Menjadi Pribadi yang baik

Jurnalis : Triana Putri (He Qi Utara 2), Fotografer : Triana Putri (He Qi Utara 2)


Shibo Jokkhian membawakan materi tentang Menghargai diri sendiri. Pada Kelas Budi Pekerti He Qi Utara 2, anak-anak diajak menonton beberapa video tentang perilaku dan kebaikan dalam bermasyarakat.

Xiao phu sa, kita jangan menilai sesuatu dari bungkusnya saja tapi kita harus melihat isinya. Jangan menilai seseorang dari tampilan luarnya saja tapi kita harus melihat perilakunya. Begitu juga kita harus berperilaku yang baik ya karena berperilaku baik sangat penting.”

Hal tersebut diungkapkan Shibo Jokkhian saat menyimpulkan video pertama dalam materi kelas budi pekerti.  Kelas Budi Pekerti ini kembali diadakan di rumah masing-masing xiao phu sa karena pandemi Covid-19 masih berlangsung di Indonesia dan dunia.


Salah satu materi dari tema tentang Menghargai Diri Sendiri.

Kelas ini dimulai pada pukul 9.45 WIB, Minggu, 25 Oktober 2020 oleh komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Utara 2. Kelas diikuti sebanyak 64 peserta yang terdiri dari para peserta kelas (xiao phu sa) dan pendamping (dui fu mama).

Kelas berlangsung dengan menonton beberapa video materi  tentang perilaku dan kebaikan dalam bermasyarakat. Video pertama menceritakan seorang ibu memberikan pilihan kepada anaknya 3 gelas yang berisi air, teh, dan sampah. Sang anak diminta memilih dan Ia pun memilih air dan teh kecuali sampah. Sang ibu menjelaskan bahwa dalam berteman, kita jangan melihat dari luarnya saja tetapi harus dari dalam dan berperilaku yang baik.


Pada pertanyaan ini, Mario Eduardo Prasetio mengatakan bahwa ia makan secukupnya saja. 

Kelas pun berlanjut ke video yang kedua tentang barang yang berharga. Sang ibu memberikan uang kepada anaknya. Tapi kemudian uang tersebut dilipat dan dibuang ke tempat sampah. Sang ibu bertanya apakah sang anak tetap ingin uang tersebut. Sang anak pun menjawab mau karena masih dapat digunakan untuk membeli barang. Sang ibu menjelaskan bahwa anaknya adalah barang berharganya di dunia. Sang anak harus mempunyai akhlak yang baik sehingga tetap bersinar maupun di tempat yang jelek.

“Dalam kondisi apapun, barang yang berharga akan tetap bagus. Demikian juga para xiao phu sa di sini. Jika berkelakuan baik, akhlak yang baik, kalau kalian dewasa akan tetap dihargai orang lain,” lanjut shibo Jokkhian.

“Saya mau makan secukupnya saja. Tidak boleh serakah,” jawah Mario Eduardo Prasetio menanggapi video materi yang ketiga.

“Kita harus selalu bersyukur,” tambah Franklin


Marco dan Neo sepakat ”jangan berteman dengan yang suka marah-marah.”

Dalam video materi yang ketiga menceritakan sang ibu memberikan makanan kepada sang anak. Hari pertama sang anak memilih makanan yang ada telur di atasnya. Tapi sang ayah malah mendapatkan makanan dengan 2 buah telur yang tersembunyi. Di hari kedua, sang anak memilih makanan yang tidak kelihatan telurnya, tapi ia pun tidak mendapatkan telur yang diinginkan. Di hari ketiga sang anak mempersilahkan ibunya untuk memilih makanan terlebih dahulu dan Ia mendapatkan mangkok terakhir. Namun dalam mangkok terakhir ini, sang anak mendapatkan makanan dengan 2 telur yang tersembunyi.

Shibo Jokkhian pun menjelaskan,” dari video ini, kita mendapatkan pelajaran bahwa kita tidak boleh serakah, harus selalu bersyukur dan kita harus mendahulukan orang yang lebih tua dari kita. Kita harus percaya bahwa orang tua kita pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita.”

Buah persik menjadi bahan pelajaran dalam video yang keempat. Sang ibu menaruh buah persik di dua piring. Satu piring berisi persik busuk dan satu piring persik yang bagus. Kemudian masing-masing piring ditambahkan lagi satu buah persik. Kemudian persik tambahan menjadi busuk di piring yang buah busuk. Sang ibu menjelaskan bahwa buah persik tersebut ibarat kita berteman dengan yang lain.


Peserta kelas QZB tampak antusias menyimak materi.

“Jangan bergaul dengan orang yang suka marah-marah dan jahat, ini kayak buah yang busuk. Yang bagus kayak teman yang baik,” jawab Marco.

“Cari teman yang saling menghormati,” jawab Cherrylyn.

“Nah benar semuanya. Dalam berteman kita harus berteman dengan teman yang baik sehingga kita dapat menjadi orang yang baik,” jelas Shibo Jokkhian.

Video yang menjadi akhir dari materi bercerita tentang seorang anak yang capek dalam bersekolah dan tidak mau sekolah. Sang ayah pun memperbolehkan anaknya tidak sekolah. Kemudian sang ayah mengajak anaknya mencari botol bekas untuk dijual. Dalam beberapa lama, sang anak merasa lelah berjalan dan lapar. Tapi sang ayah bertanya apakah uangnya cukup untuk melakukan hal itu semua. Sang anak menjawab tidak cukup. Sang ayah pun akhirnya menjelaskan bahwa bekerja adalah kewajiban orang dewasa dan dirinya sebagai ayah. Sang anak hanya cukup belajar dan bersekolah yang baik sehingga menjadi orang yang berguna.

“Xiao phu sa, jangan pernah berpikir bahwa sekolah itu capai, melelahkan ya. Karena seusia xiao phu sa tugas utamanya adalah belajar dengan baik. Kita harus mengembangkan hal-hal yang baik dalam diri kita,” ajak Shibo Jokkhian.


Isi pesan cinta kasih pada materi video yang kelima. 

Setelah selesai dengan video materi, kelas dipandu oleh Shigu Youmi yang bertanya tentang pekerjaan rumah membuat pot dari botol bekas. Para xiao phu sa diminta menunjukan botol-botolnya. Dan Shigu youmi memberikan penjelasan cara menaruh tanaman dalam pot tersebut, dapat menggunakan air dan tanah. Kelas pun ditutup dengan membaca kata perenungan dan menghormat Master Cheng Yen.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Belajar Membina Diri Melalui Kelas Budi Pekerti

Belajar Membina Diri Melalui Kelas Budi Pekerti

02 Desember 2022

Relawan Tzu Chi dari komunitas He qi Utara 2 pada 19 November 2022 mengadakan pelatihan relawan pendidikan yang berlangsung di Fu Hui Ting, Aula Jing Si.  

Jujur Pada Diri Sendiri dan Semua Orang

Jujur Pada Diri Sendiri dan Semua Orang

15 November 2016
Memahami tentang makna dan praktik kejujuran mulai ditanamkan kepada siswa siswi kelas budi pekerti sejak usia dini, seperti yang dilakukan di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada Minggu 13 November 2016 lalu.
Bersyukur Atas Budi Orang Tua

Bersyukur Atas Budi Orang Tua

11 Mei 2018

Tim pendidikan komunitas Tzu Chi He Qi Utara 1 mengadakan kelas budi pekerti bertema “Bulan Bakti”. Sebanyak 79 anak melakukan prosesi basuh kaki dan persembahan teh kepada orang tua, serta memberikan ungkapan kasih sayang melalui bunga, kartu, dan surat.


Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -