Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Menapaki Perjalanan Tzu Chi Medan

Jurnalis : Nuraina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)

Minggu, 17 Januari 2016, Tzu Chi Medan mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun 2015 di Selecta  ballroom lt. 5, Jl. Listrik No. 2, Medan. Kegiatan ini dihadiri oleh 1.194 tamu undangan.

Minggu, 17 Januari 2016, Medan diguyur hujan. Namun hujan sore itu tidak menghalangi langkah masyarakat Kota Medan untuk menghadiri Pemberkahan Akhir Tahun 2015 yang diadakan di Selecta  ballroom lt. 5, Jl. Listrik No. 2, Medan. Mulai pukul 14.00 WIB, tamu mulai berdatangan yang disambut oleh barisan komite dan juga relawan. Sebanyak 1.194 tamu hadir dalam acara ini. Sebelum mereka beranjak menuju ruangan, mereka terlebih dahulu diajak untuk melihat pameran foto tentang Tzu Chi Medan dalam menjalankan misi-misi Tzu Chi selama 14 tahun lamanya.

Tahun ini insan Tzu Chi di seluruh dunia mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun sekaligus memperingati 50 tahun Tzu Chi Internasional dengan mengusung tema, “Jalan Cinta Kasih Universal Membentang Luas ke Seluruh Dunia, Jalinan Kasih Sayang Terus Bertahan untuk Selamanya”.

Pukul 15.30 WIB, acara dibuka oleh pembawa acara: Tony Honkley dan Indrawani. Indrawani mengucapkan terima kasih atas kehadiran semua tamu khususnya kepada para donatur yang tetap setia mendukung Yayasan Buddha Tzu Chi hingga Tzu Chi tetap dapat menjalankan misi-misinya.

Sebelum tamu undangan beranjak menuju ruangan, mereka terlebih dahulu diajak untuk melihat pameran foto tentang Tzu Chi Medan dalam menjalankan misi-misi Tzu Chi selama 14 tahun lamanya.

Zulfanur (kemeja biru), salah satu penerima bantuan Tzu Chi berbagi kisah mengenai bantuan yang pernah ia terima dari Tzu Chi.

Berbagi Kisah Penuh Makna

Dengan tema mengenai cinta kasih dan kasih sayang, relawan menampilkan peragaan isyarat tangan “Bao En” yang berarti Membalas Jasa. Dengan menampilkan isyarat tangan ini, relawan berharap dapat menebarkan Dharma yang terkandung di dalamnya yaitu cinta kasih dan balas budi terutama kepada orang tua kita sendiri.

Dalam kesempatan ini ditampilkan pula kilas balik Tzu Chi: kilas balik Tzu Chi Internasional pada 2015 dan kilas balik Tzu Chi Medan di sepanjang tahun 2015. Selain itu, ada pula sharing dari penerima bantuan Tzu Chi. Salah satunya adalah cerita dari Zulfanur.

Zulfanur (47) yang beralamat di Pasar VI Gg Himah, Labuhan Deli dulu sangat menderita karena menderita sakit di gusinya setelah pencabutan gigi yang ia lakukan. Setelah beberapa hari mengalami pendarahan, akhirnya ia berobat ke puskesmas. Darahnya berhenti, namun kondisi gusi dan mulut tetap nyeri dan sakit sehingga ia tidak bisa makan, minum, maupun bicara.

“Karena keterbatasan biaya, maka saya hanya bisa menahan sakit yang saya derita,” ucapnya.  Ia bersyukur telah bertemu dengan relawan Tzu Chi yang memberikan bantuan pengobatan berupa bedah syaraf. “Akhirnya saya dibawa ke surabaya dan bisa sehat kembali,” imbuh Zulfanur .

Fenny Yap, relawan Tzu Chi yang menangani pengobatan, anak asuh, dan santunan biaya hidup merasa tersentuh dengan kegigihan Zulfanur yang walaupun dalam keadaan sakit namun tetap menarik becak untuk menghidupi keluarga. Di usianya yang masih produktif, Tzu Chi Medan berharap dengan kesembuhannya, ia dapat kembali mencukupi kebutuhan keluarga dengan lebih baik lagi.

Angpao Master Cheng Yen

Di akhir acara, nampak barisan komite selangkah demi selangkah berjalan dengan rapin memasuki ruangan dengan membawa angpao Master Master Cheng Yen untuk dibagikan kepada para tamu. Setelah semua mendapatkan angpao, tamu diajak untuk mendengarkan ulasan Master Cheng Yen tentang makna angpao.

Menjelang tahun baru imlek setiap tahunnya, Master Cheng Yen akan mengalokasikan seluruh pendapatan atas hak royalti penulisan buku, rekaman audio, dan video menjadi angpao yang dibagikan kepada insan Tzu Chi sedunia dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi. Angpao tersebut merupakan ungkapan rasa terima kasih dari Master Cheng Yen kepada setiap insan Tzu Chi atas sumbangsih selama setahun ini. Melalui angpao, Master Cheng Yen pun memberkati semua orang agar berhasil memupuk berkah dan kebijaksanaan dari tahun ke tahun, dan kebijaksanaan tumbuh berkembang hari demi hari. Itulah sebabnya angpao Master dinamakan Angpao Berkah dan Kebijaksanaan.

Setelah setiap orang mendapatkan angpao Master maka barisan relawan biru putih membagikan pelita kepada setiap orang dan barisan komite dengan teratai di tangan bersama-sama dengan semua tamu yang dipimpin oleh Dao Ling Shifu melakukan doa bersama agar dunia bebas dari bencana dan masyarakat damai sejahtera.

Di akhir acara, setiap tamu undangan mendapatkan angpao Master Cheng Yen.

Dao Ling Shifu (jubah kuning) memimpin doa bersama agar dunia bebas dari bencana dan masyarakat damai sejahtera.

Pesan Cinta Kasih

Dalam kesempatan itu pula, Plt. Gubernur Sumatera Utara Tengku Ery Nuradi yang sempat hadir dalam kegiatan mengungkapkan terima kasih kepada seluruh relawan Tzu Chi karena telah memberikan bantuan di setiap bencana maupun musibah. “Para relawan hadir paling awal. Seperti saat bencana Erupsi Gunung Sinabung dan musibah jatuhnya pesawat Hercules. Ketika pemerintah memikirkan bagaimana memberikan bantuan, relawan Tzu Chi telah hadir dengan membawa bantuan,” ucapnya.

Sementara itu, Ustaz Amiruddin menyatakan kagum atas DAAI TV yang menyiarkan tayangan tanpa kekerasan, unsur politik, ataupun berita gosip selebriti. “Drama yang ditayangkan juga merupakan kisah nyata bukan kisah tawuran atau mistik ataupun mengenai dunia gaib, maka dalam setiap ceramah saya, saya anjurkan ke semua jemaah untuk menonton DAAI TV,” tukasnya.

Pendeta Ferdinandus pun berpendapat tidak jauh berbeda. Ia sendiri selalu menyempatkan waktu kala Tzu Chi memberikan undangan padanya. “Karena Tzu Chi itu lintas agama, jadi semua umat boleh ikut menggarap ladang berkah,” tuturnya. “Bumi adalah ladang kita, tergantung kita mau menggarapnya atau tidak, dan saya sangat salut dengan Tzu Chi karena jika ada bencana dan musibah, relawan akan segera hadir. Dan bila tidak ada bencana, Tzu Chi juga tetap melakukan kegiatan sosial seperti pembagian beras kepada kaum yang kurang mampu,” imbuhnya.

Sedangkan Endang Kamal, mewakili Ketua Tzu Chi Medan menyampaikan terima kasih kepada relawan dan donatur yang telah membantu Tzu Chi. “Hanya berkat dukungan shixiong shijie sekalian, Tzu Chi mampu berkembang pesat di Sumatera Utara dan tetap membantu sesama yang membutuhkan bantuan,” ucapnya.


Artikel Terkait

Mengenang Sejarah Tzu Chi Indonesia

Mengenang Sejarah Tzu Chi Indonesia

20 Januari 2016

Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015 ini menampilkan pentas drama kilas perjalanan Tzu Chi Indonesia. Berawal dari tahun 1993, para istri-istri pengusaha Taiwan (Liu Su Mei, Bao Qing, Liang Qiong, dan Chun Ying)  hingga kini menjadi besar yang telah berusia 22 tahun.

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Saling Dukung untuk Mengukir Sejarah Tzu Chi

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Saling Dukung untuk Mengukir Sejarah Tzu Chi

18 Januari 2016 Bertempat di Jiang Jing Tang Lt. 4 Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, drama berjudul “Sejarah Perjalanan Tzu Chi Indonesia” berhasil dipentaskan dihadapan tamu undangan di acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015 pada 16 dan 17 Januari 2016.
Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Menjadi Murid yang Sesungguhnya

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Menjadi Murid yang Sesungguhnya

16 Januari 2016
Berbagi kisah dengan Rose yang inspiratif menyadarkan kita betapa pentingnya untuk menjadi murid Master Cheng Yen yang baik. Semoga di awal tahun yang baru ini menambah semangat dan tekad kita untuk maju dan berani mengemban tanggung jawab. Agar cinta kasih dapat disebarluaskan dan dunia dapat terbebas dari bencana.
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -