Pemberkahan Akhir Tahun : Membangkitkan Tekad Bodhisatwa Dari Dalam Hati

Jurnalis : Erlina Khe (Tzu Chi Aceh), Fotografer : Desnita, Dinarwaty, Lydiawati (Tzu Chi Aceh)
 

fotoPeragaan isyarat tangan Sutra Makna Tanpa Batas, Bab Pertama mengenai sifat luhur Bodhisatwa.

Dengan jumlah donatur yang telah mencapai dua ratusan orang, relawan Tzu Chi Lhokseumawe , Aceh merasa perlu untuk mengadakan acara pemberkahan akhir tahun 2013 sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih dari Master Cheng Yen kepada semua orang yang telah mendukung Tzu Chi. Di samping itu, dengan diadakannya kegiatan tersebut maka masyarakat luas semakin memahami Tzu Chi sehingga dapat membangkitkan niat kebajikan dari hati setiap orang.

Bimbingan dan pendampingan antar saudara Se-Dharma, itulah yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi Medan kepada relawan Tzu Chi Lhoseumawe, Aceh. Untuk pelaksanaan acara pemberkahan akhir tahun 2013 ini, relawan Tzu Chi Lhoseumawe tak henti-hentinya selalu berkomunikasi dengan relawan Tzu Chi Medan sehingga kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik pada tanggal 19 Januari 2014 yang bertempat di Wisma Lilawangsa, Lhokseumawe, Aceh.

Dua hari sebelum kegiatan dilaksanakan, 9 orang relawan Tzu Chi Medan sudah berangkat ke Lhokseumawe sehingga dapat memberikan dukungan penuh kepada relawan setempat. Sehari sebelum dilaksanakannya kegiatan, 18 relawan Tzu Chi Banda Aceh tiba di Lhokseumawe dan langsung bergabung bersama dengan relawan yang lain untuk menata lokasi tempat akan dilaksanakan acara pemberkahan akhir tahun 2013. Sebelum acara dimulai, seluruh relawan berdoa agar hati setiap relawan dapat tenang sehingga acara dapat berlangsung dengan baik.

Tamu undangan yang berjumlah 140 orang, hadir di acara yang mana mayoritasnya adalah donatur tetap Tzu Chi. Mereka bukan saja yang berasal dari Lhokseumawe tetapi juga ada yang dari daerah sekitarnya seperti Bierun dan Krueng Gukueh. Beberapa tokoh agama setempat juga turut hadir sehingga terlihatlah kebersatuan hati di dalam masyarakat. Suasana kekeluargaan terlihat dengan jelas antar relawan dan tamu undangan. Sebelum acara utama dimulai, para donatur yang membawa celengan bambu dapat menuangkan celengannya. Ini adalah salah satu wujud nyata dimana misi celengan bambu tetap terpelihara sehingga setiap orang dapat memiliki kesempatan untuk mengembangkan niat baiknya menjadi sebuah wujud nyata. Salah satunya adalah Akbar. Akbar yang kehilangan salah satu kakinya dikarenakan kecelakaan mendapatkan bantuan berupa kaki palsu dari Tzu Chi. Dengan kakinya yang baru, Akbar lebih bersemangat untuk berjualan air tebu sehingga dapat menafkahi adik-adiknya. Akbar harus melakukan semuanya ini karena orang tua mereka telah meninggal dunia. Akbar juga mengajak teman-temannya untuk turut bersumbangsih lewat celengan bambu sehingga cinta kasih tidak hanya berlabuh di satu titik yang sama melainkan terus mengalir. Tidak memandang suku, agama, ras, dan bangsa, itulah yang dirasakannya sehingga membuatnya berikar kuat agar dapat terus bersumbangsih dan menjadi relawan Tzu Chi.

foto   foto

Keterangan :

  • Berdoa semoga hati manusia dapat tersucikan, masyarakat damai dan tentram serta semoga dunia terbebas dari bencana (kiri).
  • Misi celengan bambu tetap digalakkan agar dapat membangkitkan kebajikkan dari hati kita semua (kanan).

Peragaan isyarat tangan Sutra Makna tanpa Bata, bab pertama mengenai Sifat luhur Bodhisatwa diperagakan dengan baik oleh relawan Tzu Chi Lhokseumawe, Medan, dan Banda Aceh. "Saya sangat bangga melihat shixiong saya yang dulunya sama sekali tidak berani tampil di depan umum, hari in bisa tampil di depan umum dengan membawakan kata sambutan dan juga melihatnya ikut serta dalam peragaan isyarat tangan, ungkap Rosni, istri dari Agam Rusli yang juga menjadi koordinator acara. "Shixiong saya telah berubah banyak semenjak mengikuti Tzu Chi sehingga saya mendukung penuh agar dapat terus berjalan bersama dengan barisan Bodhisatwa dunia, " tambahnya. Selain datang bersama keluarganya, Agam Rusli juga menyediakan transportasi dari Krueng Gukueh, yang juga menjadi lokasi tempat tinggalnya kepada semua tamu undangan yang hendak mengikuti acara.
    
Video kilas balik Tzu Chi membuat banyak tamu undangan terharu karena mereka melihat sendiri wujud nyata bagaimana relawan Tzu Chi di seluruh penjuru dunia bersatu hati dalam menjalankan misi kemanusiaannya. Novita Sari, Tamu undangan dari Krueng Gukueh mengatakan bahwa setelah melihat tayangan tersebut, dirinya bertekad untuk bergabung dalam barisan Bodhisatwa dunia. Kemudian dengan menyaksikan kilas balik Tzu Chi Lhokseumawe, anggota keluarga relawan yang turut hadir menjadi lebih mengerti apa yang dilakukan oleh anak atau saudaranya selama ini di Tzu Chi.
    
Angpau pemberkahan dari Master Cheng Yen dibagikan kepada seluruh tamu undangan dan setelah menyimak ceramah Master Cheng Yen, acara pemberkahan akhir tahun 2013 diakhiri dengan doa. Dengan kondisi dunia yang seperti sekarang ini, diperlukan sebuah tekad kuat dan doa dari semua insan manusia. Semoga hati setiap manusia dapat tersucikan, masyarakat damai dan tentram, serta dunia bebas dari bencana. Dengan adanya Bodhisatwa baru yang bermunculan maka diharapkan tempat dimana Bodhisatwa itu berada maka tempat tersebut dapat terbebas dari bencana.

  
 

Artikel Terkait

Menggalang Hati, Mempelajari Kehidupan

Menggalang Hati, Mempelajari Kehidupan

27 Agustus 2010 Sebulan sekali, relawan He Qi Barat secara rutin mengunjungi rumah warga program Bebenah Kampung Tzu Chi. Dari 82 warga penerima bantuan, sekitar 80% warga telah menjadi donatur tetap Tzu Chi.
Ibu Adalah Bagian Hidupku

Ibu Adalah Bagian Hidupku

20 Agustus 2011 Peserta selalu diingatkan tentang tujuan mereka melakukan kegiatan bulanan Tzu Shao ini. Pada dasarnya kegiatan ini ingin mendidik siswa agar memahami budaya humanis Tzu Chi dan dapat berpartisipasi dalam berbagai bentuk kegiatan yang terdapat dalam misi Tzu Chi.
Belanja Sambil Beramal dan Menghemat Sumber Daya

Belanja Sambil Beramal dan Menghemat Sumber Daya

04 April 2023

Tzu Chi Pekanbaru kembali mengadakan kegiatan bazar amal. Barang-barang yang dijual merupakan barang-barang bekas yang masih layak pakai dan sumbangan dari para donatur.

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -