Mengungkapkan Cinta Kasih Melalui Prakarya

Jurnalis : Indri Hendarmin (He Qi Utara), Fotografer : Yusniaty (He Qi Utara)

 

Kelas Budaya Humanis He Qi Utara

Para relawan dengan sepenuh hati membimbing anak-anak yang mengikuti kelas ini.

Di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke, komunitas relawan Tzu Chi Hu Ai PIK kembali mengadakan kegiatan memperkenalkan Budaya Humanis Tzu Chi kepada anak-anak yang tinggal di sini. Tema yang dipilih pada tanggal 25 Januari 2015 itu adalah melipat hati, yakni kegiatan prakarya melipat kertas menjadi bentuk hati sebagai simbol cinta kasih. Pagi jam 8 anak-anak yang terdiri dari berbagai usia mulai dari yang berusia 6 tahun hingga yang berusia 12 tahun datang untuk mengikuti kegiatan ini. Wajah-wajah polos nan lucu berbaris satu per satu menempati tempat duduk yang telah disediakan.

Kelas Budaya Humanis He Qi Utara

Langkah demi langkah cara melipat diajarkan dengan sabar oleh Mei Hui dan Mery Ely Shijie.

Sebelum mulai mengerjakan prakarya, anak-anak terlebih dahulu diajak memeragakan isyarat tangan Satu Keluarga. Setelah itu Tio Mei Hui Shijie dan Mery Ely Shijie menjadi pembawa acara, dengan penuh kesabaran mengajarkan mereka bagaimana caranya melipat selangkah demi selangkah hingga menjadi bentuk hati. Setelah itu hati tersebut ditempelkan di kertas yang telah disediakan. Anak-anak diberi kebebasan berkreasi di atas kertas tersebut, boleh diberi warna-warni untuk memperindah hati tersebut. Semua terlihat begitu antusias mengikuti petunjuk dari Tio Mei Hui Shijie. Setelah selesai mereka diminta untuk menuliskan apa yang membuat mereka senang pada hari itu. Ada yang menulis mereka sangat senang karena mereka dapat berkumpul bersama dan mendapatkan teman baru. Ada yang sangat menyentuh saya, ada seorang anak yang menulis: “Saya sangat senang hari ini karena makan masakan mama”, seolah kembali mengingatkan saya bahwa mama kita selalu memasak dengan kasih sayang.

Kelas Budaya Humanis He Qi Utara

Selesai berkreasi, anak-anak diminta untuk maju ke depan membacakan isi hasil karyanya.

Kalau kau senang hati tepuk tangan” (diiringi dengan tepuk tangan anak-anak dengan sahutan “hore”), “Kalo kau senang hati mari kita lakukan, kalau kau senang hati tepuk tangan”. Itulah sepenggal lagu yang dinyanyikan bersama-sama. Semua terlihat begitu bergembira, meskipun ada di antara mereka yang belum begitu memahami lagu yang dinyanyikan, tetapi mereka dengan polos ikut tepuk tangan dengan gaya yang menggemaskan. Kebersamaan hari itu memang hanya dua jam saja, tetapi semoga saja dapat memberikan manfaat dan membawa kebahagian bagi anak-anak di perumahan ini. Jalinan jodoh ini akan terus berlanjut. Para relawan merasa sangat bersyukur, demikian juga saya merasa gan en ternyata kebersamaan ini juga memberikan saya sebuah hikmah yang tak pernah saya bayangkan. Jia You adik-adik semuanya, raih masa depan kalian dengan gemilang.


Artikel Terkait

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -