Meningkatkan Potensi Guru

Jurnalis : Arimami Suryo A., Fotografer : Arimami Suryo A.


Helena Himawan, HR Director Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan sharing tentang Budaya dan Etos Kerja kepada para peserta pelatihan guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat.

Untuk lebih meningkatkan kualitas belajar mengajar, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng mengadakan training guru selama 3 hari (8-10 Juli 2020). Kegiatan yang diikuti oleh para tenaga pengajar dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, dan SMK ini mengajak para guru untuk lebih profesional dan berperan lebih aktif lagi dalam mendidik siswa terutama dalam menghadapi tantangan pendidikan di masa pandemi Covid-19.

Selama pelatihan, para tenaga pengajar Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng juga diwajibkan mengikuti aturan pemerintah terkait Covid-19. “Pelatihan ini kita selenggarakan dengan protokol kesehatan terkait Covid-19 seperti menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, ukur suhu tubuh, menggunakan masker, memberi jarak kursi minimal 1 meter, dan tidak ada aktivitas dengan sentuhan fisik,” ungkap Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Freddy S. Kom, MM.

Pelatihan selama 3 hari yang bertempat di Aula TK Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng ini juga dibuat bervariasi, para tenaga pengajar diajak untuk mengaktualisasi diri dalam dunia pendidikan. Materi hari pertama pelatihan difokuskan kepada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM),  hari kedua difokuskan kepada kebutuhan di masing-masing unit dan kebutuhan per angkatan, dan hari ketiga materi yang diberikan lebih global seperti Vegetarian, Budaya Humanis, Bagaimana Menjadi Seorang Guru yang Baik, dan Manajemen Stres.

Membentuk Kepribadian yang Baik dan Efektif

 

Seven Habits For Teachers” salah satu materi yang disampaikan oleh praktisi pendidikan, Kurnia Setiawan.

Salah satu materi yang membuat suasana pelatihan menjadi interaktif adalah penyampaian “Seven Habits For Teachers”. Materi yang disampaikan oleh salah satu praktisi pendidikan, Kurnia Setiawan tersebut diadopsi dari sebuah buku yang dikarang Stephen R. Covey pada tahun 1989 yang berisi tujuh kebiasaan manusia untuk menjadi pribadi yang lebih efektif.

Kurnia Setiawan pun mengajak para peserta melakukan simulasi pola pikir dan kebiasaan. Salah satunya dengan memutar pulpen dari depan kepala kemudian turun sampai di depan perut. Hal tersebut juga dilakukan oleh seluruh peserta pelatihan, salah satunya adalah Eka Andriyani, guru geografi SMA Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

Guru yang sudah 8 tahun mengajar ini memetik hikmah dari cara memutar pulpen tersebut. “Bagaimana pola pikir kita tetap konsisten atau tidak, dari atas sampai bawah,” katanya. Eka sendiri setiap tahun selalu mengikuti pelatihan guru. Ia pun memahami bahwa pro aktif sebagai guru itu memang menyangkut semua aspek. “Selama 8 tahun saya mengajar di sini, kalau kita mau menjadi pribadi yang baik ya kita harus mengaktualisasi diri kita. Kedepannya pasti ditingkatkan kualitasnya, karena sebagai guru itu harus setiap saat belajar,” ungkap Eka disela-sela pelatihan.


Eka Andriyani, guru geografi SMA Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng sedang memutar pulpen untuk melihat pola pikir yang konsisten atau tidak.

Selain memutar pulpen, banyak hal yang diajarkan oleh Kurnia Setiawan terkait “Seven Habits For Teachers”. Ia juga berharap ke depannya para tenaga pengajar di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng terus memiliki kebiasaan yang baik dan positif. “Tentu dengan nilai-nilai dari sekolah dan juga para guru dengan sharing yang ada sekiranya ada yang bisa diubah. Membuat kebiasaan baru buat diri mereka sehingga mereka menjadi pribadi yang lebih baik termasuk nanti membawa dampak juga buat anak-anak didiknya,” kata Kurnia.

Pelatihan guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng yang setiap tahun diadakan ini juga berdampak baik bagi para guru, baik yang sudah lama ataupun yang baru bergabung. Seperti Dede Nurhayati, salah satu guru di SD Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng yang banyak sekali berubah setelah mengikuti pelatihan setiap tahunnya.

“Saya dulu adalah guru yang benar-benar minder dan kurang percaya diri. Tapi ketika masuk ke sini setiap tahun Tzu Chi mengadakan pelatihan sebelum masuk tahun ajaran baru. Itu membuat saya terus termotivasi untuk meng-upgrade diri saya, menjadi saya yang baru serta punya kreativitas baru. Semua itu karena Tzu Chi memberikan pelatihan-pelatihan dan memotivasi juga kepada setiap gurunya untuk terus bertumbuh, berkembang menjadi yang lebih baik,” ungkap guru yang sudah 4 tahun lebih mengajar di SD Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng tersebut.

Bekerja Dengan Nyaman dan Senang


Berkat pelatihan-pelatihan guru dari sekolah, Dede Nurhayati, guru di SD Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng mengaku kini menjadi lebih percaya diri.

Selain materi terkait dunia pendidikan, para peserta pelatihan guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng juga diajak untuk me-refresh tujuan awal dari para guru mengajar di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi oleh Kepala HR Director Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Helena Himawan.

Dalam sharing-nya, Helena mengajak para peserta untuk meninjau kembali hal-hal yang perlu diingat kembali dalam dunia kerja. “Kadang kita berada di suatu tempat terlalu lama, kita lupa sebenarnya tujuan dari kita ada di tempat tersebut,” ungkapnya. Lebih jauh, ia juga menyinggung tentang loyalitas para tenaga pengajar di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

“Jika kita sudah engage, sudah melebur dan memberi makna, akan ada ikatan emosi di tempat kita berada. Tetapi semua orang juga mengalami kejenuhan, ini yang harus dikelola supaya kinerja tidak menurun,” kata Helena lebih lanjut. Rata-rata, para staf pengajar di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng sudah bekerja di atas 4-5 tahun. Helena pun menganggap secara umum kondisi para  karyawan cukup baik, hanya tingkat kejenuhan yang berbeda-beda.


Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Freddy S. Kom, MM memberikan bingkisan kepada salah satu pengisi materi pelatihan guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

“Harapan saya adalah setiap orang akan menjalani pilihan dia dengan segala konsekuensinya. Dengan menjalani pilihan dengan hati yang senang dan nyaman, otomatis dia akan memberikan output yang baik dan akan memberikan satu value bagi organisasi yang baik,” ungkap Helena di akhir sharing-nya.

Loyalitas yang diberikan oleh para tenaga pengajar Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng juga diapresiasi oleh Freddy. Ia pun berharap ke depannya dengan pelatihan-pelatihan yang dilakukan, para guru akan semakin mengembangkan potensinya dan terus belajar untuk mengembangkan dunia pendidikan di Tzu Chi.

“Harapan saya dengan pelatihan ini secara etos kerja, secara etika, dan SDM mereka bisa upgrade dirinya. Seperti yang saya katakan, ketika mau menjadi guru mereka harus terus belajar, karena ketika mereka berhenti belajar maka sama artinya mereka berhenti mengajar,” tutup Freddy.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Meningkatkan Potensi Guru

Meningkatkan Potensi Guru

13 Juli 2020

Selama 3 hari (08 - 10 Juli 2020), Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng mengadakan pelatihan bagi para guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan potensi para guru dalam mendidik para siswa. Pelatihan dilakukan dengan tetap memperhatikan aturan protokol kesehatan.

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -