Pekan Amal Tzu Chi 2018: Doa yang Tulus

Jurnalis : Melliza Suhartono, Stephen Ang (He Qi Utara 2), Fotografer : Johnsen Wijaya (He Qi Utara 2)


Suasana Pekan Amal Tzu Chi 2018 yang bertempat di basement Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Kegiatan ini pun bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan Tzu Chi Hospital.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali mengadakan Pekan Amal Tzu Chi pada hari Sabtu dan Minggu (21-22 April 2018) yang bertempat di basement Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Dalam kegiatan ini beragam kuliner vegetarian serta berbagai produk kebutuhan sehari-hari yang merupakan sumbangan dari para donator Tzu Chi dijual kepada pengunjung Pekan Amal Tzu Chi 2018.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah mengajak para relawan, donatur, serta masyarakat umum berpartisipasi dalam mengumpulkan dana untuk Tzu Chi Hospital yang saat ini masih dalam tahap pembangunan. Tentunya pekan amal ini juga terdapat beberapa kisah inspiratif dari relawan Tzu Chi yang bersungguh hati sehingga membuat acara berjalan lancar.

Sebersit Niat


Susana mendampingi salah satu pengunjung yang sedang memilih pakaian dalam kegiatan Pekan Amal Tzu Chi 2018.

Salah satu relawan yang berpartisipasi dalam kegiatan pekan amal tersebut adalah Susana (56). Ia merupakan seorang wanita yang aktif di gereja dan komunitas lingkungan dan sosial. Sudah sekitar 7 tahun Susana menyaksikan tayangan DAAI TV, mulai dari drama kisah nyata sampai Lentera Kehidupan. “Kata-kata Master Cheng Yen sangat menyentuh, sehingga timbul keinginan yang kuat. Jadi ini seakan-akan mimpi saat ini bisa menjadi relawan Tzu Chi,” kata Susana.

Melalui tayangan DAAI TV, ia menemukan bahwa kegiatan Bakti Sosial (Baksos) di Tzu Chi berjalan secara berkesinambungan. Berbeda dengan kegiatan yang pernah diikutinya selama ini yang hanya bersifat jangka pendek. Berawal dari niat itulah Susana menceritakan ke keponakannya yang aktif di vihara bahwa ada keinginan untuk mengikuti Baksos di Tzu Chi. Setelah berkenalan dengan salah satu relawan Komite Tzu Chi, Lian Na Sjamsul, ia pun bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Berbagai kegiatan di komunitas juga Susana ikuti seperti bedah buku, gathering penerima bantuan Tzu Chi, daur ulang, dan menyalin sutra.


Untuk menarik pembeli, Lina Tjandra menawarkan produknya di Pekan Amal Tzu Chi 2018 dengan bonus pakaian bagi setiap pembeli yang melakukan transaksi penjualan.

Susana melihat adanya kesamaan antara ajaran dalam keyakinannya dengan Tzu Chi, dimana setiap orang bisa membawa umat ke jalan yang baik dan bisa terjun ke masyarakat untuk memberikan pelayanan. Dalam Pekan Amal Tzu Chi 2018 ini, ia pun ikut membantu di stan pakaian Lovely Jeans dengan berbekal pengalamannya ketika mengikuti bazar di kegiatan luar. “Kita perlu kasih semangat dan memberi contoh untuk berlaku ramah dengan pengunjung,” ucap Susana. Dalam kegiatan pekan amal tersebut ia pun berharap bisa mendapatkan dana yang banyak untuk membantu pembangunan Tzu Chi Hospital.

Begitu pula dengan Lina Tjandra (55), jalinan jodohnya dengan Tzu Chi bermula melalui tayangan DAAI TV sejak beberapa tahun lalu. Ia pun kerap kali mendengarkan ceramah Master Cheng Yen yang selalu menyentuh hatinya dan mengingatkan tentang kehidupan dan cinta kasih. Lina merupakan wanita karir yang harus mengurus bisnisnya sekaligus sebagai ibu rumah tangga. Namun sejak ia pindah rumah dan  berdekatan dengan Aula Jing Si, PIK, timbul niat untuk datang ke Tzu Chi. Relawan Komite Tzu Chi, Lian Na Sjamsul juga mengajaknya untuk mengikuti sosialisasi relawan, kegiatan komunitas, dan saat ini  telah menjadi relawan Abu Putih. Beberapa kali ikut kegiatan membuat hatinya semakin terharu walaupun hanya memiliki waktu di hari Sabtu dan Minggu untuk bersumbangsih di Tzu Chi.

Di Pekan Amal Tzu Chi 2018, Lina Tjandra berpartisipasi dengan menjual produk pupuk organik. Cara menjualnya pun cukup unik, dimana setiap pembelian produknya akan mendapatkan bonus pakaian. “Saya yakin bahwa pupuk saya ini bisa membantu banyak orang agar hasil tanamnya lebih baik, karena ini tanpa kimia dan aman bagi alam,” ucap Lina. Selain itu jika ada yang benar-benar kesulitan kondisi  ekonominya, ia juga membagikan pupuknya secara gratis. Dukungannya dalam pembangunan Tzu Chi Hospital juga terlihat dari sumbangsihnya dengan mengajak teman-teman untuk ikut berdonasi dalam pembelian ranjang bagi pasien. Lina juga berharap dan berdoa supaya Tzu Chi Indonesia berangsur-angsur mendapatkan dana untuk terwujudnya pembangunan Tzu Chi Hospital.

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Pekan Amal Tzu Chi 2018: Sumbangsih untuk Tzu Chi Hospital

Pekan Amal Tzu Chi 2018: Sumbangsih untuk Tzu Chi Hospital

26 April 2018

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali menggelar Pekan Amal Tzu Chi tahun 2018 yang diselenggarakan pada Sabtu dan  Minggu, 21-22 April 2018 di basement Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Pekan amal ini menyediakan beragam kuliner vegetaris dan berbagai produk lainnya seperti barang kebutuhan pokok (beras minyak goreng, gula dan lainnya), perlengkapan rumah tangga, pakaian, hingga barang-barang elektronik.


Pekan Amal Tzu Chi 2018: Sekali Mendayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui

Pekan Amal Tzu Chi 2018: Sekali Mendayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui

23 April 2018
Anne Djasa, Dewi Janti, dan beberapa temannya memborong berbagai kebutuhan pokok di Pekan Amal Tzu Chi. Bukan untuk keperluan pribadi, bahan-bahan pokok yang dibeli itu mereka salurkan ke panti jompo. Bagaikan peribahasa sekali mendayung dua tiga tiga pulau terlampaui. Dalam satu kali berbuat kebaikan, mereka sekaligus memberikan manfaat ke banyak tempat.
Pekan Amal Tzu Chi 2018: Senang Menjadi Bagian dari Pekan Amal Tzu Chi

Pekan Amal Tzu Chi 2018: Senang Menjadi Bagian dari Pekan Amal Tzu Chi

23 April 2018
Stan Tzu Chi Padang diserbu pembeli. Sate Padang vegetarian memang sudah tersohor kelezatannya. Tahun ini Tzu Chi Padang menyiapkan 1.700 porsi.
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -