Menyambut Gan En Hu ke Rumah Insan Tzu Chi

Jurnalis : Soit (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lukman, Kenji Marwies, Sherly, Lily Hermanto, Pieter Cheng, Soit (Tzu Chi Medan)


Linda Karsumin (seragam komite), koordinator kegiatan turut membagikan angpau kepada para 308 penerima bantuan Tzu Chi yang hadir dalam acara ini.

Sejak pukul 7 pagi, relawan Tzu Chi yang berasal dari berbagai daerah di wilayah Medan Utara dan Medan Barat sudah mulai berdatangan ke Kantor Tzu Chi Cabang Medan yang di Kompleks Cemara Asri Medan untuk menyambut kepulangan penerima bantuan Tzu Chi (Gan En Hu). Sebanyak 124 relawan Tzu Chi dan 42 anggota Tzu Chi International Medical Association (TIMA) hadir untuk mendukung berlangsungnya kegiatan ini. Linda Karsumin, koordinator kegiatan ini mengatakan, “Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengajak penerima bantuan Tzu Chi untuk pulang ke ‘rumah kedua’ mereka di Tzu Chi, karena di Tzu Chi mereka sudah dianggap sebagai keluarga sendiri sehingga ini merupakan ajang silaturahmi antara relawan dan penerima bantuan.” Untuk melayani penerima bantuan relawan juga telah telah menyediakan posko pemeriksaan kesehatan yang dikelola TIMA Medan, kemudian layanan potong rambut, serta sosialisasi tentang Tzu Chi dan pelestarian lingkungan yang dilanjutkan dengan makan siang dan terakhir pembagian bingkisan dan angpau.


Relawan Tzu Chi dan hair stylist dari salon-salon di Kota Medan yang ikut bersumbangsih melayani penerima bantuan Tzu Chi yang memotong atau merapikan rambut mereka.

Kegiatan ini dimulai dengan doa bersama oleh relawan yang kemudian dilanjutkan dengan briefing mengenai tugas masing-masing relawan. Mulai dari pukul 8 pagi sebanyak 308 gan en hu beserta pedampingnya yang berasal dari wilayah Medan Barat dan Medan Utara mulai berdatangan. Bagi yang rumahnya tidak jauh dari lokasi kegiatan mereka berinisiatif datang sendiri, sedangkan bagi yang rumahnya jauh disediakan transportasi dan diantar-jemput oleh relawan. Mereka yang hadir merupakan penerima bantuan pengobatan, santunan biaya hidup, dan bantuan biaya pendidikan. Mereka rata-rata sudah menerima bantuan Tzu Chi lebih dari enam bulan.

Selain memeriksakan kondisi kesehatan, sebagian gan en hu memanfaatkan kesempatan ini untuk memotong atau sekadar merapikan rambut mereka. Mereka dilayani oleh relawan Tzu Chi dan hair stylist dari salon-salon di Kota Medan yang hari ini ikut bergabung menjadi relawan.


Tim Medis Tzu Chi (TIMA) Medan memberikan pelayan kesehatan, salah satunya Yusri Edi (kiri memegang tongkat).

Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan maupun potong rambut, anak-anak asuh kemudian dipisahkan dengan orang tuanya menuju ruang sosialisasi di lantai tiga, sedangkan para orang tua tetap di ruangan sosialisasi lantai dua. Materi yang dibawakan di ruangan sosialisasi di lantai dua dan tiga adalah sama. Juliana Tjiawi selaku pembicara menjelaskan tentang asal mula Tzu Chi, apa itu Tzu Chi dan apa yang dilakukan oleh Tzu Chi. Juliana Tjiawi menjelaskan kepada gan en hu meskipun bernama Yayasan Buddha Tzu Chi, namun seluruh relawan dan donatur Tzu Chi berasal dari semua kalangan yang berlandaskan cinta kasih universal tanpa membeda-bedakan. Dalam bersumbangsih relawan telah memberikan hal yang tidak bisa dikembalikan lagi, yaitu waktu dan tenaga mereka. Juliana Tjiawi mengajak penerima bantuan untuk ikut turut bersumbangsih seperti para relawan, karena bersumbangsih tidak hanya melalui materi saja.

Yusri Edi yang berusia 52 tahun ditemani oleh istrinya datang dari Kota Belawan untuk mengikuti kegiatan ini. Yusri merupakan penerima bantuan santunan biaya hidup yang sudah berlangsung selama satu setengah tahun. Awal mula berjodoh dengan Tzu Chi adalah ketika dua tahun lalu kaki Yusri terantuk meja ketika memindahkan meja sampai lukanya terinfeksi dan menjalar sampai seluruh kaki dan mengakibatkannya tidak bisa berjalan lagi. Yusri bekerja sebagai penjaga salah satu sekolah di Kota Belawan. Keterbatasan biaya membuat Yusri urung berobat. Beruntung salah seorang murid di sekolah tempat ia bekerja ada yang menyarankannya untuk mengajukan bantuan pengobatan ke Tzu Chi Medan.


Relawan Tzu Ching (Muda-Mudi Tzu Chi) memperagakan isyarat tangan Wariskan Sebuah Dunia yang Bersih.

Gayung bersambut, relawan yang menerima permohonan bantuan kemudian langsung mengunjungi rumah Yusri. Dari hasil surveI ini diputuskan jika permohonan bantuan Yusri diterima. Setelah menjalani beberapa pengobatan di Kota medan, dibutuhkan pengobatan lanjutan di Kota Pematang Siantar, namun karena lokasi yang jauh Yusri memutuskan untuk tetap menjalani pengobatan di Medan dengan menggunakan fasilitas BPJS (Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial) Kesehatan – jaminan sosial kesehatan yang disediakan pemerintah. Bantuan pengobatan kemudian dialihkan menjadi bantuan santunan biaya hidup setelah melalui proses pelaporan kembali.

Sejak sembilan bulan lalu Yusri Edi sudah mulai belajar berjalan menggunakan tongkat dan tidak menggunakan kursi roda lagi. Yusri merasa senang mengikuti kegiatan ini. “Relawannya santun, sopan, dan ramah. Menurutnya Tzu Chi ini tulus, ikhlas dan berbudi luhur, karena tidak mengiming-imingi apa-apa, ikhlas membantu dan tidak ada motif  agama serta politik,” kata Yusri.


Dokter Hedy Tan, MARS, MOG, Spo.OG (seragam putih sebelah kanan) dan dr. Juskitar, Sp.KJ (seragam putih sebelah kiri) membagikan bingkisan dan satu dus mi DAAI kepada para penerima bantuan Tzu Chi.   

Selain Yusri, ada pula Emi Ria yang berusia 52 tahun dan anaknya Manahara Dion Boyd yang berasal dari Kota Binjai. Mereka bercerita jika relawan Tzu Chi yang berasal dari Kota Binjai sejak pukul 5 pagi sudah bergerak menjemput mereka. Manahara Dion Boyd sudah satu setengah tahun menjadi anak asuh Tzu Chi, sedangkan Emi Ria merupakan penerima bantuan bedah rumah yang sedang berlangsung dan diperkirakan rumahnya akan selesai dibangun sekitar dua minggu lagi. Sebagai orang tua tunggal dengan pekerjaaannya sehari-hari sebagai tukang cuci dan tukang gosok panggilan membuat Emi Ria sangat senang beban hidupnya sedikit berkurang dengan bantuan Tzu Chi selama ini. “Saya juga akan ikut bersumbangsih melalui celengan bambu Tzu Chi,” kata Emi berjanji.


Ada 308 penerima bantuan yang hadir dalam acara ini, mereka adalah para penerima bantuan pengobatan, beasiswa, biaya santunan hidup, dan lainnya.

Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Cinta kasih hendaknya tidak membeda-bedakan suku, agama, ras dan negara, asalkan merupakan sebuah kehidupan, semuanya harus dihargai dan diberikan perhatian.” Relawan Tzu Chi dalam setiap kegiatan selalu berlandaskan cinta kasih universal tanpa membeda-bedakan. Perhatian dari relawan dalam setiap kegiatan selalu membekas dalam hati gan en hu. Setelah selesai mengikuti Sosialisasi Tzu Chi para gan en hu ini kemudian menikmati santapan makan siang dengan menu vegetarian. Kegiatan ini ditutup dengan pembagian bingkisan dan angpau untuk 308 penerima bantuan Tzu Chi yang hadir.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Menyambut Gan En Hu ke Rumah Insan Tzu Chi

Menyambut Gan En Hu ke Rumah Insan Tzu Chi

17 Desember 2019

Sebanyak 308 penerima bantuan (gan en hu) mendapatkan pelayanan kesehatan dan bingkisan dari Tzu Chi Medan pada Minggu, 8 Desember 2019. Dalam kesempatan ini kunjungan ke Kantor Tzu Chi Medan ini, para gan en hu juga mengikuti sosialisasi Tzu Chi dan pelestarian lingkungan.

Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -