Menjalin Silaturahmi dengan Pondok Pesantren Hidayatullah

Jurnalis : Siti Aminah (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Beverly Clara, Yogie, Abdul Rahim, Vincent (Tzu Chi Tj. Balai Karimun)


Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melaksanakan kegiatan Kelas Budi Pekerti di Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Hidayatullah, Minggu, 12 Agustus 2018.

Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Minggu 16 September 2018 berbeda dari biasanya. Kelas kali ini diadakan di panti asuhan sekaligus Pondok Pesantren Hidayatullah Sememal Pasir Panjang. Ini juga merupakan kegiatan outdoor anak-anak Kelas Budi Pekerti.

Tepat pukul 13.00 WIB, para orang tua dan Xiao Phu Sa sudah berkumpul di lapangan parkir BBC untuk berbaris serta menaiki bus yang telah disediakan. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok. Cuaca mendung tidak membuat relawan hilang semangat bahkan relawan lebih antusias lagi untuk mengunjungi Pondok Pesantren dengan tujuan menjalin jodoh baik dengan santri dan Santriwati di sana. Tepat pukul 14.30 WIB relawan tiba di Pondok Pesantren Hidayatullah, para orang tua dan Xiao Phu Sa dengan teratur turun dari bus dan duduk di kursi yang telah disediakan oleh relawan yang datang terlebih dahulu.  

Acara sore hari ini dimulai dengan sapaan “Selamat pagi, bagaimana kabarnya?” oleh pembawa acara kepada semua relawan dan saudara-saudari dari Pondok Pesantren. Acara seterusnya adalah kata sambutan dari Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang diwakili oleh Dwi Hariyanto.

“Terima kasih kepada pengurus panti atas izin kunjungan kami. Tujuan kami berkunjung ke sini adalah ingin mengajarkan kepada anak-anak budi pekerti kami untuk mandiri,” ungkapnya.

"Selamat datang ke panti kami dan salam kenal dengan saudara saudari yang di sini," balas Ustad Saufuddin yang memberikan kata sambutan.


Para relawan berdoa bersama santri-santriwati agar kegiatan ini berjalan dengan lancar dan membawa berkah baik untuk Yayasan Tzu Chi maupun Pondok Pesantren Hidayatullah.


Lissa salah satu relawan dan juga koordinator kegiatan memberi buku The Power Of Heart dan buku Kata Perenungan Master Cheng Yen kepada Ustad Sahrin Yusuf sebagai perwakilan Pondok Pesantren Hidayatullah.

Untuk menghangatkan suasana, para Tzu Shao dan Xiao Phu Sa memperagakan isyarat tangan "Satu Keluarga". Relawan juga mengajak para santri untuk mengikuti isyarat tangan tersebut. Seterusnya materi Motivasi dibawakan oleh Pungki Arisandi.

"Untuk mencapai dan meraih cita-cita kita ada 5 B yaitu Selalu Berdoa, Selalu Bersyukur, Selalu Belajar, Selalu Bersemangat dan Berakhlak Mulia,” ucap Pungki.

Di akhir kegiatan, ditutup dengan sharing dari anak Pondok Pesantren, Dayu dan Dewi. Keduanya bercerita tentang kegiatan sehari-harinya di Pesantren, pagi hari biasanya belajar keagamaan serta Sholat.

Cindy Kirani dari Tzu Shao juga membagikan pengalamanya bagaimana cara ia bisa bergabung menjadi relawan Tzu Shao. Bermula dari ajakan orang tuanya untuk mengikuti kelas Tzu Shao One Day Camp. Awalnya Cindy mengira bahwa Tzu Chi adalah Organisasi Buddha ternyata organisasi ini tidak membedakan agama.


Relawan Tzu Chi memberikan mi instan DAAI sebagai simbol barang-barang yang dibagikan kepada pihak Pondok Pesantren Hidayatullah untuk keperluan sehari-hari.


Para Xiao Phu Sa bersama santriwati dengan gembira dan semangat mengikuti game yang disiapkan panitia kegiatan.

Sementara itu, Rosmian Siregar (32) salah satu orang tua yang mengikuti kegiatan ini mengatakan, kunjungan ini sangatlah positif. “Ini merupakan kunjungan yang baik dan bagus, kenapa tidak saya mengijinkan anak saya untuk ikut. Dan dari Yayasan juga menjalin silaturahmi sama panti di sini," ungkapnya.

Sahrin Yusuf (29) yang merupakan salah satu guru pembina dari Pondok Pesantren menjelaskan, panti asuhan ini berdiri sekitar tahun 2000. Namun karena yang lebih dibutuhkan adalah pendidikan maka pada tahun 2003, pihaknya membuat kurikulum baru dan bekerja sama dengan dinas pendidikan setempat. “Alhamdulillah berjalan sampai sekarang baik pantinya dan pendidikan. Kami juga merasa terbantu atas kunjungan kali ini maupun dari materi dan konsumsi. Pandangan dari masyarakat terhadap kami juga menjadi semakin baik. Mari kita bangkitkan negeri ini lewat generasi muda, apapun latar belakang mereka," ucap Sahrin, guru pembina.


Dayu dan Dewi menceritakan pengalamannya selama di Pondok Pesantren Hidayatullah.  

Kegiatan ini pun berakhir dengan serah terima sembako yang dibelikan orang tua para Xiao Phu Sa serta pembagian suvenir kepada pengurus Pondok Pesantren Hidayatullah. Seperti dalam Kata Perenungan Master Cheng Yen bahwa "Dengan keakraban, keharmonisan akan tercipta dan bisa membuat dunia menjadi damai sejahtera."

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Ajaran Baru, Semangat Baru

Ajaran Baru, Semangat Baru

23 Juli 2014

Lingkungan yang baik dapat memberikan dampak positif bagi anak, sedangkan lingkungan yang kurang baik bisa berdampak buruk bagi kepribadian anak. Melalui lembaga Tzu Chi di Tanjung Balai Karimun ini diharapkan dapat membentuk karakter anak yang baik dengan adanya pendidikan budi pekerti. Pendidikan budi pekerti harus ditanamkan sejak dini pada diri anak agar nantinya menjadi orang yang mempunyai pengetahuan yang didasari moral baik. 

Asyiknya Bekerja Sama

Asyiknya Bekerja Sama

15 Desember 2016
Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Kelas Budi Pekerti yang berbeda dari biasanya. Apabila kegiatan biasa dilakukan di dalam ruangan, kali itu kegiatan dilakukan di pantai, yaitu Pantai Pongkar.
Bertenggang Rasa Terhadap Sesama

Bertenggang Rasa Terhadap Sesama

10 Oktober 2018

Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kali ini membahas tentang pentingnya setiap orang bertenggang rasa. Banyak sekali manfaat jika setiap orang saling bertenggang rasa terhadap sesama, seperti hidup rukun dan damai, saling peduli dan tercipta kesatuan.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -