Mengembangkan Nilai Kehidupan Bersama

Jurnalis : Stella Young (Tzu Chi Batam), Fotografer : Djaya Iskandar, Andie Young, Bobby (Tzu Chi Batam)


Merayakan Tahun Baru Imlek sudah merupakan tradisi budaya masyarakat etnis Tionghoa. Ratusan masyarakat yang terdiri dari 56 relawan dan 208 tamu berdatangan ke Aula Jing Si untuk mengikuti acara ramah tamah Imlek.

Siang itu, Minggu, 25 Februari 2018 ratusan masyarakat yang terdiri dari 56 relawan dan 208 tamu berdatangan ke Aula Jing Si Batam untuk mengikuti acara ramah tamah Imlek. Paparan sinar matahari yang cerah mengiringi langkah setiap tamu yang hadir, disambut gembira oleh relawan. Suasana hangat dan meriah langsung terasa saat tamu memasuki lantai satu, Aula Jing Si. Paduan bunga dan pernak pernik Imlek menghiasi ruang utama acara ramah tamah.

Kue-kue dan berbagai jajanan pasar rapi tertata di atas meja hidangan didampingi dekorasi yang apik. Menu utama yang mengelilingi setiap sisi ruangan disusun sedemikian rupa, sehingga para tamu pun bebas menyicipi santapan penuh kasih ala buffet. Merayakan Tahun Baru Imlek sudah merupakan tradisi budaya masyarakat etnis Tionghoa. Ramah tamah Imlek juga sangat identik dengan perjamuan makan bersama keluarga seiman untuk berbagi kebahagiaan.

Tepat pukul 11.30 wib, acara dimulai oleh sambutan ceria dari ketiga orang pembawa acara, yang masing-masing memberi salam dalam bahasa Teochew, Mandarin dan Indonesia. Beginilah budaya Kota Batam, campur aduk dalam berbagai ragam bahasa, namun tetap bersatu teguh tanpa pandang ras dan suku bangsa. Walau kocak namun pembawa acara tidak lupa mengajak tamu dan relawan untuk berdoa bersama-sama, terutama untuk korban gempa Hualien, Taiwan. Master Cheng Yen selalu mengingatkan muridnya agar senantiasa bersyukur di mana kita masih sehat dan selamat untuk membantu sesama. Kembangkanlah nilai kehidupan kita, selagi kita bisa, tanpa tersisa.


Di sela-sela sesi makan siang, panitia tetap mengisi setiap kesempatan dengan penyuguhan lagu dan pertunjukan talenta dari setiap insan Tzu Chi. Salah satunya adalah penampilan biola yang dibawakan Crystal Dahlan, murid Xiao Tai Yang yang sudah berkali-kali mengikuti perlombaan di luar negeri.


Yu Sheng nuansa tujuh warna kali ini merupakan hasil kreasi Mutiara (relawan kedua dari kiri), salah seorang relawan komite Tzu Chi Batam.

“Sungguh jodoh nan mulia, ramah tamah tahun ini dapat diselenggarakan di Aula Jingsi, walau kondisinya belum rampung sempurna, namun hati kita pasti tetap dipenuhi kehangatan,”tutur Diana Loe, Wakil Ketua Heqi. “Master selalu berpesan, kehidupan hanyalah hembusan nafas, kita harus senantiasa menggenggam setiap kesempatan dan menebarkan berkah ini, memberi kehangatan kepada sesama yang membutuhkan serta mengajak lebih banyak orang untuk mengembangkannya bersama. Sebentar lagi Aula Jingsi akan diresmikan, kami sangat membutuhkan banyak bodhisatwa untuk bergabung demi keharmonisan keluarga kita. Jangan biarkan usia senja menghalangi langkah kita untuk memberi, justru dengan banyaknya waktu yang tersedia di saat ini, maka kita memiliki lebih banyak berkah untuk dibagi bersama,”lanjutnya.

Selain Wakil Ketua Heqi, anggota Heqi lainnya juga turut diajak naik ke panggung untuk Lao Yu Sheng bersama. Sudah merupakan tradisi setiap tahun baru Imlek, di mana penduduk Kota Batam tidak pernah akan melewatkan acara ini. Lao Yu Sheng sendiri memiliki makna pengembangan diri. Pengembangan diri dalam segala macam hal, bisa berupa pengembangan bisnis, pengembangan karir, pengembangan studi, dan lain sebagainya. Begitu juga yang dipesan Master dalam Lentera Kehidupan yang tadi disimak bersama, yakni pengembangan nilai kehidupan.

“Bukanlah hal yang mudah untuk menyiapkan Yu Sheng untuk ratusan orang. Yu Sheng kali ini saya kreasikan dari sayur-sayuran dan buah-buahan dalam nuansa tujuh warna. Selain penyajian, cita rasanya juga harus diperhatikan”, ucap Mutiara.


Dengan ceria regu isyarat tangan siap menggoyang panggung dengan tarian Maumere, yang sangat populer di seluruh tanah air Indonesia.


Selain membawakan tarian Maumere, hadirin kembali dikejutkan dengan munculnya Dewa Rezekiyang membagi-bagikan angpao kepada setiap tamu dan relawan, diiringi lagu Cai Shen Dao.

Bukan acara Tzu Chi kalau tidak ada suguhan penampilan isyarat tangan. Namun isyarat tangan acara kali ini dibalut dalam penampilan yang berbeda. Dengan ceria regu isyarat tangan siap menggoyang panggung dengan tarian Maumere, yang sangat populer di seluruh tanah air Indonesia. Penampilan mereka pun mendapat tepuk tangan yang meriah dari ratusan hadirin. Bahkan tamu dan relawan pun sontak mengikuti gerak-gerik tarian tersebut. Belum surut semangat tarian Maumere, hadirin kembali dikejutkan dengan munculnya Dewa Rezeki ditemani dua pendamping bertopeng anjing, yang membagi-bagikan angpao kepada setiap tamu dan relawan, diiringi lagu Cai Shen Dao. Semoga tahun anjing mendatangkan kesejahteraan dan ketenteraman bagi kita semua.


Ramah tamah Imlek juga sangat identik dengan perjamuan makan bersama keluarga seiman untuk berbagi kebahagiaan.

Di sela-sela sesi makan siang, panitia tetap mengisi setiap kesempatan dengan penyuguhan lagu dan pertunjukan talenta dari setiap insan Tzu Chi. Salah satunya adalah penampilan Crystal Dahlan, murid Xiao Tai Yang yang sudah berkali-kali mengikuti perlombaan di luar negeri. Lagu Teresa Teng, yakni Tian Mi Mi, dibawakan dalam alunan suara biola. Merdu dan emosional, dalam jeda yang menawan, murid kelas budi pekerti ini berhasil menarik perhatian setiap hadirin.

“Biasanya saya memainkan lagu barat, namun saat diminta untuk memainkan lagu ini, saya langsung mengiyakan dengan mencari not-notnya di internet. Walau persiapannya agak buru-buru, namun tetap saya mainkan dengan sungguh-sungguh” tuturnya.

Imlek identik dengan suasana keluarga yang akrab dan saling peduli satu sama lain. Pesan itu pula yang ingin disampaikan oleh insan Tzu Chi Kota Batam melalui acara ramah tamah Imlek tahun ini. Semoga tali keharmonisan antar relawan semakin erat dari masa ke masa. Semoga Aula Jing Si kota Batam selalu diisi dengan acara susul acara. Sampai jumpa lagi tahun depan.

Editor: Khusnul Khotimah

 


Artikel Terkait

Mengembangkan Nilai Kehidupan Bersama

Mengembangkan Nilai Kehidupan Bersama

08 Maret 2018
Siang itu, Minggu, 25 Februari 2018 ratusan masyarakat yang terdiri dari 56 relawan dan 208 tamu berdatangan ke Aula Jing Si Batam untuk mengikuti acara ramah tamah Imlek. Paparan sinar matahari yang cerah mengiringi langkah setiap tamu yang hadir, disambut gembira oleh relawan.
Ramah Tamah Imlek Secara Virtual

Ramah Tamah Imlek Secara Virtual

04 Maret 2021

Tanpa mengurangi rasa kebersamaan, para relawan Tzu Chi di komunitas Hu Ai Medan Mandala mengadakan gathering Imlek secara virtual. Para relawan tak hanya saling mengucapkan selamat tahun baru Imlek, mereka juga menyimak video pesan-pesan Master Cheng Yen sehingga tetap bersemangat berjalan di jalan Bodhisatwa. 

Ramah Tamah Imlek

Ramah Tamah Imlek

13 Februari 2020

Minggu, 2 Februari 2020, Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan melakukan acara Ramah Tamah Imlek dengan serangkaian acara yang sudah disusun sedemikian rupa serta makan Steamboat Bersama di tahun 2020.

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -