Menggalang Hati Lewat Festival Kue Bulan

Jurnalis : Nuraina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)
doc tzu chi

Andrew Wijaya, salah seorang pengunjung Sun Plaza, Medan sedang mengunjungi stan penjualan kue bulan Tzu Chi Medan. 

Sudah menjadi tradisi setiap tahunnya pada awal bulan delapan penanggalan Lunar pusat-pusat perbelanjaan atau toko-toko ramai berjualan kue bulan. Indahnya berbagai corak lampion yang bergelantungan menandakan tidak lama lagi orang-orang akan menyambut perayaan Festival Kue Bulan atau Zhong Qiu Jie yang jatuh pada tanggal 15 bulan ke-8 penanggalan Lunar atau tepatnya pada tanggal 4 Oktober 2017.

Tradisi perayaan kue bulan muncul pertama kali pada masa Dinasti Xia dan Dinasti Shang. Tradisi ini merupakan tradisi masyarakat China yang bersifat ritual, namun ritual ini baru populer ketika masa Dinasti Tang. Ritual ini berasal dari masyarakat pertanian China, dimana mereka meminta kepada Dewa Bumi agar diberi musim  dan panen yang baik. Di akhir masa panen, yaitu sekitar pertengahan bulan ke-8, para petani tersebut akan melakukan pemujaan kepada para dewa yang telah memberikan hasil panen yang berlimpah. Pemujaan tersebut berupa rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada para dewa.

Relawan Tzu Chi Medan juga menjelaskan hasil dari penjualan kue bulan akan digunakan untuk kegiatan amal.

Dengan semakin berkembangnya peradaban manusia, Festival Kue Bulan bukan lagi fokus ke tradisi pemujaan terhadap dewa. Namun festival ini merupakan hari suka cita yang dilambangkan dengan kehadiran bulan purnama penuh. Menurut warga Tionghoa, pada tanggal itu adalah suatu masa dimana bulan paling dekat dengan bumi, berdampingan dengan batas langit dan bersinar kemerahan. Di saat bulan purnama inilah semua keluarga berkumpul dan menikmati kue bulan bersama di bawah terangnya bulan purnama sehingga perayaan kue bulan ini merupakan perayaan besar kedua setelah perayaan Imlek dan perayaan ini berlanjut sampai sekarang.

Dalam menyambut Festival Kue Bulan, Tzu Chi Medan mengadakan penjualan kue bulan di tiga tempat, yaitu di Sun Plaza dan Mall Central Point yang berlangsung dari tanggal 25 September 2017 sampai 1 Oktober 2017 dan di Cambridge City Square, dari tanggal 27 September 2017 sampai tanggal 3 Oktober 2017. “Adapun tujuan kita mengadakan penjualan kue bulan adalah untuk menggalang hati dan dana. Menggalang hati maksudnya dengan adanya penjualan di pusat-pusat perbelanjaan, kita juga sambil menyosialisasikan misi-misi Tzu Chi. Hasil penjualan kue bulan juga akan kita kumpulkan untuk dana amal, makanya dikatakan sebagai galang dana," ungkap Lim Ik Ju selaku koordinator penjualan kue bulan di Sun Plaza.

Selain kue bulan, relawan Tzu Chi Medan juga menjual Mi instan DAAI.

Andrew Wijaya, salah seorang pengunjung Sun Plaza merasa tertarik untuk membeli ketika mengetahui kalau hasil penjualannya akan di sumbangkan ke dana amal. Ia pun membeli dua bungkus. Alih-alih dibawa pulang, Andrew Wijaya kemudian menitipkan kue-kue tersebut untuk dibagikan kepada yang membutuhkan. "Tadi saya meminta ke relawan agar kue ini bisa diberikan ke saudara kita yang membutuhkan. Dengan kue tersebut saya ingin berbagi kasih," tutur Andrew.

Para relawan Tzu Chi Medan yang kebetulan luang dan tidak bekerja menyempatkan diri untuk menjaga stan kue bulan. Lina Chandrina yang ikut membantu penjualan kue bulan di setiap tahunnya sangat bersemangat dengan kegiatan ini.  Bukan hanya menjaga saja, ia juga berpartisipasi dalam memberikan konsumsi bagi para relawan yang setiap hari menjaga stan kue bulan setiap harinya. "Saya sangat senang dengan adanya Festival Kue Bulan ini. Dengan adanya kegiatan ini, kita bisa menggalang hati baik, menggalang hati relawan maupun pengunjung,” ungkapnya bersemangat. 

Relawan Tzu Chi Medan berfoto bersama di stan penjualan kue bulan di salah satu pusat perbelanjaan di kota Medan.

Dengan adanya penjualan kue bulan, kerja sama para relawan Tzu Chi Medan terlihat begitu kompak. Ada yang bertugas di stan, ada yang menawarkan kue bulan ke pengunjung, ada juga yang menata tata letak kue bulan supaya menarik minat pengunjung. Stan tersebut juga melayani pengunjung sejak pukul 10.00 - 22.00 WIB.

Selain menjual kue bulan, dalam kesempatan ini juga Tzu Chi Medan juga menjual mie instan vegan dengan merk Mi DAAI. Mi ini diproduksikan dengan bahan alami, tanpa bahan pengawet, tanpa perasa buatan, tanpa pewarna, dan tanpa MSG. Selain itu, mi ini memiliki sertifikat halal dari MUI dan sertifikat Vegan dari IVS Hongkong. Mi instan DAAI ini tersedia dalam dua rasa yaitu mi goreng dan soto mi. Hasil dari penjualan Mi DAAI ini juga akan didonasikan untuk pengembangan kegiatan kemanusiaan.

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Merayakan Festival Kue Bulan dengan Cinta Kasih Tzu Chi

Merayakan Festival Kue Bulan dengan Cinta Kasih Tzu Chi

15 September 2014 Salah satu tradisi masyarakat Tionghoa yang masih dijaga hingga sekarang adalah Festival Kue Bulan yang dirayakan tanggal 15 bulan ke-8 penanggalan Imlek. Menyambut hal ini, Kantor Perwakilan Batam Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia melakukan bazar kue bulan di Batam City Square (BSC) Mall.
Turut Meramaikan Festival Kue Bulan

Turut Meramaikan Festival Kue Bulan

13 September 2019

Pelabuhan Tanjung Balai Karimun selalu ramai karena merupakan satu-satunya pintu gerbang memasuki Pulau Karimun, yang dihuni sekitar 243.834 jiwa ini. Di salah satu sudutnya, tampak 13 relawan Tzu Chi tengah menunggu kedatangan 10 dus Kue Bulan dari Tzu Chi Batam.

Menggalang Hati Lewat Festival Kue Bulan

Menggalang Hati Lewat Festival Kue Bulan

02 Oktober 2017
Tzu Chi Medan mengadakan penjualan kue bulan di tiga tempat, yaitu di Sun Plaza dan Mall Central Point yang berlangsung dari tanggal 25 September 2017 sampai 1 Oktober 2017 dan di Cambridge City Square, dari tanggal 27 September 2017 sampai tanggal 3 Oktober 2017.
Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -