PAT 2019: Berbagi Sukacita dalam Pemberkahan Akhir Tahun di Tanjung Pinang

Jurnalis : Rina Dewi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Sofian, Suparjito (Tzu Chi Batam)


Tim isyarat tangan gabungan dari Tzu Chi Batam dan Tanjung Pinang mementaskan Mempraktikkan Ikrar Setengah Abad di hadapan para tamu Pemberkahan Akhir Tahun 2019 Tzu Chi Tanjung Pinang.

Acara Pemberkahan Akhir Tahun 2019 kembali diselenggarakan di Tzu Chi Tanjung Pinang pada Minggu, 5 Januari 2020. Dekorasi celengan bambu telah berpajang indah menghiasi ruangan lantai 1 restoran Kelong Shangrila, tempat kegiatan diselenggarakan. Banyak tamu undangan menyalurkan cinta kasih mereka dengan menuangkan koin-koin yang telah dikumpulkan sepanjang tahun ke dalam wadah celengan yang telah disediakan. Dengan wajah penuh sukacita dan bersyukur, mereka menuangkan koin-koin ke dalam wadah celengan setelah melakukan absensi kehadiran yang dipandu oleh relawan penyambutan.

Tepatnya pukul 13.00 WIB, sebanyak 250 tamu disambut hangat oleh para pembawa acara: Dewi Soejati, relawan komite Tzu Chi Batam dan Sonyta Citraningsih, relawan Abu Putih Tzu Chi Tanjung Pinang. Acara Pemberkahan Akhir Tahun dimulai dengan Gatha Pembuka Sutra.


Dekorasi celengan bambu menghiasi ruangan lantai 1 restoran Kelong Shangrila, tempat kegiatan diselenggarakan. Banyak tamu undangan menyalurkan cinta kasih mereka dengan menuangkan koin-koin yang telah dikumpulkan sepanjang tahun.

Pembabaran Dharma Menggerakkan Roda Dharma melalui pertunjukan genderang oleh 9 relawan genderang Tzu Ching (muda mudi Tzu Chi) Batam ikut mengisi acara Minggu ini. Dengan semangat, mereka mempersembahkan pertunjukan kepada penonton. Pertunjukkan ini menceritakan kisah Buddha menggerakkan Roda Dharma.

Ajaran Buddha (Dharma) turun-temurun dari abad ke abad bagaikan roda berputar, membimbing umat manusia menuju Jalan Kebenaran dan membuka kebijaksanaan. Seperti halnya Master Chen Yen selalu tiada hentinya membimbing muridnya melalui pembabaran Dharma.

Tiba saatnya video kilas balik Tzu Chi Internasional tahun 2019 diputarkan. Para penonton ikut merasakan pilu atas penderitaan yang dirasakan oleh korban bencana dari berbagai belahan Bumi. Salah satu penonton tiada hentinya mengusapkan air mata hingga video itu selesai diputarkan.


Goh Mui Fun merasa terharu ketika menonton video kilas balik Tzu Chi Internasional tahun 2019.

“Saya sedih karena melihat orang yang kena bencana. Kami orang sini suka makan tidak habis dan dibuang-buang, sedangkan orang yang kena bencana kekurangan makanan, jadi saya sedih,” ucap Goh Mui Fun sambil menahan air mata.

Menjelang video kilas balik selesai diputarkan, tim isyarat tangan telah mempersiapkan diri untuk mementaskan isyarat tangan dengan judul lagu Mempraktikkan Ikrar Setengah Abad di hadapan para tamu. Terdiri dari 2 kelompok yaitu miao yin diperagakan oleh 12 tim isyarat tangan Tzu Chi Tanjung Pinang dan miao shou diperagakan oleh 8 tim isyarat tangan Tzu Chi Batam. Berkat disiplin latihan selama 2 bulan dan kekompakan, masing-masing individu berhasil memberikan persembahan Dharma yang indah kepada penonton.


Relawan dan tamu undangan bersama-sama memanjatkan doa di penghujung acara.

Linda, seorang relawan abu putih Tzu Chi Tanjung Pinang yang bertanggung jawab sebagai guru isyarat tangan berbagi perasaan sukacita dan terharu setelah selesai pementasan. Ia mengatakan bahwa berkat kebersamaan, kekompakan, dan disiplin latihan dari tim isyarat tangan, mereka bisa mementaskan hasil yang rapi dan bagus.

Sesampainya di penghujung acara, para tamu berdoa bersama agar dunia damai, tenteram, dan bebas bencana. Setiap pelita bunga teratai yang digenggam saat berdoa sebagai simbol harapan dan cahaya penerangan bagi setiap umat manusia dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan ini.


Relawan membagikan Angpao Berkah dan Kebijaksanaan dari Master Cheng Yen kepada semua donatur, relawan, dan masyarakat yang telah menjalin jodoh baik.

Angpao Berkah dan Kebijaksanaan sebagai doa dan ungkapan rasa syukur dari Master Chen Yen kepada semua donatur, relawan, dan masyarakat yang telah menjalin jodoh baik kepada sesama, dibagikan sebagai penutup acara. Para tamu berjalan menuju pintu keluar setelah menerima angpao. Senyuman indah menghiasi wajah para tamu membuat sebanyak 67 relawan Tzu Chi yang bersumbangsih turut merasakan sukacita.

Pada acara ini, Rudi Tan, Ketua Tzu Chi Batam berharap agar Tzu Chi Tanjung Pinang segera memiliki kantor Tzu Chi sendiri sehingga dapat berkembang dan terus berkontribusi kepada masyarakat terutama kota Tanjung Pinang.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Pemberkahan Akhir Tahun 2014 Selatpanjang: Kesungguhan Hati yang Menyentuh

Pemberkahan Akhir Tahun 2014 Selatpanjang: Kesungguhan Hati yang Menyentuh

13 Februari 2015
Waktu berjalan silih berganti, tidak terasa pergantian Tahun Baru Imlek akan segera tiba. Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Perwakilan Batam sebelumnya pernah mengadakan baksos, membagikan kata perenungan dan pelatihan di Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau. Berkat jalinan jodoh yang istimewa ini, maka pada tanggal 21 Januari 2015 Tzu Chi Batam mengadakan pemberkahan akhir tahun yang pertama kalinya di Selatpanjang.
Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019: Bahu-Membahu Berbagi Cinta Kasih dalam Keharmonisan

Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019: Bahu-Membahu Berbagi Cinta Kasih dalam Keharmonisan

12 Januari 2020
Master Cheng Yen menjelaskan tema Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019 ini merupakan landasan untuk berpijak dan menapakkan setiap langkah dengan mantap. Sudah seharusnya manusia memiliki landasan untuk berpijak dan menapakkan setiap langkah dengan mantap. “Langkah kaki kanan berarti menciptakan berkah di dunia. Langkah kaki kiri berarti menumbuhkan jiwa kebijaksanaan,” tutur Master Cheng Yen.
Mengenang Sejarah Tzu Chi Indonesia

Mengenang Sejarah Tzu Chi Indonesia

20 Januari 2016

Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015 ini menampilkan pentas drama kilas perjalanan Tzu Chi Indonesia. Berawal dari tahun 1993, para istri-istri pengusaha Taiwan (Liu Su Mei, Bao Qing, Liang Qiong, dan Chun Ying)  hingga kini menjadi besar yang telah berusia 22 tahun.

Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -