Penyerahan Rumah untuk Warga Palu

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya


Jernih Lasaso, salah satu warga dari Kelurahan Tipo sedang menandatangani suat perjanjian kepemilikan rumah yang dibangun Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Salah satu syarat kepemilikan rumah adalah rumah tidak boleh diperjualbelikan atau dikontrakkan selama 10 tahun.

Sebanyak 321 keluarga calon penerima bantuan rumah menandatangani surat perjanjian pemberian Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah pada 23-24 Oktober 2020. Kegiatan selama dua hari tersebut bertempat di Gedung Aula Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako, kota Palu, Sulawesi Tengah.

Hari pertama (Jumat, 23 Oktober 2020) sebanyak 153 keluarga sudah diverifikasi dari 200 keluarga yang ditargetkan. Para warga berasal dari Kelurahan Balaroa, Kelurahan Tondo Mamboro, Kelurahan Mamboro Barat, Kelurahan Palupi, Kelurahan Pengawu, dan Kelurahan Pantoloan Boya. Sedangkan pada hari kedua (Sabtu, 24 Oktober 2020), sebanyak 168 keluarga telah diverifikasi oleh relawan Tzu Chi Jakarta bersama BPBD Kota Palu. Sebanyak 168 keluarga ini adalah warga yang dulunya tinggal di Kelurahan Petobo, Kelurahan Lere, Kelurahan Baluri, Kelurahan Besusu Barat, Kelurahan Tipo, Kelurahan Talise, Kelurahan Layana Indah, Kelurahan Kabonema, Kelurahan Silae, Kelurahan Donggala Kodi, Kelurahan Pantoloan, dan Kelurahan Panau.

Ketua Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Indonesia, Joe Riadi mengatakan dari 1.500 unit rumah yang sudah dibangun di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako, terdapat 1.362 unit rumah yang sudah diterima warga. Sisanya 138 unit rumah lagi belum terisi menunggu verifikasi tahap keempat.

Kasih Sayang Ibu Kepada Anaknya


Relawan Tzu Chi menyerahkan salinan surat perjanjian yang sah kepada Jernih Lasaso untuk kepemilikan rumah di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah.

Salah satu penerima rumah adalah Jernih Lasaso (48) dari Kelurahan Tipo, Kecamatan Ulujadi. Wajahnya pun terlihat gembira bercampur haru ketika relawan Tzu Chi memberi selamat kepadanya. “Selamat ya Bu, sudah mendapatkan rumah. Nanti tolong dirawat rumah ini baik-baik ya,” kata Joe Riadi. “Ibu tinggal dimana sekarang?” tanya Joe Riadi kembali. “Sudah satu tahun saya tinggal di Huntara Terminal Tipo, sebelumnya saya tinggal di tenda selama satu tahun,” ungkap Jernih.

Jernih mengisahkan bagaimana perjuangannya bersama 4 orang anak (Bela Astini, Dandi endrawan, Denia Nurjeni, dan si kecil Nurul Zahara) ketika mengungsi ke perbukitan di wilayah Kalora. “Sepuluh menit setelah air mulai turun, saya lihat rumah saya sudah habis tidak terlihat lagi. Setelah tsunami itu kami mengungsi di perbukitan Kalora, hari pertama itu kami tidur di jalan, di kandang kambing, yang penting anak-anak saya bisa berteduh dari hujan dan panas,” kenang Jernih.


Joe Riadi, Ketua TTD Tzu Chi Indonesia sekaligus koordinator tim verifikasi sedang mensosialisasikan hal kepemilikan rumah kepada warga. Setiap rumah yang dibangun Tzu Chi memiliki tanah seluas 150 meter persegi dan bangunan baru berkuran 36 meter persegi.

Di hari ketiga, Jernih baru mendapatkan bantuan makanan, bukan bantuan tenda yang sangat diharapkannya. Setelah sepuluh hari pascatsunami, keluarga Jernih baru mendapatkan tenda, keluarga ini selalu berpindah-pindah tempat selama satu tahun.

Lalu, dari Pemda Palu menyiapkan Hunian Sementara (Huntara) barulah mereka pindah di Huntara Terminal Tipo selama setahun lebih. Jernih membesarkan keempat orang anaknya seorang diri, ia telah berpisah lama dengan sang suami sebelum bencana.

Perjuangan Jernih Demi Anak   


Para warga yang mengikuti verifikasi membaca informasi tentang Misi Amal Kemanusiaan Tzu Chi dan kegiatan relawan Tzu Chi di “Buletin Tzu Chi” yang dibagikan relawan pada saat penyerahan rumah di Tadulako.

Mengingat perjuangannya pascatsunami, ibu 4 orang anak ini merasa gembira dan haru ketika menerima nomor rumah dari relawan Tzu Chi di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako, Palu. Jernih termasuk korban bencana tsunami dalam kategori rumahnya hilang disapu tsunami. Untuk itu Jernih mengurus segala sesuatunya ke kantor kelurahan untuk melengkapi data-data apa saja yang harus dibuat hingga Jernih berharap bisa mendapatkan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako ini.

Relawan Tzu Chi sudah menjalani dua kali verifikasi, ada rasa cemas yang sempat membuat pupus harapan hati Jernih. Namun ia bersyukur karena namanya keluar diverifikasi yang ketiga ini. “Saya sempat khawatir kenapa ada orang yang rumahnya masih ada, tapi sudah mendapatkan bantuan stimulan (bantuan dana tunai dari pemerintah untuk pembangunan rumah -red). Kenapa kami yang sudah tidak ada rumah, lantainya saja sudah tidak ada, dan memang benar-benar habis kenapa tidak diprioritaskan,” keluh Jernih kala itu.

Namun rasa cemas itu berganti kebahagiaan. Baru satu bulan lalu nama Jernih ada dan terpampang di papan pengumuman kelurahan untuk verifikasi mendapatkan rumah yang dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Perasaan hati Jernih sangat lega. Akhirnya setelah penantian selama dua tahun lebih ia dan keluarga bisa pindah dari Huntara.


M. Bambang Sabarsyah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu sedang mensosialisasikan syarat dan ketentuan untuk mendapatkan perumahan bagi korban bencana gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi di Sulawesi Tengah.

Jernih mengutarakan keinginannya untuk secepatnya pindah ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi ini. Dan ia punya harapan ketika sudah menempati rumah yang dibangun Tzu Chi ini. “Saya harus kembali seperti semula, saya punya usaha tata rias kecantikan, trus jual sandal dan sepatu, saya mau usaha itu lagi secepatnya di perumahan ini,” kata Jernih bersemangat.

Di akhir pembicaraan itu Jernih mengucapkan sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang sangat berjasa dalam membantu warga Palu, baik saat terjadinya musibah bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi (bantuan sembako, pengobatan, dan santunan duka) hingga masa pemulihan pascabencana ini (membangun perumahan). “Kepada (relawan) Buddha Tzu Chi yang terhormat, yang sangat-sangat berjasa kepada kami yang terkena bencana. Saya terharu, karena atas bantuan mereka (Yayasan Buddha Tzu Chi) kami bisa mendapatkan perumahan yang layak, yang selama dua tahun ini kami sangat susah. Terima kasih Buddha Tzu Chi, terima kasih banyak tak terhingga,” kata Jernih lirih sambil menyapu air matanya di pipi.

Lebih lanjut jernih mengungkapkan, “Saya bilang ke anak-anak saya. Rumah yang diberikan Yayasan Buddha Tzu Chi ini harus kita syukuri,  ini pemberian Allah SWT melalui Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah memberikan pada kita yang terdampak (bencana),” tutup jernih dengan wajah penuh haru.

Ingin Hari Tuanya Bersama Anak dan Cucu 


Relawan Tzu Chi ada yang bertugas untuk mengatur alur proses verifikasi agar warga mudah dan nyaman menjalani proses verifikasi. Selain itu, relawan juga menjalankan protokol kesehatan terkait Covid-19 kepada warga yang mengikuti proses verifikasi.

Lain halnya dengan Azria (60) warga Petobo pensiunan pegawai Kecamatan Maraola yang mempunyai tiga orang anak. Kasih sayang seorang ibu pada anaknya ditunjukkan langsung oleh Azria. “Rumah saya di Petobo itu sertifikatnya atas nama saya. Nah, saya dapat disini mau saya kasih ke anak saya ini, jadi rumah ini atas nama anak saya bukan nama saya lagi. Makanya saya selalu dampingi karena serifikat tanahnya masih atas nama saya,” ungkap Azria.

“Saya sudah tua, sudah pensiun. Lebih baik sertifikat rumah saya yang hancur di Petobo itu dapat gantinya di rumah Buddha Tzu Chi ini dan sudah langsung saya berikan saja pada dia (anak kedua dari tiga anaknya),” ungkap Azria. Ia memang sudah meniatkan nanti di hari tuanya bisa bersama ketiga orang anaknya. “Saya bersyukur anak-anak saya selamat dari bencana. Harta bisa kita cari lagi pelan-pelan, saya mau hari tua saya tenang bersama anak-anak,” harap Azria.                

Saat verifikasi berlangsung, relawan Tzu Chi dengan ketat menjalankan protokol kesehatan terkait Covid-19 terhadap warga. Setiap warga yang memasuki gedung aula wajib mencuci tangan, memakai masker, dan duduk di kursi yang sudah di tentukan untuk menjaga jarak fisik.

Joe Riadi mengatakan pengundian nomor rumah bagi warga yang sudah siap pindah maka akan langsung diberikan kunci rumah dan bisa ditempati. Selanjutnya relawan Tzu Chi akan memberikan perlengkapan furniture (ranjang 2 unit, 1 meja makan dan 4 kursi, serta perlengkapan kamar mandi). Selain itu, proyek pembangunan dari Pulau Intan akan segera mengaktifkan air dan listrik. “Jika warga ada yang akan langsung masuk kita akan berikan langsung furniture-nya dan kita akan lapor ke PLN dan PAM untuk menyalurkan listrik dan air,” ungkap Joe Riadi.

Dalam kesempatan ini Joe Riadi juga berharap untuk warga yang sudah menerima rumah agar ke depannya bisa bergabung menjadi relawan Tzu Chi dan menjadi relawan komunitas. Para relawan Tzu Chi Jakarta dan Tzu Chi Makasar akan membina warga selama 10 tahun ke depan. Sebelumnya, relawan telah melakukan beberapa kali tahapan verifikasi bersama BPBD Kota Palu untuk memastikan kelengkapan data para warga sehingga bantuan bisa secara tepat sasaran.

Bantuan Rumah Tzu Chi untuk Para Korban Bencana


Peletakan batu pertama pembangunan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako. Dalam kegiatan ini hadir pula dua Shifu dari Griya Jing Si, Taiwan.

Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako merupakan sumbangsih Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan TNI, Eka Tjipta Foundation, Indofood dan lainnya untuk warga korban gempa, tsunami, dan likuefaksi di Sulawesi Tengah yang terjadi pada 28 September 2018 lalu. Pembangunan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako ini dimulai dengan peletakan batu pertama pada 4 Maret 2019.

Proses pembangunannya juga tidaklah mudah, beberapa tantangan dihadapi Tzu Chi Indonesia untuk mewujudkan sesuatu yang menjadi harapan besar warga ini. Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei mengaku sangat-sangat lega saat peletakan batu pertama Hunian Tetap (Huntap) bagi warga korban bencana ini akhirnya terlaksana.

“Jadi memang ada kendala waktu untuk menemukan lahan. Ini yang membuat kita lima bulan sejak kejadian baru bisa peletakan batu pertama. Nah hari ini istimewa sekali para Shifu dari Taiwan, dari Griya Jing Si datang merestui kegiatan kita pada hari ini. Para Shifu ini kan datang mewakili Master Cheng Yen, untuk memberikan blessing pada acara ini sekaligus juga untuk memberikan perhatian dari Master Cheng Yen kepada korban bencana,” ujar Liu Su Mei pada saat peletakan batu pertama Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako pada 4 Maret 2019 lalu.


Presiden RI Joko Widodo beserta istri didamping Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma dan Franky O. Widjaja, beserta para pejabat dan relawan Tzu Chi lainnya saat mengunjungi Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah.

Sementara itu Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma dan Franky O. Widjaja yang sempat menemani Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memantau dan melihat langsung proses pembangunan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Palu pada 29 Oktober 2019 lalu juga sangat optimis bahwa perumahan yang dibangun Tzu Chi tersebut bisa membangkitkan semangat para warga yang rumahnya hancur akibat bencana. “Saya rasa kalau sudah jadi rumahnya, ini bisa menyembuhkan luka warga yang rumahnya hancur. Mudah-mudahan nantinya mereka di sini bisa betah, berkembang (kehidupannya), bisa mencari nafkah, dan memulai hidup yang baru,” jelas Sugianto Kusuma.

Begitu pula dengan Franky O. Widjaja yang melihat bahwa rumah yang dibangun Tzu Chi sangat baik dan sangat layak kondisinya. “Saya rasa ini seperti yang Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi katakan bahwa apa yang kita mau berikan ke warga ya harus bisa kita tinggali sendiri. Itu sudah menjadi standar di Tzu Chi untuk diberikan kepada warga supaya nantinya mereka bisa kembali confident dan memiliki harapan baru ke depannya,” kata Franky O. Widjaja menjelaskan.

Editor: Arimami Suryo A, Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Penyerahan Rumah untuk Warga Palu

Penyerahan Rumah untuk Warga Palu

26 Oktober 2020

Selama dua hari (23-24 Oktober 2020) relawan Tzu Chi Jakarta bersama BPBD Kota Palu melakukan verifikasi tahap ketiga kepada warga calon penghuni Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -