Mengingat Nama Oma dan Opa

Jurnalis : Ami Haryatmi (He Qi Barat 2), Fotografer : Hardi Yanto (He Qi Barat 2)


Kebahagiaan salah satu relawan Tzu Chi dan penghuni Wisma Sahabat Baru setelah membuat kartu nama oma dan opa untuk lebih mempermudah pengunjung untuk mengingat nama-nama penghuni panti.

Tempat yang paling indah dan nyaman, adalah rumah sendiri. Di tengah-tengah keluarga yang mengasihi.” Demikian Master Cheng Yen selalu mengingatkan bahwa sebaik-baiknya panti penitipan orang tua, di rumah sendiri dengan cinta kasih keluarga adalah lebih baik. Tetapi bila kondisi yang akhirnya membuat para lanjut usia harus dititipkan di Panti, maka dibutuhkan insan-insan yang peduli untuk memberikan cinta kasihnya.

Oleh karena itu, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 melakukan kegiatan rutin untuk memberikan penghiburan bagi para lanjut usia di panti-panti jompo. Salah satu yang rutin dikunjungi relawan adalah Wisma Sahabat Baru, yaitu sebuah panti di wilayah Jakarta Barat yang menampung oma dan opa, serta para penderita sakit.

Tepatnya Minggu pagi, 15 Juli 2018, 22 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 mulai bergerak mengunjungi Wisma Sahabat Baru. Kegiatan ini rutin dilakukan oleh relawan Tzu Chi dan acara yang digelar selalu berbeda pada setiap kunjungan. Para relawan juga selalu memberikan kegiatan yang memberi manfaat bagi jiwa dan raga mereka.


Kevin, salah satu tunas relawan Tzu Chi sedang membantu salah satu penghuni panti Wisma Sahabat Baru dalam mengonsumsi susu.

Kegiatan seperti doa, senam ringan, penghiburan, sumbangsih pakaian dan makanan adalah hal yang rutin dilakukan. Dalam kunjungan kali ini, relawan membuat acara spesial yaitu membuat kartu nama bagi oma dan opa.

“Dalam hidup ini selain amal kebajikan, apa yang tidak pernah hilang yang pernah kita miliki?” kata salah satu relawan Tzu Chi.

“Ilmu yang kita pelajari,” jawab Yanto, salah satu penghuni panti yang menderita suatu penyakit.

“Karma baik,” jawab oma A lian.

“Semuanya benar dan masih ada lagi yang sungguh-sungguh tidak pernah hilang, bahkan setelah kita tiada. Dan ita adalah nama kita sendiri,” kata relawan Tzu Chi tersebut.


Para oma dan opa di Wisma Sahabat Baru juga ikut berdonasi dalam celengan bambu Tzu Chi.

Setelah tanya jawab selesai, pada kesempatan kali ini relawan akan mengajak para penghuni Wisma Sahabat Baru belajar untuk membuat kartu nama. Tujuannya adalah memudahkan pengunjung yang datang untuk mengenali oma dan opa di panti tersebut. Beberapa hasil karya oma dan opa di atas karton kecil yang disediakan relawan juga sangat bervariasi.  Ada yang dihiasi dengan motif bunga-bunga dan ada pula coretan warna warni.

Oma Cathy salah satu penghuni Wisma Sahabat Baru Beliau juga bersukacita dengan kegiatan ini. “Puji Tuhan, kok tahu nama saya. Kok ingat saya?” Ungkap oma Cathy yang tampak sehat dan bahagia tersebut. Dahulu, saat oma Cathy pertama berada di Wisma Sahabat Baru, dirinya sering sakit dan kesepian. Tetapi semakin lama, ia memiliki banyak teman termasuk relawan Tzu Chi. “Saya berterima kasih pada Tzu Chi karena saya dibantu pengobatan oleh Tzu Chi. Dan sampai saat ini masih ada bantuan rutin yang saya terima,” ujar oma Cathy dengan senyum bahagia.

Tdak hanya oma dan opa yang berbahagia, relawan Tzu Chi juga bersukacita dalam kegiatan ini. Salah satunya adalah Kevin. Ia adalah remaja yang telah memantapkan hati untuk mendaftar sebagai tunas relawan Tzu Chi dan ikut berbagi kasih dengan oma dan opa. “Saya bersyukur di usia saya yang masih muda, saya masih memiliki waktu yang panjang untuk menanam berkah. Saya berniat untuk menjadi contoh bagi remaja-remaja lainnya,” ucap Kevin sambil membantu melukis hiasan dalam kartu nama oma dan opa.

Pembuatan kartu nama di Wisma Sahabat Baru pun diselesaikan dengan sukacita. Bagi oma dan opa, arti sebuah nama adalah sesuatu yang sangat berharga. Jika ada orang yang mengingatnya maka serasa dianggap sebagai keluarga yang dikunjungi dengan kasih dan cinta. Dalam kegiatan ini oma dan opa juga berbahagia mendapat kesempatan berbagi amal ke dalam celengan bambu Tzu Chi.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Perhatian Untuk Tasya yang Tak Patah Semangat Belajar dan Mandiri

Perhatian Untuk Tasya yang Tak Patah Semangat Belajar dan Mandiri

24 Juni 2022

Tasya Laura Apriliawati (18) hidup mandiri di sebuah kamar kontrakan kecil seorang diri. Tasya masih sekolah di SMK Puja Bangsa Kota Cikarang kelas 10. Tasya anak Keluarga Ali Susanto penerima bantuan hidup Tzu Chi sejak tahun 2017.

Perhatian untuk Rahmat

Perhatian untuk Rahmat

31 Maret 2022

Rahmat, seorang penderita tunarungu dan tunawicara menjadi perhatian relawan Tzu Chi (Dharma Wanita Xie Li Kampar). Ia tinggal bersama ayahnya yang sehari-hari bekerja serabutan di Desa Kijang Makmur, Kec. Tapung Hilir, Kampar, Riau.

Semangat Bisa Kembali Bersekolah

Semangat Bisa Kembali Bersekolah

03 Agustus 2018
Beby Ananda Rosaldi (8) telah duduk di bangku kelas 1 SD pada tahun ajaran ini. Sebelumnya, ia tidak bisa bersekolah karena penyakit yang diidapnya, yakni kaki bengkok (Congenital Talipes Equinus Varus Bilateral). Sudah lebih dua minggu ia bersekolah, Beby kini ceria, aktif, dan mudah berteman dengan siapa saja.
Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -