawan Zhen Shan Mei yaitu relawan yang mengabdikan diri, merekam seluruh kegiatan dan jejak Bodhisatwa dalam menyebarkan cinta kasih. Kemudian mengukirnya dengan pena sehingga menjadi sebuah sejarah yang bisa menginspirasi banyak orang untuk berjalan di jalan Bodhisatwa.

Relawan Zhen Shan Mei sendiri menjadi mata dan telinga Master Cheng Yen. Dengan ukiran pena dan rekaman dari lensa relawan Zhen Shan Mei, Master Cheng Yen bisa mengetahui apa yang telah dilakukan insan Tzu Chi di 56 negara di seluruh dunia. Setiap insan Tzu Chi adalah sebuah benih. Setiap benih adalah sebuah pohon besar. Benih yang ditanam, tumbuh, dan berkembang terus merentangkan akar ke arah bawah dan tumbuh rimbun ke arah atas. Inilah jejak Bodhisatwa yang harus direkam oleh relawan Zhen Shan Mei.

Amir, koordinator relawan Zhen Shan Mei memandu rapat untuk menentukan sudut pengambilan gambar dan pembagian tugas yang diadakan seminggu sebelum kegiatan. 


Relawan Zhen Shan Mei merekam jejak sejarah Tzu Chi dari berbagai sudut pengambilan gambar sesuai tugas masing-masing.

Mengapa semuanya harus direkam? Master Cheng Yen mengatakan "Di dalam sumbangsih insan Tzu Chi dalam menyebarkan cinta kasih, kita semua menjadi saksinya dan kita memiliki tanggung jawab untuk merekam semua catatan bersejarah agar apa yang telah insan Tzu Chi lakukan bisa menjadi teladan. Sehingga bisa menabur semakin banyak benih dan semakin bertambahnya barisan Bodhisatwa dunia."

Sebuah kegiatan jika tanpa ada yang mengukirnya menjadi catatan sejarah, seiring berjalannya waktu maka kegiatan tersebut akan sirna dan dilupakan. Untuk itu setiap kegiatan harus ada yang mencatat dan mengukirnya menjadi catatan sejarah. Master Cheng Yen mengatakan, "Ren Ren Shi Zhen Shan Mei yaitu setiap relawan adalah Zhen Shan Mei, setiap penyebaran cinta kasih adalah teladan humanis bagi orang lain.”

Sejak diadakannya pelatihan relawan Zhen Shan Mei di Medan pada tanggal 22 dan 23 Oktober 2016, dewasa ini relawan telah bertambah banyak seperti yang diungkapkan Amir ( 陳俊賓) selaku kordinator relawan Zhen Shan Mei. "Sejak diadakan pelatihan Zhen Shan Mei di Medan, Zhen Shan Mei Medan banyak berkembang dan saya berharap para relawan Zhen Shan Mei Medan bisa lebih giat dan bertanggung jawab untuk merekam jejak langkah Bodhisatwa Tzu Chi dan mencatat sejarah Tzu Chi," ungkap Amir.

Lukman ( 鄺保明) yang telah menjadi relawan Zhen Shan Mei selama 10 tahun sejak ia bergabung di Tzu Chi merasa sangat nyaman baginya menjadi relawan Zhen Shan Mei.


Selain relawan foto dan video, juga ada relawan yang akan menuliskan sejarah Tzu Chi. Mereka adalah Erlina dan Winnie Fang yang saat itu bersumbangsih di Zhen Shan Mei.

Seperti halnya dalam bazar Cinta Kasih Tzu Chi yang diadakan tanggal 5 Maret 2017, sebanyak 15 orang relawan Zhen Shan Mei siap mengabadikan setiap sisi dari kegiatan bazar ini. Ada 11 orang relawan foto, 2 orang relawan video, dan 2 orang relawan di bagian penulisan artikel. Seminggu sebelumnya (28/2), relawan Zhen Shan Mei mengadakan rapat untuk menentukan sudut pengambilan gambar dan pembagian tugas, sehingga sewaktu bazar tidak mengalami kendala dalam mencatat sejarah pelaksanaan bazar.

Lukman ( 鄺保明) yang telah menjadi relawan Zhen Shan Mei selama 10 tahun sejak ia bergabung di Tzu Chi merasa sangat nyaman baginya menjadi relawan Zhen Shan Mei. "Sejak menjadi relawan, saya telah memilih di bidang foto karena dengan menjadi relawan Zhen Shan Mei, saya bisa ikut dalam semua misi Tzu Chi," ungkap Lukman.

Sama halnya dengan Lukman, Lily Hermanto ( 李据健) yang menjadi relawan Zhen Shan Mei sejak tahun 2011, satu tahun setelah bergabung di Yayasan Buddha Tzu Chi. "Dengan menjadi relawan Zhen Shan Mei, semua misi Tzu Chi dapat saya pahami dan sejak adanya pelatihan Zhen Shan Mei dari Jakarta bulan Oktober yang lalu,  dewasa ini Zhen Shan Mei Medan sudah lebih terorganisir,” ujarnya. “Semoga ke depannya semakin banyak relawan yang mau bergabung menjadi relawan Zhen Shan Mei," tutur Lily penuh semangat.

Tidak kalah semangatnya, Martin ( 黄胤欽) seorang relawan yang tumbuh besar dari komunitas Tzu Ching mengatakan, "Senang bisa menjadi mata dan telinganya Shigong Shangren dan semoga ke depannya semakin banyak Tzu Ching yang mau menjadi relawan Zhen Shan Mei." Semoga jejak perjalanan insan Tzu Chi mengalir dari masa ke masa.


Artikel Terkait

Mengabadikan Setiap Jejak Langkah Bodhisatwa Tzu Chi

Mengabadikan Setiap Jejak Langkah Bodhisatwa Tzu Chi

08 Maret 2017

Sebuah kegiatan jika tanpa ada yang mengukirnya menjadi catatan sejarah, seiring berjalannya waktu maka kegiatan tersebut akan sirna dan dilupakan. Untuk itu setiap kegiatan harus ada yang mencatat dan mengukirnya menjadi catatan sejarah. Seperti halnya dalam bazar Cinta Kasih Tzu Chi yang diadakan tanggal 5 Maret 2017, sebanyak 15 orang relawan Zhen Shan Mei siap mengabadikan setiap sisi dari kegiatan bazar ini.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -